Di Modern Marketing Talk 2023, Meta Indonesia Bagi Ilmu Jualan Lewat Conversational Messaging

Selain itu, dalam hal membuat kampanye, conversational messaging juga bisa dimanfaatkan untuk mengajak pelanggan ikut serta mendorong ketertarikan suatu produk atau jasa.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Jul 2023, 12:50 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2023, 12:50 WIB
Head of Industry Meta Indonesia, Aldo Rambie dalam diskusi MMA Indonesia Modern Marketing Talk 2023. Meta Indonesia menyoroti isu conversational messaging atau pesan percakapan dalam praktik marketing.
Head of Industry Meta Indonesia, Aldo Rambie dalam diskusi MMA Indonesia Modern Marketing Talk 2023. Meta Indonesia menyoroti isu conversational messaging atau pesan percakapan dalam praktik marketing.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam acara diskusi MMA Indonesia Modern Marketing Talk 2023, Meta Indonesia menyoroti isu conversational messaging atau pesan percakapan dalam praktik marketing.

Dalam Forbes ditulis bahwa conversational messaging adalah praktik yang melibatkan dialog dua arah melalui saluran digital pilihan pelanggan untuk suatu produk atau layanan, misalnya seperti Facebook Messenger, WhatsApp, dan lainnya.

Conversational messaging memungkinkan pelanggan merasa bahwa mereka telah didengar dan dipahami, dan diyakini dapat mempercepat proses pembelian.

"Sebenarnya dari dulu (conversational messaging) polanya sama, karena dengan adanya teknologi jadi memudahkan bisnis menjangkau pelanggan dengan cara yang lebih relevan," kata Head of Industry Meta Indonesia, Aldo Rambie kepada Liputan6.com di JW Marriott di Jakarta, Senin (3/7/2023).

"Jadi (dalam diskusi MMT) kami membahas bagaimana bisnis bisa mengadopsi strategi yang tepat, juga berkesinambungan untuk menjangkau pelanggan melalui conversational messaging," ungkapnya.

Aldo pun melihat conversational messaging sebagai hal yang tidak terpisahkan dari marketing, maupun advertising.

 

 

"Jadi bagaimana kita bisa memasukkan conversational messaging kedalam strategi marketing atau campaign," katanya.

 

Selain itu, dalam hal membuat kampanye, conversational messaging juga bisa dimanfaatkan untuk mengajak pelanggan ikut serta mendorong ketertarikan suatu produk atau jasa.

"Dari situ kemudian bisa masuk ke komponen dimana bisnis menjangkau customer dengan hal yang relevan, melakukan conversion," imbuh Aldo.

"Tentunya buat setiap bisnis hal itu bisa dilakukan dengan cara yang berbeda beda, karena industri berbeda beda, ada yang teknologi, ada yang food and beverage. Jadi dalam diskusi dibahas tentang bagaimana membangun top of mind melalui conversational messaging," tambahnya.

Aldo memaparkan contoh salah satunya di industri perbankan, bagaimana conversational messaging bisa menjawab pertanyaan pelanggan terkait layanan bank yang kompleks untuk dijelaskan, produk produk pinjaman.

Dia juga berharap, acara diskusi MMT ini bisa memberikan banyak manfaat bagi peserta salah satunya membangun jaringan, menambah ilmu baru, yang diharapkan bisa diaplikasikan dan memberikan keuntungan bagi bisnis mereka.

"Menurut saya forum seperti MMT itu relevan untuk dilakukan secara berkala karena menjadi upgrading skill," ucapnya.

MMA Indonesia Gelar Acara Diskusi Marketing, Bahas Perkembangan Teknologi AI hingga Privasi Data

Country Head & Board of Director MMA Indonesia, Shanti Tolani
Country Head & Board of Director MMA Indonesia, Shanti Tolani (Dok: Natasha)

MMA Indonesia pada Senin (3/7/2023) menyelenggarakan acara diskusi Marketing yang menghadirkan belasan eksekutif dari berbagai perusahaan ternama, mulai dari Grab, Meta, Starbucks, Johnson & Jonhson, dan sejumlah perusahaan multinasional lainnya.

Ini merupakan acara diskusi marketing kedua yang diselenggarakan MMA Indonesia, yang tahun ini bertajuk Modern Marketing Talk 2023 : Architecting Business Impact.

Country Head & Board of Director MMA Indonesia, Shanti Tolani mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memberikan perspektif tentang evolusi dan perubahan fundamental dalam industri marketing.

“Kami benar-benar percaya bahwa sebagai badan industri yang netral bersama dengan dewan direksi atau anggota atau mitra kami, kami semua dapat membentuk masa depan periklanan dan pemasaran yang positif,” tutur Shanti dalam Dalam pidatonya di JW Marriot Jakarta, Senin (3/7/2023).

Dalam kesempatan terpisah, Shanti melihat keunikan dari Modern Marketing Talk, di mana acara tersebut tak hanya mempertemukan para pemimpin perusahaan, tetapi juga memberikan peluang pada organisasi, media, dan pengusaha lainnya untuk bersama sama mempelajari ilmu marketing di era modern.

"Topik yang kita (bahas) hari ini, Anda tahu, di antaranya adalah privasi data, pembagian data, data pihak pertama, hingga sentrisitas pelanggan," ungkapnya kepada Liputan6.com. Adapun pembahasan mengenai marketing di era kemunculan teknologi AI dan web 3.0.

"Jadi topik hari ini sebenarnya membantu brand untuk memiliki bayangan di masa depan (industri) di kuartal berikutnya seperti apa, tahun depan seperti apa," kata Shanti.

Diskusi Selanjutnya

Country Head & Board of Director MMA Indonesia, Shanti Tolani dalam diskusi Modern Marketing Talk 2023 : Architecting Business Impact.
Country Head & Board of Director MMA Indonesia, Shanti Tolani dalam diskusi Modern Marketing Talk 2023 : Architecting Business Impact.

Dalam kesempatan itu, Shanti juga membocorkan beberapa topik yang kemungkinan akan menjadi pembahasan dalam acara diskusi MMA Indonesia selanjutnya.

"Untuk MMA, diskusi kami selanjutnya (direncanakan) sekitar November 2023 atau kuartal keempat. Nanti kita akan bahasrencana untuk tahun 2024, bagaimana kita akan melangkah ke tahun selanjutnya, bagaimana merencanakan dan menyusun strategi sebagai badan industri marketing besar dalam periklanan dan ruang pemasaran," imbuhnya.

Shanti juga melihat, diskusi MMA selanjutnya juga kemungkinan membahas industri marketing di tengah situasi ekonomi menjelang tahun 2024.

"Jadi ketika kita melihat membangun topik untuk acara selanjutnya, itu pasti akan ada arahan dari Board of Directors kita. Kita akan mengulas kembali tantangan apa saja yang ada di Indonesia, bagaimana trennya, outlooknya, hal apa saja yang perlu diwaspadai, apa dampak dari situasi perekonomian Indonesia saat itu?," pungkasnya.

"Tapi saya kira fokusnya akan lebih besar adalah tentang perkembangan ekonomi digital Indonesia, dan positioningnya ke depan. Juga masih di seputar data, AI, kekuatan kreativitas visual, hingga martech," tambah Shanti.

  

Infografis Peringkat Investasi Indonesia
Peringkat Investasi Indonesia Naik (Liputan6.com/Triyas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya