Inflasi Singapura Terus Menjinak, Sentuh 4,2 Persen di Juni 2023

Inflasi keseluruhan Singapura turun menjadi 4,5 persen year-on-year di Juni 2023, turun dari 5,1 persen di bulan sebelumnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Jul 2023, 15:20 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2023, 15:20 WIB
Chinatown di Kota Singapura.
Chinatown di Kota Singapura. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Inflasi di negara tetangga, Singapura melanjutkan tren penurunan menjadi 4,2 persen year-on-year di bulan Juni.

Melansir Channel News Asia, Senin (24/7/2023) Otoritas Moneter Singapura (MAS) dan Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) Singapura mengunngkapkan bahwa penurunan inflasi pada bulan Juni sebagian besar mencerminkan angka yang lebih rendah untuk harga pangan dan jasa.

Sebagai informasi, inflasi inti tidak termasuk biaya akomodasi dan transportasi pribadi.

Sementara itu, inflasi keseluruhan Singapura juga turun menjadi 4,5 persen year-on-year di Juni 2023, turun dari 5,1 persen di bulan sebelumnya.

"Hal ini didorong oleh penurunan inflasi angkutan pribadi, selain penurunan inflasi inti," kata MAS dan MTI.

Semua sektor di Singapura mengalami penurunan inflasi di bulan Juni.

Inflasi barang di negara itu turun menjadi 5,9 persen dari 6,8 persen di bulan Mei, karena harga makanan yang tidak dimasak dan makanan siap saji naik dengan laju yang lebih lambat.

Inflasi jasa juga turun dari 3,9 persen di bulan Mei menjadi 3,6 persen di bulan Juni, karena laju kenaikan biaya liburan dan tiket pesawat yang lebih lambat.

Adapun inflasi ritel dan barang lainnya yang ikut turun menjadi 2,7 persen, juga inflasi listrik dan gas turun menjadi 3,1 persen di bulan Juni, didukung oleh kenaikan biaya listrik yang lebih kecil.

Kemudian ada inflasi akomodasi yang turun menjadi 4,5 persen dan angkutan pribadi turun menjadi 5,8 persen, didukung oleh penurunan harga BBM yang lebih tajam dan kenaikan harga mobil yang lebih kecil.

Inflasi Singapura Diproyeksi Sentuh 4,5 Hingga 5,5 Persen di 2023

Aktivitas Warga Singapura Saat Diselimuti Kabut Asap
Warga beraktivitas saat kabut asap menyelimuti kota Singapura (15/9/2019). Akibat kabut asap yang terjadi di kota tersebut membuat Grand Prix Formula 1 di Singapura pekan depan, 20-22 September 2019, terancam batal. (AFP Photo/Roslan Rahman)

Untuk tahun 2023 secara keseluruhan, inflasi utama Singapura diproyeksikan rata-rata akan menyentuh 4,5 persen hingga 5,5 persen, turun dari proyeksi bulan lalu sebesar 5,5 persen hingga 6,5 persen.

Inflasi inti sementara itu diproyeksikan akan mencapai rata-rata 3,5 persen hingga 4,5 persen.

Tidak termasuk efek sementara dari kenaikan 1 poin persentase dalam Pajak Barang dan Jasa (GST), inflasi utama diperkirakan akan mencapai 3,5 hingga 4,5 persen dan inflasi inti pada 2,5 hingga 3,5 persen.

"Risiko naik tetap ada, termasuk dari guncangan baru terhadap harga komoditas global dan pengetatan yang lebih persisten dari perkiraan di pasar tenaga kerja domestik," kata MAS dan MTI.

"Pada saat yang sama, ada juga risiko penurunan seperti penurunan yang lebih tajam dari yang diproyeksikan di negara maju yang dapat mendorong pelonggaran tekanan inflasi secara umum," bebernya.

Inilah Daftar Negara dengan Inflasi Tertinggi di Dunia, Siapa Teratas

Mengenal Konsep Inflasi dalam Ekonomi
Ilustrasi Konsep Inflasi Credit: pexels.com/pixabay

Lonjakan inflasi di Amerika Serikat telah mereda dalam beberapa bulan terakhir, turun menjadi 4 persen pada bulan Mei setelah memuncak di atas 9 persen tahun lalu. 

Tetapi bahkan pada kondisi terburuknya, kenaikan inflasi di AS hanyalah penurunan dibandingkan dengan apa yang telah dialami oleh negara dengan inflasi tertinggi di dunia.

Melansir CNN Business, Selasa (11/7/2023) salah satu dari negara dengan inflasi tertinggi ini adalah Venezuela, Argentina, dan Sudan yang telah dibebani dengan inflasi yang meroket selama beberapa dekade.

Pada 2022 lalu, harga konsumen di Venezuela naik lebih dari empat kali lebih tinggi dari tahun sebelumnya, sementara di Argentina hampir dua kali lebih tinggi dari tahun 2021, menurut data dari Dana Moneter Internasional (IMF).

Sebagai perbandingan, inflasi tertinggi yang pernah dialami beberapa generasi di Amerika, baik milenial maupun Gen Z adalah pada tahun-tahun sebelumnya, menurut data IMF.

Sejak 1982, yang merupakan tahun awal generasi milenial, inflasi tahunan di AS rata-rata 2,9 persen dan hanya enam kali mencapai 4 persen, termasuk krisis keuangan 2007-2008 dan setelah pandemi Covid-19.

Di negara maju secara keseluruhan, inflasi rata-rata mencapai 2,4 persen sejak tahun 1990-an. 

Kemudian studi oleh The Fed menunjukkan bahwa periode inflasi yang sangat rendah berakhir pada tahun 2021, karena faktor-faktor termasuk pandemi dan perang Rusia-Ukraina.

Pada tahun 2021, inflasi di negara-negara maju, yaitu Uni Eropa, Inggris, dan AS naik menjadi 5,3 persen, kemudian menjadi 7,3 persen pada tahun 2022.

Sementara itu, inflasi di Venezuela terus berlanjut setidaknya sejak tahun 1980-an, menurut data IMF.

Negara Amerika Latin itu mengalami hiperinflasi lebih dari 130.000 persen pada tahun 2018, ketika pemerintah harus membuat mata uang baru, Bolivar Soberano, senilai 100.000 bolivar lama, untuk menyederhanakan transaksi.

Pada 2022, inflasi Venezuela masih 310 persen, tertinggi di dunia pada tahun itu.

Daftar Negara dengan Inflasi Tertinggi di Dunia

Ilustrasi Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Sumber: Pixabay)

Berikut adalah daftar negara dengan inflasi tertinggi di dunia pada tahun 2022, menurut IMF :

  • Venezuela 310 persen
  • Zimbabwe 244 persen
  • Argentina 95 persen
  • Sudan 87 persen
  • Turki 64 persen
  • Sri Lanka 57 persen
  • Suriname 55 persen
  • Ghana 54 persen
  • Iran 50 persen
  • Sudan Selatan 41 persen
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya