Liputan6.com, Jakarta - Selain tiket kereta LRT Jabodebek, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kereta cepat Jakarta-Bandung, MRT dan sejumlah moda transportasi lain akan disubsidi pemerintah. Pemberian subsidi ini agar meringankan biaya kepada konsumen.
“Ada subsidi, baik yang namanya kereta bandara, baik yang namanya Transjakarta, KRL, baik yang namanya kereta api, baik yang namanya LRT, baik yang namanya MRT, baik namanya kereta cepat, semuanya harus ada subsidinya,” ujar Jokowi, di Stasiun LRT Dukuh Atas, Kamis, 10 Agustus 2023, dikutip dari Antara, Senin (14/8/2023).
Baca Juga
Jokowi menuturkan, subsidi itu akan diberikan melalui Public Service Obligation (PSO). Pemberian subsidi itu supaya dapat meringankan harga tiket moda transportasi yang dibebankan kepada konsumen.
Advertisement
Jokowi berharap masyarakat dapat berpindah ke transportasi massal dari penggunaan kendaraan pribadi.
Jokowi menuturkan, akibat masifnya pemakaian kendaraan pribadi, kemacetan di Jabodetabek dan Bandung makin parah. Hal itu juga membuat kerugian besar mencapai hampir Rp 100 triliun.
“Kerugian kita per tahun itu hampir Rp 100 triliun karena kemacetan di Jabodetabek dan Bandung,” tutur dia.
Jokowi menilai, kemacetan itu harus segera diatasi karena telah merugikan perekonomian Jabodetabek dan Bandung secara signifikan. Pemerintah melakukan sejumlah upaya untuk atasi kemacetan itu, di antaranya dengan memberikan subsidi agar tiket moda transportasi massal terjangkau.
“Bahwa harus ada subsidi itu kewajiban pemerintah, kewajiban negara, karena ini bentuk pelayanan terhadap masyarakat,” kata dia.
Jokowi menuturkan, kereta LRT Jabodebek akan diresmikan pada 26 Agustus 2023, sedangkan kereta cepat Jakarta-Bandung akan diuji coba lagi pada September 2023.
“Semakin cepat dioperasikan semakin baik, karena kita tahu setiap hari kita hadapi kemacetan, setiap hari kita juga hadapi polusi,” tutur dia.
Uji Coba September 2023, Kereta Cepat Jakarta Bandung Sudah Siap?
Sebelumnya, prasarana Kereta Cepat Jakarta Bandung menunjukkan progres yang signifikan. Progres konstruksi saat ini mencapai 95,57 persen per Juli 2023.
"Progres saat ini 95 persenan secara fisik tahapan final uji coba sertifikasi Kemenhub, itu bener-bener kita bisa mendapatkan hasil terbaik," kata Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi saat ditemui di kantor KCIC Halim, Sabtu (12/8/2023).
Adapun untuk pembangunan Stasiun Halim sudah mencapai 98 persen, Karawang mencapai 98,14 persen, Padalarang mencapai 67,51 persen, dan Tegalluar mencapai 99,82 persen.
"Saat ini progres stasiun Halim di angka 97-98 persen sudah mencapai tahap final, kerapian dan poin penting setelah progres konstruksi Stasiun adalah aksesibilitas," ujarnya.
Di sisi lain, Dwiyana mengungkapkan, sejumlah persiapan juga dilakukan seperti uji coba KA Cepat dengan kecepatan hingga 350 km/h, sertifikasi sarana dan prasarana dengan Kementerian Perhubungan untuk mendapatkan izin operasi.
Secara bertahap KCIC juga sedang mempersiapkan berbagai perlengkapan di area stasiun untuk pelayanan dan kenyamanan kepada para penumpang. Melalui sejumlah persiapan yang dilakukan diberbagai sisi diharapkan uji coba dengan penumpang tak berbayar yang akan mulai dilakukan pada awal September dapat berjalan lancar.
Stasiun Kereta Cepat
Adapun terkait akses, KCIC telah mempersiapkan akses area Stasiun KA Cepat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya.
Penyediaan akses tersebut dapat dilakukan melalui dukungan besar dari pemerintah pusat, daerah, BUMN, swasta, dan para operator transportasi untuk mewujudkan aksesibilitas dan integrasi antar moda yang baik bagi penumpang Kereta Cepat.
Advertisement
Mudah Dijangkau Masyarakat
Seperti Stasiun Halim yang akan mudah dijangkau oleh masyarakat melalui berbagai akses, yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan.
"Sejumlah kerjasama dengan berbagai operator juga dijalin agar berbagai moda transportasi dapat menjangkau Stasiun Halim," ujarnya.
Stasiun Halim akan memiliki konektivitas dengan Jalan Raya melalui akses dari Jl DI Panjaitan, Exit Tol km 1+850 Tol Jakarta - Cikampek, LRT Jabodebek hingga nantinya BRT Transjakarta, BRT JR Connexion, Shuttle dari bandara halim, Microtrans, dan taksi konvesional maupun online.
"Masyarakat Jakarta dan sekitarnya diharapkan bisa dengan mudah menjangkau Stasiun KA Cepat Halim. Karena itu kami berusaha untuk menyediakan berbagai akses yang strategis untuk memenuhi kebutuhan tersebut," pungkasnya.
Ini Ragam Akses Transportasi Menuju Stasiun Kereta Cepat Halim
Menjelang uji coba pra operasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang akan berlangsung mulai awal September 2023, KCIC berkomitmen untuk menyiapkan akses menuju area Stasiun Kereta Cepat yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya.
Penyediaan akses tersebut dapat dilakukan melalui dukungan besar dari pemerintah pusat, daerah, BUMN, swasta, dan para operator transportasi untuk mewujudkan aksesibilitas dan integrasi antar moda yang baik bagi penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Seperti Stasiun Halim yang akan mudah dijangkau oleh masyarakat melalui berbagai akses yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan. Sejumlah kerjasama dengan berbagai operator juga dijalin agar berbagai moda transportasi dapat menjangkau Stasiun Halim.
Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menjelaskan, Stasiun Halim akan memiliki konektivitas dengan Jalan Raya melalui akses dari Jl DI Panjaitan, Exit Tol km 1+850 Tol Jakarta - Cikampek, LRT Jabodebek hingga nantinya BRT Transjakarta, BRT JR Connexion, Shuttle dari bandara halim, Microtrans, dan taksi konvesional maupun online.
"Masyarakat Jakarta dan sekitarnya diharapkan bisa dengan mudah menjangkau Stasiun KA Cepat Halim. Karena itu kami berusaha untuk menyediakan berbagai akses yang strategis untuk memenuhi kebutuhan tersebut," ujar Dwiyana saat ditemui di kantor KCIC Halim, Sabtu (12/8/2023).
Advertisement