Indonesia Punya Potensi Besar Pimpin Forum Sustainability Internasional

Indonesia memiliki modal yang kuat untuk menggarap proyek berkelanjutan atau sustainability kedepannya. Mulai dari hutan bakau hingga potensi penyimpanan karbon.

oleh Arief Rahman H diperbarui 01 Sep 2023, 18:51 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2023, 15:30 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin
Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin menerangkan potensi-potensi proyek berkelanjutan atau sustainability membuat Indonesia percaya diri untuk menjadi pemimpin forum internasional berbicara sustainability.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mencatat Indonesia memiliki modal yang kuat untuk menggarap proyek berkelanjutan atau sustainability kedepannya. Mulai dari hutan bakau hingga potensi penyimpanan karbon.

Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin menerangkan potensi-potensi itu yang membuat Indonesia percaya diri untuk menjadi pemimpin forum internasional berbicara sustainability. Alhasil, akan digelar Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023 di Jakarta pada 7-8 September 2023.

"Jadi, isu sustainability, isu Indonesia ladership, kemudian kita juga tau bahwa untuk isu sustainability ini Indonesia ini bisa punya peran yang sangat kritikal untuk green economy. Misal contoh kita punya banyak sekali critical mineral yang diperlukan untuk energy storage dan energi Indonesia di masa depan," ujarnya dalam Media Briefing di Kantor Kemenko Marves, Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Kemudian, banyak sebaran hutan gambut hingga hutan bakau yang berpotensi sebagai solusi natural dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK). Termasuk didalamnya punya potensi untuk carbon capture.

 

"Kita punya beberapa base industry yang juga misalnya untuk melakukan alternative energy seperti biofuel dan sebagainya. Jadi banyak sekali kita bisa berkontribusi, yang bisa kita share ke dunia," jelasnya.

Berbicara keberlanjutan dan peduli akan dampak lingkungan, Rachmat menilai kalau ini juga sejalan dengan visi Indonesia Emas di 2045 mendatang. Salah satu caranya adalah mendorong ekonomi berbasis lingkungan dengan memanfaatkan kekayaan alam Indonesia.

"Nah untuk itu kita ingin membuat satu wadah, satu forum kolaborasi, forum komunikasi dan kita ingin dilakukan di Indonesia terkait leadership," tegasnya.

 

Masalah Kompleks

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin.

Lebih lanjut, Rachmat menyebut dengan banyaknya potensi yang ada, tak melepaskan diri kalau Indonesia menghadapi masalah kompleks dalam pemanfaatannya. Maka, diperlukan mencari solusi terbaik dari pandangan berbagai negata.

"Jadi bagaimana Indonesia itu sendiri sebagai negara berkembang dan tapi mempunyai sumber daya yang sangat dibutuhkan oleh dunia tentu bisa jadi contoh, bisa jadi tempat diskusi karena masalah indonesia itu juga cukup kompleks," kata dia.

"Jadi misalnya kita bisa menjadikan Indonesia ini sebagai wadah laboratorium untuk berdiskusi, solusi-solusi yang bisa kita temukan di Indoensia mungkin bisa kita share ke seluruh dunia," sambung dia.

Dia berharap Indonesia Sustainability Forum bisa menjadi panduan internasional. Rachmat berharap ini bisa jadi agenda internasional yang terus berlanjut kedepannya.

"Kalau kita jadi presidensi G20 mungkin setiap 20 tahun, kalau kita jadi ketua ASEAN setiap 10 tahun, jadi ini adalah event yang kita rencanakan dan kita harapkan bisa menjadi tempat Indonesia menunjukkan leadership kita di dunia," pungkasnya.

 

Jadi Wadah 700 Pakar Kelas Dunia

Gas Rumah Kaca
Ilustrasi Gas Rumah Kaca Credit: pixabay

Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan forum kelas dunia yang berbicara mengenai proyek-proyek berkelanjutan. Hal itu akan dituangkan dalam Indonesia Sustainability Forum yang dihelat pada 7-8 September 2023 mendatang.

Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Rachmat Kaimuddin menerangkan saat ini sudah banyak perjanjian internasional untuk menekan emisi gas rumah kaca (GRK).

"Tentunya, upaya global harus mempertimbangkan beragam prioritas kepentingan negara maju dan berkembang. Sehingga, pertumbuhan berkelanjutan dapat dirasakan secara adil dan merata oleh semua khalayak. Pemerintah Indonesia berharap ISF dapat menghadirkan wadah atau platform kolaborasi lintas negara yang baru dan adil," tuturnya dalam Mesia Briefing di Kantor Kemenko Marves, Selasa (22/8/2023).

ISF sendiri digelar atas kolaborasi antara Kemenko Marves dan Kadin Indonesia. Acara ini akan menjadi konferensi sustainability paling akbar di Indonesia yang mempertemukan sekitar 700 pemangku kebijakan, pakar ahli, serta investor dari seluruh dunia. Tujuannya untuk membangun kemitraan di bidang sustainability dalam rangka mempercepat pertumbuhan ekonomi hijau.

“Dunia sedang berpacu dengan waktu untuk memenuhi komitmen Net Zero serta menyukseskan agenda pembangunan berkesinambungan atau SDGs," ungkap Rachmat.

 

Ajak Pengusaha Terlibat

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Koordinator Kadin Indonesia Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri, Shinta Kamdani mengatakan pihaknya mengundang para pengusaha untuk ikut terlibat. Misalnya, dengan membidik calon investor untuk menangkap peluang kerja sama sustainability kedepannya.

“Inisiatif prinsip keberlanjutan adalah imperatif agar kita bisa keluar dari middle income trap dengan mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen dalam rangka mencapai target Indonesia Emas di tahun 2045. Untuk itu pemerintah dan pelaku usaha perlu bersinergi untuk memastikan akselerasi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang inklusif," terangnya.

Menurutnya, gelaran ISF 2023 adalah bukti nyata kolaborasi pelaku usaha dan pemerintah untuk menciptakan ekosistem bisnis berkelanjutan dalam transisi ekonomi hijau.

"Kadin Indonesia sendiri juga telah turut aktif mendorong inisiatif menuju transisi ekonomi hijau dan investasi hijau di Indonesia dan Asia Tenggara melalui Kadin Net Zero Hub dan Carbon Center of Excellence," imbuh Shinta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya