Liputan6.com, Jakarta Vale Indonesia menggandeng Zhejian Huayou Vobalt Co. Ltd (Huayou) dan PT Huali Nuckel Indonesia (Huali) dalam menggarap bahan baku baterai kendaraan listrik. Ketiganya akan menggarap sekitar 60.000 ton nikel.
Tiga perusahaan tambang itu kerja sama untuk pembangunan fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL). Lewat itu, dipasang target produksi 60.000 ton nikel dan 5.000 ton kobalt per tahun dalam bentuk produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang dapat diolah lebih lanjut menjadi baterai kendaraan listrik.
Baca Juga
"Proyek ini akan mengolah bijih nikel berjenis limonit dari blok Sorowako, sementara pabrik HPAL akan berlokasi di Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Proyek ini, bersama dengan progress terbaru dari proyek HPAL Pomalaa dan proyek Morowali, adalah bagian dari perwujudan komitmen pertumbuhan, dan pemenuhan dari komitmen investasi kami," ujar CEO Vale Indonesia Febriany Eddy, dalam keterangan resmi, Sabtu (26/8/2023).
Advertisement
Febriany menyampaikan, kerja sama ini selaras dengan visi Indonesia untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik domestik. Pada saat yang sama menjadikan PT Vale sebagai kontributor utama dalam menjawab tantangan dekarbonisasi dunia.
Â
"Dengan investasi yang mampu menghadirkan peningkatan ekonomi lokal, dan memastikan pemberdayaan yang optimal untuk sumber daya nikel Indonesia. Komitmen rendah karbon dan mitra kami, beserta konsistensi praktik pertambangan berkelanjutan PT Vale, akan membuat proyek ini berkelas dunia," paparnya.
Sementara itu, Presiden Komisaris Vale Indonesia Desnee Naidoo menyampaikan perjanjian ini adalah capaian strategis untuk PT Vale, sebagai bagian dari pelaksanaan program investasi kami senilai USD 8,6 juta di Indonesia.
“Dengan lebih dari setengah abad beroperasi di Indonesia, PT Vale memiliki posisi yang unik dan berkomitmen untuk mendukung percepatan target Indonesia untuk hilirisasi yang lebih maju, serta untuk menghadirkan rantai pasok kendaraan listrik (EV) yang menarik dari pertambangan mineral menuju produksi baterai dan kendaraan," urainya.
Â
Kerja Sam Rendah Karbon
Kemudian, Chairman Huayou, Chen Xuehua mengatakan, melalui kerja sama ini, Huayou akan melaksanakan pengembangan sumber daya yang rendah karbon, hijau, dan berkelanjutan, melaksanakan konsep ESG secara mendalam.
Tujuannya untuk meningkatkan kekuatan dari industri energi baru, serta berkontribusi untuk pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia, serta untuk industri dan rantai pasok EV secara global. Proyek HPAL ini akan memulai konstruksi segera setelah mendapatkan perizinan yang dibutuhkan.
"Kerja sama untuk membangun masa depan industri lithium yang setara adalah konsep pengembangan yang komitmen pelaksanaannya dipegang teguh oleh Huayou," kata dia.
"Kerja sama ini adalah satu lagi kombinasi sempurna dari praktik terdepan berkelas dunia dari Huayou Cobalt, untuk teknologi pengolahan berbasis HPAL yang hijau dan rendah karbon, keunggulan sumber daya yang dimiliki Indonesia dan konsistensi pertambangan berkelanjutan PT Vale," pungkasnya.
Â
Advertisement
Akuisisi Saham Vale
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara soal proses divestasi saham Vale Canada Limited di PT Vale Indonesia Tbk kepada Holding Pertambangan BUMN, MIND ID.
Ia mengatakan, ia telah bersepakat dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), bahwa pencaplokan saham Vale Indonesia oleh MIND ID baik untuk semua kalangan. Dalam hal ini, ia mencontohkan akuisisi 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
"Kita punya kesepakatan hari ini bahwa kita mendorong Kementerian ESDM untuk membuat policy yang baik untuk semua. Salah satunya ketika saya bicara dengan beliau (Menteri ESDM), kalau Freeport yang kerjasama internasional dan BUMN harus relinquish (pelepasan saham)," ujar Erick Thohir di Jakarta, Senin (14/8/2023).
"Lalu juga dari private sector banyak pemilik tambang juga relinquish. Mohon maaf bukan saya anti investasi asing. Ini kan policy, harus relinquish. Kita harus ada transparansi kebijakan," tegas Erick Thohir.
Tergantung Menteri ESDM
Erick pun bersyukur langkah nasionalisasi tersebut didukung Menteri ESDM, Arifin Tasrif. Namun, ia menyerahkan sepenuhnya kebijakan soal divestasi saham Vale Indonesia ke MIND ID kepada Arifin.
"Kita tunggu saja. Tidak ada kaitannya dengan pembelian saham daripada MIND ID ke Vale. Itu proses B2B yang kita harapkan bisa rampung sesegera mungkin. Angkanya berapa ya kita ikut saja. Jadi ini ada dua konteks yang berbeda di bawah satu payung yang sama," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengabarkan, PT Vale Indonesia Tbk sudah sepakat menyerahkan divestasi saham 14 persen ke MIND ID.
Arifin mengutarakan, divestasi saham Vale ke MIND ID sudah memasuki tahap akhir. Tinggal proses konsolidasi keuangan secara business to business (B2B). Baru kemudian memutuskan soal kesepakatan operasional, yang dijajaki untuk bisa beralih ke MIND ID.