Liputan6.com, Jakarta Salah satu bidang yang menjadi fokus dari pelaksanaan ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 adalah keuangan berkelanjutan dan inovatif. Pasalnya, hal tersebut merupakan bagian terpenting dalam upaya dunia memerangi perubahan iklim dan menuju ekonomi hijau serta pembangunan berkelanjutan.
Berkaitan dengan itu, Bank Mandiri pun mendukung penuh pelaksanaan AIPF 2023. Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar mengatakan, dalam keuangan berkelanjutan, sektor keuangan berperan dalam memobilisasi sumber daya dan modal untuk mengatasi perubahan iklim dan mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Baca Juga
"Sebagai bank pelat merah terbesar di Indonesia, Bank Mandiri berkomitmen terus mengembangkan sustainable banking. Untuk itu, Bank Mandiri konsisten mengembangkan produk-produk keuangan berkelanjutan, baik dari sisi pembiayaan hijau maupun dari sisi pendanaan," katanya.
Advertisement
Alexandra juga memaparkan bahwa penyaluran green financing Bank Mandiri secara konsisten terus bertumbuh sebagai wujud penerapan keuangan berkelanjutan dan implementasi prinsip Environment, Social and Governance (ESG). Ia menyebut, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit hijau naik 10,2% year on year (yoy) menjadi Rp115 triliun per Juni 2023.
"Realisasi tersebut menjadikan Bank Mandiri sebagai market leader green financing di industri perbankan Tanah Air. Hingga paruh pertama 2023, penyaluran green financing bank pelat merah ini berkontribusi sebesar 11,7% dari total portofolio kredit," paparnya.
“Realisasi ini merupakan bukti nyata penerapan keuangan berkelanjutan oleh Bank Mandiri sekaligus wujud komitmen kami mendukung transisi Indonesia menuju net zero emission (NZE) tahun 2060 dan tercapainya United Nations Sustainable Development Goals (UN SDGs)," tambah Alexandra.
Genjot Penyaluran Green Financing
Alexandra menjelaskan bahwa sebagai salah satu First Movers on Sustainable Banking, Bank Mandiri terus menggenjot penyaluran green financing di Tanah Air. Ia menyebut, kucuran kredit ini ditujukan untuk proyek-proyek atau kegiatan usaha berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
"Hasilnya sampai kuartal II-2023, porsi terbesar pembiayaan hijau Bank Mandiri disalurkan ke sektor pertanian berkelanjutan sebesar Rp95,6 triliun. Disusul penyaluran pembiayaan untuk sektor energi terbarukan sebesar Rp8,9 triliun, eco-efficient products Rp4,7 triliun dan clean transportation Rp3,2 triliun, serta sektor hijau lainnya sebesar Rp2,8 triliun," jelasnya.
Alexandra menegaskan, dalam penyaluran pembiayaan hijau, Bank Mandiri memiliki kebijakan ESG secara spesifik untuk setiap sektor berupa ESG Credit Policy. Untuk debitur di sektor kelapa sawit misalnya, Bank Mandiri mensyaratkan adanya sertifikat atau bukti pendaftaran ISPO/RSPO. Dan pada Maret 2023 lalu, 83% dari debitur di sektor kelapa sawit telah mengantongi atau tengah memproses sertifikat ISPO/RSPO.
“Melalui green financing dan kriteria IAC, Bank Mandiri mendorong para debitur untuk bertransisi ke ekonomi hijau dan berkelanjutan,” tegasnya.
Advertisement
Konsisten Catatkan Kenaikan Green Financing
Bank Mandiri terus konsisten mencatatkan kenaikan pembiayaan ke sektor energi terbarukan. Kredit untuk energi terbarukan pada 2020 hanya Rp2,5 triliun. Lalu naik naik menjadi Rp6,15 triliun di akhir 2022 lalu.
Beberapa proyek energi terbarukan yang mendapatkan kucuran green financing dari Bank Mandiri adalah Kerinci Hydro Power Plant dengan total kapasitas 2x45MW MW dan Malea Hydro Power Plant di Sulawesi Selatan. Selain itu, Bank Mandiri juga menyalurkan pembiayaan untuk proyek Poso Hydro Power Plant dengan total kapasitas 515 MW.
“Bank Mandiri berkomitmen terus menyalurkan pembiayaan hijau sesuai rencana bisnis penyediaan listrik yang ditetapkan pemerintah, sebagai wujud konsistensi kami menerapkan keuangan berkelanjutan,” ujar Alexandra.
Selain itu, Bank Mandiri juga akan terus konsisten mendukung penerapan pembiayaan berkelanjutan sesuai POJK 51/2017, dengan menargetkan penyaluran Sustainable Portofolio di kisaran 25% dari total kredit. Bank Mandiri juga akan fokus pada beberapa sektor, seperti Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati Berkelanjutan, Energi Baru Terbarukan (EBT), Produk Eco-Efficient, serta Transportasi Ramah Lingkungan.
"Untuk mencapai target itu, Bank Mandiri berkomitmen terus mengembangkan instrumen pendanaan demi menghimpun permodalan untuk kemudian disalurkan melalui green financing," ucap Alexandra.
Sebagai informasi, Bank Mandiri baru saja menerbitkan green bond senilai Rp 5 triliun pada Juni 2023. Penerbitan obligasi hijau ini merupakan bagian dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank Mandiri dengan target dana Rp10 triliun.
Sebelumnya, pada tahun 2021 BMRI telah menerbitkan surat utang berkelanjutan senilai US$ 300 juta. Dan pada 2022, BMRI menjadi bank pertama di Indonesia yang menyediakan transaksi ESG Repo senilai US$ 500 juta.
(*)