ASEAN Net Zero Hub Bantu UMKM Wujudkan Emisi Nol Bersih

ASEAN Net Zero Hub bertujuan untuk memainkan peran penting dalam mendorong kolaborasi dan koordinasi di antara beragam pemangku kepentingan dan memungkinkan upaya serta strategi menuju tujuan bersama untuk mencapai emisi nol bersih.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Sep 2023, 21:02 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2023, 20:55 WIB
Legacy Lead of ASEAN Net Zero Hub and Carbon Centre of Excellence, Dharsono Hartono  dalam acara Business & Investment Summit di Sultan Hotel, Jakarta pada Senin (4/9/2023). (Tasha/Liputan6.com)
Legacy Lead of ASEAN Net Zero Hub and Carbon Centre of Excellence, Dharsono Hartono dalam acara Business & Investment Summit di Sultan Hotel, Jakarta pada Senin (4/9/2023). (Tasha/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - ASEAN Net Zero Hub menjadi salah satu proyek warisan dalam keketuaan Indonesia di Business Advisory Council (ASEAN-BAC).

Sebagai informasi, proyek warisan ini terdiri dari 7 inisiatif yang menekan 5 prioritas ekonomi utama pada keketuaan Indonesia dalam ASEAN-BAC yaitu Peace, Prosperity, People, Planet, dan Partnership.

Adapun proyek warisan lainnya yaitu ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, Wiki Entrepreneur, ASEAN Net Zero Hub, Carbon Centre of Excellence, ASEAN One Shot Campaign, Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Products, dan ASEAN Business Entity.

Legacy Lead of ASEAN Net Zero Hub and Carbon Centre of Excellence, Dharsono Hartono mengatakan bahwa ia turut bangga mengumumkan meluncurkan Aliansi ASEAN di pasar karbon atau ACM.

"ASEAN Net Zero Hub bertujuan untuk memainkan peran penting dalam mendorong kolaborasi dan koordinasi di antara beragam pemangku kepentingan dan memungkinkan upaya serta strategi menuju tujuan bersama untuk mencapai emisi nol bersih,"kata Dharsono dalam acara Business & Investment Summit di Sultan Hotel, Jakarta pada Senin (4/9/2023).

Dalam kesempatan terpisah, Dharsono mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah membangun Net Zero Hub dalam dua tahun terakhir.

“Jadi kita melihat pengalaman kami dari KADIN untuk Net Zero Hub, kita ingin memberikan contoh kepada ASEAN,” ungkapnya kepada wartawan.

Selain itu, ASEAN Net Zero Hub ini juga berinisiatif membantu UMKM untuk ikut serta dalam pengurangan emisi.

“ Net Zero Hub itu sebenarnya dibangun untuk membantu perusahaan-perusahaan sehingga hal-hal seperti perhitungan karbon kepada perusahaan bisa kami bantu. Dalam beberapa tahun ke depan kami melihat potensi ini,” bebernya.

“Kami siap bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk target Net Zero Hub,” tambahnya.


Indonesia Dibidik Jadi Hub Penyimpanan Karbon Dunia

Hutan Bakau di Pesisir Marunda Memprihatinkan
Kondisi hutan bakau di pesisir kawasan Marunda, Jakarta, Selasa (27/8/2019). Tutupan hutan tersebut berakibat bertambahnya emisi karbon dioksida hingga 4,69 kilo ton. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Indonesia dibidik menjadi hub penyimpanan karbon melalui penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS). Mengingat kondisi wilayah Indonesia yang dinilai cocok untuk menyimpan emisi karbon dalam jumlah besar.

Director Indonesia CCS Center (ICCSC) Belladonna Troxylon Maulianda mencatat Indonesia secara geologis kaya akan akuifer asin (saline aquifer), cocok untuk penyimpanan CO2-dengan kapasitas 80 hingga 100 Giga Ton.

CCS meeupakan teknologi yang terbukti dapat memungkinkan beberapa sektor dengan emisi tertinggi mengurangi emisinya. Contohnya, industri manufaktur, pembangkit listrik, penyulingan, petrokimia, baja, dan semen serta sangat menjanjikan dalam upaya mitigasi perubahan iklim.

“Visi kita menjadikan Indonesia sebagai pelopor, pemimpin CCS Hub di kawasan. Kita terus berkolaborasi, sebagai katalisator, menyuarakan dan mendorong percepatan penerapan CCS di Indonesia," ujar dia dalam keterangannya, Jumat (25/8/2023).

Pada sektor industri, PT Pertamina (Persero) sudah memulai studi CCS/CCUS di wilayah kerja nya. Salah satunya pelaksanaan studi di Lapangan Jatibarang dalam wilayah kerja Pertamina EP Cirebon, Jawa Barat.

"Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan menggunakan CO2 di lapangan Jatibarang telah menunjukkan indikasi positif dari reservoir terhadap injeksi CO2 dengan metode Huff and Puff," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

"Sistem ini telah dilakukan pada dua sumur di Lapangan Jatibarang pada bulan Oktober dan Desember 2022. Selanjutnya, akan dilakukan pilot interference 2 wells untuk CO2 flooding dan full field scale CO2 EOR," tambah Nicke.

Sementara itu, di sektor swasta ExxonMobil tengah mengkaji potensi CCS Hub di Indonesia. Dengan kolaborasi yang baik, Indonesia berpotensi besar menjadi ujung tombak pertumbuhan industri rendah karbon di kawasan. "Hal ini memungkinkan Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi sambil menjawab tantangan perubahan iklim,” ujar President ExxonMobil Indonesia Carole Gall.


Tantangan

Ilustrasi emisi karbon (unsplash)
Ilustrasi emisi karbon (unsplash)

Kendati begitu, penerapan CCS di Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan. Misalnya berupa tata kelola dan regulasi, kerja sama komersial, fiskal yang atraktif dan bersaing, transportasi karbon, teknologi berskala industri.

Kemudian ada pula tantangan dari sisi pengembangan CCS Hub di Indonesia, yang menghubungkan berbagai sumber emisi ke lokasi injeksi di Indonesia.

Kolaborasi dan komitmen aksi yang kuat dari Pemerintah Indonesia, lembaga akademik, sektor swasta dan masyarakat, berperan penting mendorong penerapan CCS di Indonesia.

Infografis Journal
Infografis Journal Dunia Kepanasan, Akibat Perubahan Iklim Ekstrem?. (Liputan6.com/Tri Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya