Menko Luhut: Perguruan Tinggi Berperan Besar Mewujudkan Potensi Ekonomi Biru Indonesia

Menko Luhut menjabarkan upaya optimasi peran kelautan ke depan tidak akan mudah seiring dengan dinamisnya perkembangan tantangan global serta sejumlah isu kerusakan alam, termasuk permasalahan sampah.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Sep 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2023, 21:00 WIB
Menko Luhut Resmikan PLTS di Bali untuk Perkuat G20 dalam Transisi Energi Terbarukan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, konsep blue economy (ekonomi biru) kelautan menjadi bagian penting dalam upaya pencapaian visi Indonesia menjadi Negara Nusantara yang Berdaulat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, konsep blue economy (ekonomi biru) kelautan menjadi bagian penting dalam upaya pencapaian visi Indonesia menjadi Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan di tahun 2045. Untuk mewujudkan hal tersebut Menko Luhut melihat bahwa peran aktif perguruan tinggi sangat besar.

"Dengan kontribusinya dalam peningkatan nilai tambah sumber daya, penciptaan lapangan kerja, dan pendukung konektivitas antar wilayah, kelautan berpeluang menjadi salah satu pilar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata dia saat menjadi pembicara di Seminar Nasional Kemaritiman di Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (29/9/2023).

 

"Perguruan Tinggi berperan besar dalam mewujudkan potensi ekonomi biru Indonesia, terutama melalui riset dan inovasi dalam pengelolaan sumber daya maritim yang berkelanjutan," tambah Menko Luhut.

Menko Luhut menjabarkan upaya optimasi peran kelautan ke depan tidak akan mudah seiring dengan dinamisnya perkembangan tantangan global serta sejumlah isu kerusakan alam, termasuk permasalahan sampah. Pengelolaan sampah yang tidak efisien berpotensi menjadi ancaman pada proses regenerasi sumber daya perikanan.

"Tidak hanya itu, permasalahan sampah juga akan mengganggu sektor pariwisata, yang merupakan salah satu penyumbang pendapatan besar bagi banyak negara. Oleh karena itu, untuk menjaga kelautan yang sehat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, diperlukan tindakan konkret dalam pengelolaan sampah," tambah Menko Luhut.

Pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan peran ekonomi maritim dan mengatasi berbagai tantangan yang berkaitan dengan sektor maritim.

"Pemerintah Indonesia juga berkomitmen dalam pengelolaan lingkungan laut secara berkesinambungan, untuk memastikan sektor maritim menjadi salah satu pilar ekonomi Indonesia di masa depan," jelas Menko Luhut.

 

Menyiapkan Kebijakan

Sakti Wahyu Trenggono soal Ekspor Pasir Laut
Nantinya Tim Kajian tersebut yang akan menentukan. Misalnya potensi sedimentasi laut di beberapa lokasi yang akan dibersihkan dan hasilnya digunakan untuk proyek reklamasi. Apabila dari Tim Kajian tidak mengizinkan, maka proses pembersihan sedimentasi laut tidak bisa dilanjutkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Turut hadir sebagai pembicara kunci, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan pembangunan ekonomi biru Untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, merupakan topik strategis yang sejalan dengan kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan yang saat ini berbasis pada ekonomi biru.

Layanan ekosistem yang diberikan oleh laut akan menurun manfaat ekonominya dan akan berdampak luas, baik secara lokal, nasional, regional, maupun global. Apabila tidak ada tindakan untuk menyeimbangkan keberlanjutan ekologi dan ekonomi.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menyiapkan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan berlandaskan ekonomi biru, untuk menjaga laut tetap sehat dan jasa lingkungan lainnya terjaga dengan baik yaitu memperluas kawasan konservasi laut, penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota, pengembangan budi daya laut, pesisir, dan darat yang berkelanjutan, pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, dan pengelolaan sampah plastik di laut, " ungkap Menteri Sakti.

Kolaborasi

Sebagai tuan rumah, Pejabat (PJ) Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Ayodhia G.L. Kalake menyampaikan berbagai upaya Pemerintah Provinsi NTT lakukan untuk mengoptimalkan potensi perikanan dan kelautan melalui kebijakan, penganggaran, maupun kolaborasi lintas-pemangku kepentingan.

"Upaya hilirisasi komoditas perikanan dan kelautan yang terus diupayakan NTT diharapkan dapat meningkatkan gairah masyarakat NTT untuk tidak lagi “memunggungi laut”. Selain itu, pengembangan di sektor ini juga tentunya akan membuka lapangan kerja, meningkatkan perekonomian, mengurangi kemiskinan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Ayodhia.

 

Menyadarkan Civitas Akademika

Rektor Universitas Nusa Cendana, Maxs Sanam menyampaikan apresiasi terkait kegiatan ini di mana Kemenko Marves yang sudah menyadarkan seluruh civitas akademika akan pentingnya kita mulai melihat laut sebagai masa depan Indonesia bahkan masa depan Nusa Tenggara Timur.

“Pentingnya kita menggabungkan literasi maritime dalam kurikulum kita bahkan sejak didikan dini. Sehingga jangan sampai bahkan sampai mahasiswa kita masih tidak tahu atau menjadi asing hal tentang maritime atau kelautan kita," kata dia.

Terima kasih untuk semua yang sudah berkontribusi bagi terselenggaranya acara seminar nasional ini dan kita berdoa berharap bersama bahwa segala sesuatu yang nanti diperbincangkan ide-ide kreatif terobosan yang akan diperbincangkan dapat di bukukan dan itu menjadi masukan yang sangat berharga bagi pembangunan kemaritiman Indonesia ke depan terlebih bagi kemaritiman di Nusa Tenggara Timur dan juga sebagai suatu momentum untuk menggelorakan kembali semangat kembali ke bahari,” tutup Rektor Maxs.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya