Liputan6.com, Jakarta - Proyek Kilang New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban tengah menghadapi kesulitan investasi imbas perang Rusia dan Ukraina. Pasalnya, Kilang Tuban ini digarap PT Pertamina (Persero) yang bekerjasama dengan Rosneft asal Rusia.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap Kementerian BUMN masih mencari solusi atas mandeknya investasi untuk kilang Tuban tadi. Dia mengakui, Rosneft saat ini tengah pada posisi kesulitan imbas kondisi geopolitik.
"Kan kita lagi diskusi karena memang Rosneft atau rusia dengan kondisi geopoltik sekarang ada tantangan," ujar dia kepada wartawan di Jakarta, ditulis Selasa (10/10/2023).
Advertisement
"Kami lagi diskusi kira-kira seperti apa ke depan untuk solusinya itu mungkin dalam waktu 6 bulan ke depan akan cari solusi bersama seperti apa," sambung pria yang karib disapa Tiko ini.
Waktu 6 bulan ke depan ini bukan soal mencari mitra baru. Kendati dia masih menitikberatkan pada kerja sama yang sudah terjalin saat ini.
"Belum sampai ke sana, tapi tentunya kita melihat kondisi geopolitik dan kekuatan keuangan untuk kebutuhan investasinya," ujarnya.
Tiko kembali menegaskan dalam 6 bulan ke depan bukan persoalan mengganti mitra dalam penggarapan Kilang Tuban. Dia juga memastikan kalau proses proyek tersebut masih berjalan.
"Sekarang udah perluasan tanah, bertahap. Udah persiapan project," kata dia.
Rosneft Rusia Hengkang?
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia membuka opsi untuk mencari mitra baru dalam menggarap proyek Kilang New Grass Root Refinery and Petrochemical (NGRR) Tuban. Menyusul kabar sulit masuknya investasi Rusia imbas dari keadaan geopolitik.
Diketahui, kilang Tubang itu rencananya digarap oleh perusahaan energi asal Rusia, Rosneft. Namun, investasi yang direncanakan tak kunjung direalisasikan.
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan kalau niatan pemerintah adalah ingin proyek strategis nasional (PSN) tetap berjalan. Kendati begitu, dia belum memastikan apakah Rosneft akan hengkang dari proyek tersebut.
"Kita kan ingin semua PSN ini jalan gitu, kita cari cara," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (6/10/2023).
Advertisement
Prioritas
Ketika ditanya soal kepastian mitra di Kilang Tuban, Dadan kembali menyebut kalau prioritasnya adalah proyek yang bisa terus berjalan.
"Ya barangkali dari sisi pelaksanaan di lapangan, supaya terus berjalan saja," ungkapnya.
Sebelumnya, kesulitan investasi dari Rusia, termasuk Rosneft diungkap Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Dia menyebut Rusia tengah kesulitan untuk mengucurkan investasi.
Cari Mitra Baru
Menko Airlangga bilang, dia akan meminta Kementerian BUMN dan Kementerian ESDM untuk mencari mitra baru sebagai opsi agar PSN di Tuban itu bisa berjalan.
"Karena Rusia kan kena masalah geopolitik dan kesulitan untuk investasi dan tentunya minta kepada BUMN dan Menteri ESDM untuk memastikan refinery diperlukan tetapi investornya bisa kita, bisa dicarikan yang lain," ujar dia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Airlangga belum berbicara banyak soal keputusan hengkangnya Rosneft. Tapi, dia menegaskan kalau PSN tersebut harus tetap jalan meski harus dengan mitea baru.
"PSN-nya masih in karena kan proyeknya kan masih in cuma partnernya yang harus dicarikan," ujar dia.
Advertisement