Bank Dunia Beri Peringatan ke Indonesia: Awas Pertumbuhan Ekonomi Melambat

Bank Dunia memuji posisi Indonesia yang tetap berada di titik terang dimana pertumbuhan ekonomi masih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global dalam beberapa waktu terakhir.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 26 Okt 2023, 14:31 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 14:31 WIB
FOTO: Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Bank Dunia memuji posisi Indonesia yang tetap berada di titik terang dimana pertumbuhan ekonomi masih tinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global dalam beberapa waktu terakhir.. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Bank Dunia memuji posisi Indonesia yang tetap berada di titik terang di tengah ketidakpastian ekonomi global dalam beberapa waktu terakhir.

Sebagai informasi, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,17 persen year-on-year di triwulan II 2023, melanjutkan pertumbuhan dari triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen.

“Kita melihat pada dasarnya Indonesia tumbuh jauh lebih tinggi dari pertumbuhan dunia, jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan di kawasan (Asia-Pasifik),” kata Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Datu Kahkonen dalam 11th US-Indonesia Investment Summit di Mandarin Oriental, Kamis (26/10/2023).

Namun Bank Dunia kembali mengingatkan, ekonomi di berbagai negara di dunia, termasuk kawasan Pasifik mulai melambat.

“Semua indikator utama saat ini menunjukkan adanya perlambatan, dan perlambatan ini akan menimbulkan dampak yang paling parah di Tiongkok. Hal yang paling memprihatinkan adalah pertumbuhan produktivitas menurun di semua negara,” ungkap Satu Kahkonen.

Produktivitas Menurun

Dijelaskannya, ketika produktivitas menurun, maka potensi pertumbuhan melambat. Sehingga diperlukan reformasi struktural yang signifikan di semua negara di kawasan Asia-Pasifik, termasuk di Indonesia.

“(Ekonomi) Indonesia baik-baik saja. Meskipun terdapat tantangan global, namun pertumbuhannya solid. Proyeksi kami (pertumbuhan ekonomi) masih 5 persen dan kami berharap akan terjaga di kisaran itu,” imbuh pejabat Bank Dunia itu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ada Risiko

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Namun dia menambahkan, tentunya terdapat risiko yang dapat mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia.

“Jika pengetatan moneter terus berlanjut, kami mungkin melihat kondisi keuangan terus menurun dan perlambatan Tiongkok dapat mempengaruhi ekspor dan investasi. Jadi (Indonesia) perlu bersiap untuk itu,” Satu Kahkonen mengingatkan.

Satu Kahkonen pun kembali memuji Indonesia yang dinilainya memiliki manajemen makroekonomi yang sangat baik.

“Indonesia) mengelola krisis dengan sangat baik. Mereka mempunyai penyangga, mereka mempunyai kebijakan moneter dan fiskal, alat dan ruang untuk digunakan. Jadi saya berharap Indonesia akan maju dalam beberapa tahun ke depan,” tuturnya.


Capai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2% di 2024, Indonesia Perlu Investasi Rp 6.900 Triliun

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana Gedung bertingkat di Jakarta, Selasa (30/5/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan dipengaruhi oleh prospek ekonomi global. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah yakin bisa mencapai target  pertumbuhan ekonomi 2023 di kisaran 5,3% pada 2023 dan 5,2% pada 2024. Hal ini karena kondisi fundamental yang cukup baik sampai dengan kuartal III 2023 kemarin. 

Namun memang, pemerintah tetap mewaspadai berbagai risiko yang menghadang terutama faktor eksternal. Airlangga menjelaskan, ketidakpastian ekonomi global masih cukup besar. Mulai dari risiko pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melemah, harga komoditas yang volatile, geopolitik perang Ukraina-Rusia dan konflik Palestina-Israel.

Selain itu, ancaman El Nino dan perubahan iklim, risiko debt-distress, kontraksi PMI Manufaktur global, serta meningkatnya harga minyak dunia juga menjadi kekhawatiran. "Pertumbuhan ekonomi global masih lemah dan melambat serta tidak merata, tahun 2023 diperkirakan hanya tumbuh 2,9% dan tahun 2024 menurun ke 2,8%," kata Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/10/2023).

Kondisi perlambatan ekonomi global ini akan meningkatkan risiko terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2023. Untuk 2024, peningkatan risiko global diperkirakan juga akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mampu mencapai 5,2%.

“Perlambatan ekonomi dunia dan berbagai risiko serta ketidakpastian global, berpotensi akan meningkatkan risiko bagi pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2023 dan di tahun 2024,” ungkap Airlangga Hartarto.

Namun sejauh ini, Indonesia memiliki fundamental ekonomi yang baik, sebab pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencatatkan angka di atas 5% selama tujuh kuartal berturut-turut. Inflasi Indonesia pada September 2023 mampu terjaga di level 2,28% (yoy) dan menjadi yang terendah sejak Februari 2022.

PMI Manufaktur masih terus di level ekspansif, optimisme masyarakat dari sisi IKK masih cukup tinggi, dan Indeks Penjualan Riil yang masih tumbuh positif, serta Neraca Perdagangan pada September 2023 yang masih surplus sebesar USD3,42 miliar, melanjutkan surplus selama 41 bulan berturut-turut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya