Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak konglomerasi asal Hong Kong, Swire Pacific Ltd untuk menjalin mitra dengan holding rumah sakit BUMN, PT Pertamina Bina Medika IHC atau Pertamedika IHC.
Konglomerat Hong Kong tersebut akan membeli saham minoritas Pertamedika IHC. Erick mengatakan, kemitraan dengan Swire Pacific dijalin lantaran ia tak ingin rumah sakit BUMN kalau saing dengan yang swasta.
"Salah satunya kenapa kita tadi benchmarking dengan sebuah institusi besar, Swire dari Hong Kong untuk menjadi strategic partner untuk meningkatkan kualitas rumah sakit BUMN agar bisa bersaing dengan private sector," ujar Erick Thohir di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Advertisement
Namun, ia menegaskan bahwa penggabungan antara BUMN dan Hong Kong bukan berarti hendak membunuh rumah sakit yang dikelola swasta. Justru, ia ingin BUMN dan swasta saling memperkuat fasilitas kesehatan di Tanah Air.
"Bukan berarti mau ngebunuh private sector, enggak, rumah sakit tetap kurang loh. Tapi jangan sampai rumah sakit BUMN yang punya PT PN, punya Pelni, Pertamina tidak punya standar yang sama," ungkapnya.
Menurut dia, masih banyak yang perlu diperbaiki dalam sistem manajemen kesehatan di rumah sakit BUMN. Erick Thohir lantas menyinggung dokter yang kerap membebani pasien dengan banyak obat berbeda-beda.
"Artinya ada sistem yang harus diperbaiki. Bukan salah-salahan loh. Seperti yang saya dorong di rumah sakit BUMN, saya tidak tahu di rumah sakit yang lain, sejak awal saya bilang rumah sakit BUMN metode sistemnya harus berubah," tegasnya.
"Ada pasien masuk, dokter ahli duduk bersama, menentukan langkah-langkahnya apa, obatnya apa. Jangan masing-masing ngasih obat. Nanti didampingi oleh dokter muda. Itu yang mau kita dorong di BUMN," tutur dia.
Resmi, 7 Rumah Sakit Bergabung Jadi Holding RS BUMN
Sebelumnya, PT Pertamina Bina Medika IHC secara resmi mengambil alih saham 7 Rumah Sakit BUMN sebagai bentuk tindak lanjut dari rencana Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengkonsolidasikan rumah sakit BUMN dalam holding.
Persetujuan ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian pengambilalihan saham bersyarat (conditional sales and purchase agreement/CSPA) antara kedua belah pihak.
Erick Thohir menyatakan, integrasi RS BUMN ini akan meningkatkan fokus bisnis dan kualitas pelayanan kesehatan serta menjadikannya pemimpin pasar dalam bisnis rumah sakit di Indonesia.
"Secara konsolidasi grup RS BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha hingga mencapai Rp 4,5 triliun dan total aset mendekati Rp 5 triliun," ujar dia dalam keterangan resmi, sebagaimana ditulis Rabu (1/7/2020).
Adapun, ke-7 rumah sakit itu ialah Krakatau Medika (milik Krakatau Steel), Rumah Sakit Pelabuhan (milik Pelindo II), Pelindo Husada Citra (milik Pelindo III), Nusantara Medika Utama (milik PTPN X), Nusantara Sebelas Medika (milik PTPN XI), Rolas Nusantara Medika (milik PTPN XII) dan Rumah Sakit Bakti Timah (milik Timah).
Tahap awal roadmap pembentukan Holding RS BUMN telah dimulai sejak tahun 2018. Saat ini Pertamedika IHC telah memiliki saham mayoritas atas salah satu RS BUMN ternama yaitu RS Pelni.
RS Pelni memiliki kinerja operasional dan keuangan yang sangat baik didorong oleh kekuatan utama dalam bidang digitalisasi layanan berbasis Information Technology.
Saat ini RS Pelni melayani pasien BPJS yang menjadikannya salah satu rumah sakit dengan layanan BPJS terbaik dan terbesar di Indonesia.
Advertisement
Grup BUMN
Saat ini grup BUMN rata-rata memiliki 2-4 rumah sakit, dengan posisi sebaran cenderung terkonsentrasi pada satu wilayah seperti Jawa Timur untuk grup PTPN X–XII dan Pelindo 3, atau wilayah Bangka Belitung untuk grup Timah.
Pembentukan Grup Indonesia Healthcare Corporation (IHC) yang dipimpin oleh Pertamedika IHC ini bertujuan untuk memperluas cakupan wilayah pelayanan serta mengembangkan cakupan pasar Rumah Sakit BUMN Indonesia hingga mencapai 80 persen dalam lingkup pasar BUMN.
Jumlah rumah sakit yang akan dikelola dalam grup IHC ini akan meningkat dari sebelumnya 14 RS menjadi total 35 RS dan akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap Holding RS BUMN.
Konsolidasi 35 RS ini akan meningkatkan kapasitas grup IHC dengan jumlah lebih dari 4.500 tempat tidur di berbagai wilayah Indonesia.
Hal ini akan mendorong pengembangan skala bisnis secara signifikan dan pengembangan jangkauan cakupan usaha Grup IHC di Indonesia, bahkan kedepannya diharapkan dapat ekspansi ke negara tetangga.
"Penggabungan ini akan menerapkan standarisasi kualitas dan operasional layanan di jaringan rumah sakit anggota holding seluruh Indonesia, dan hal itu identik dengan peningkatan pelayanan dan sekaligus meningkatkan keahlian para expert, artinya kita mendorong RS milik bangsa Indonesia meraih kepercayaan masyarakat Indonesia untuk memilih berobat di RS negeri sendiri, dibanding ke luar negeri," imbuh Erick.
Konsolidasi
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Pertamedika IHC, Fathema Djan Rahmat, mengatakan bahwa dua fase konsolidasi rumah sakit milik BUMN merupakan sinergi untuk membangun fondasi yang kuat dalam holding RS.
"Kami berkomitmen menyelesaikan Fase ketiga dalam waktu dekat ini, sehingga nanti Indonesia Healthcare Corporation akan menjadi rumah sakit jaringan terbesar di Indonesia. Value of Synergy & Value of Creation yang tercipta dalam proses konsolidasi ini akan menciptakan peluang besar pertumbuhan dan pemulihan ekonomi dari Healthcare Industry Sector," pungkasnya.
Sejauh ini dipetakan beberapa strategi untuk pengembangan grup IHC kedepannya terkait peningkatan pelayanan, operasional, inovasi teknologi dan keseluruhan value chain. Beberapa inisitatif untuk mendukung strategi tersebut antara lain meningkatkan efisiensi untuk pengadaan obat dan alat kesehatan, digitalisasi, pengembangan laboratorium dan klinik-klinik.
Advertisement