Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengumumkan realisasi dividen yang disetorkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencapai Rp 81,5 triliun per 12 Desember 2023. Realisasi dividen tersebut disumbang BUMN perbankan senilai Rp 40,8 triliun dan BUMN non perbankan Rp 40,7 triliun.
Raihan ini sesuai dengan target yang telah direvisi melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 75/2023 Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 130/2022 Tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2023.
Baca Juga
Semula, setoran dividen BUMN ditargetkan sebesar Rp 49,1 triliun dalam APBN sebelum revisi. Namun melihat kinerja BUMN yang dinilai masih menjanjikan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersama Kementerian BUMN sepakat menaikkan target dividen BUMN menjadi Rp 81,5 triliun.
Advertisement
"UU awal tadinya dividen BUMN hanya ditargetkan Rp 49 triliun. Tapi (berdasarkan) laporan semester kita revisi bersama Kementerian BUMN. Dan dengan melihat kinerja BUMN, kami sepakat dividen BUMN dinaikkan menjadi Rp 81,5 triliun. Sampai 12 Desember kita sudah dapatkan dividen sesuai target Perpres 75," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTa, dikutip Sabtu (16/12/2023).
Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis kinerja positif dapat berlanjut pada 2023 dan 2024. Kinerja BUMN masih positif dengan laba sebesar Rp 231 triliun pada kuartal III 2023 atau naik 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 210 triliun.
"Kalau kita bandingkan dengan (laba) 2022 yang nilainya Rp 254 triliun, mungkin saya optimistis angka ini bisa tercapai dan masih bisa tumbuh lagi untuk 2023," ujar Erick.
Menurut Erick, kinerja apik ini juga mendapat tanggapan positif dari pasar. Dalam catatannya, Erick menyebutkan tingkat return BUMN di bursa yang mencapai 28 persen atau lebih tinggi dari emiten swasta yang sebesar 18 persen. Erick juga terus mendorong keseimbangan antara penyertaan modal negara (PMN) dengan dividen. Komitmen ini telah disampaikan Erick sejak 2019 yang menginginkan porsi PMN dan dividen bisa setara yakni 50:50.
Erick Thohir Targetkan Dividen BUMN Lebih Besar dari PMN
Sebelumnya diberitakan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis kinerja positif dapat berlanjut pada 2023 dan 2024. Erick Thohir mengatakan laba BUMN pada 2022 mencapai Rp 254 triliun tanpa restrukturisasi yang sebesar Rp 55,7 triliun.
Erick menyampaikan kinerja BUMN masih positif dengan laba sebesar Rp 231 triliun pada kuartal III 2023 atau naik 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 210 triliun. Capaian tersebut melesat dibandingkan laba BUMN pada 2021 yang sebesar Rp 125 triliun.
"Kalau kita bandingkan dengan (laba) 2022 yang nilainya Rp 254 triliun, mungkin saya optimistis angka ini bisa tercapai dan masih bisa tumbuh lagi untuk 2023," ujar Erick saat rapat kerja (raker) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/12/2023).
Erick menyampaikan transformasi juga berdampak besar dalam peningkatan kontribusi BUMN kepada negara melalui dividen, pajak, dan PNBP.
Erick mengatakan total kontribusi BUMN dalam tiga tahun terakhir pada 2020-2022 mencapai Rp 1.318 triliun atau tumbuh Rp 39 triliun dari periode 2017-2019 yang sebesar Rp 1.279 triliun.
"Sementara realisasi kontribusi BUMN hingga kuartal III 2023 ytd telah mencapai Rp 448 triliun," ucap Erick.
Direspons PasarErick menyampaikan kinerja apik ini juga mendapat respons positif dari pasar. Erick mencontohkan tingkat return BUMN di bursa yang mencapai 28 persen atau lebih tinggi dari emiten swasta yang sebesar 18 persen.
Erick juga terus mendorong keseimbangan antara penyertaan modal negara (PMN) dengan dividen. Komitmen ini telah disampaikan Erick sejak 2019 yang menginginkan porsi PMN dan dividen bisa setara yakni 50:50.
Â
Advertisement
Setoran Dividen
Erick bersyukur BUMN berhasil menyetorkan dividen sebesar Rp 81,1 triliun atau melampaui target awal sebesar Rp 35,3 triliun pada 2023. Erick menargetkan dividen BUMN pada 2024 akan terus bertumbuh hingga Rp 85,2 triliun.
"Artinya kalau ditotal, nanti proporsional antara dividen dan PMN mencapai target 50:50, sekarang insyaAllah bisa 55:45," lanjut Erick.
Erick memerinci total realisasi dan usulan PMN selama periode 2020-2024 mencapai Rp 226,1 triliun. Sedangkan realisasi dan usulan dividen di periode yang sama justru lebih besar yakni Rp 279,4 triliun. Dengan demikian, porsi dividen BUMN akan mencapai 55 persen lebih besar dibandingkan PMN yang sebesar 45 persen.
"Hal ini terjadi juga karena dorongan Komisi VI yang mendorong transformasi. Kita juga punya annual report terkonsolidadi sehingga konsisten punya laporan keuangan yang transparan dan bisa menjadi review dan catatan untuk perbaikan di tahun-tahun berikutnya," kata Erick.