Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog mendekati garis akhir penugasan impor beras 1,5 juta ton pada 2023 ini. Sebanyak 1 juta ton beras impor telah masuk Indonesia. Perusahaan umum milik negara ini telah menjalin kesepakatan dengan sejumlah negara untuk impor 500 ribu ton beras.Â
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia. "Yang 500 (ribu ton beras impor) itu datang dr Thailand, Vietnam, Pakistan, dan beberapa dari Myanmar. Jadi cukup beragam sumber kita," ungkapnya di Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Baca Juga
Pasca terkontrak, kedatangan bahan pangan utama ke Indonesia tersebut akan berlangsung secara bertahap, mulai Januari 2024. "Masuknya sudah kita rencanakan supaya secara bertahap masuk ke Indonesia mulai bulan Januari, terus sesuai kebutuhannya," imbuhnya.Â
Advertisement
Bayu takut harga beras di Tanah Air justru melambung dadakan gara-gara kedatangan impor beras dari keempat negara tersebut dalam satu waktu. Sehingga membuat stok beras di gudang overcapacity.
"Kalau kita masukin cepat-cepat, banyak-banyak, nanti gudang kita penuh. Harga jadi lebih mahal karena biaya simpan, susun, dan lain-lain. Jadi lebih baik masuk bertahap sesuai kebutuhan," kata Bayu.Â
Bayu bersyukur Perum Bulog berstatus sebagai perusahaan pemangku kepentingan (stakeholder enterprise). Sehingga mereka bisa menjalin kontrak bisnis dengan entitas luar negeri secara business to business (B2B) maupun antar pemerintah (government to government/G2G).
"Seperti saya katakan, kita mencari mana yang paling sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia maupun negara dia juga. Enaknya Bulog, karena kita stakeholder enterprise, maka pada saat G2G kita bisa, B2B kita bisa. Sehingga, bisa membahas lewat dua jalur tadi," tuturnya.
"Yang terpenting bagi kita stabilitas pangan dalam negerinya terjaga. Beras kan salah satu yang paling penting," tegas Bayu.
Â
Sri Mulyani Sebut Harga Beras Dunia Turun 6,5%, Tapi di Indonesia Malah Naik
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, mengatakan harga berasdalam negeri mengalami kenaikan 21 persen. Ia menyebut komoditas ini salah satu penyumbang inflasi di Indonesia tahun ini.
"Harga beras kita di dalam negeri naik 21 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Desember 2023, Jakarta, Jumat (15/12).
Selain beras, Sri Mulyani bilang ada komoditas lain yang juga mengalami kenaikan dan menyumbang inflasi, yakni cabai dan bawang putih.
"Harga cabai juga mengalami kenaikan, bawang putih juga mengalami kenaikan. Ini yg berkontribusi terhadap inflasi yang berasal dari pangan," jelasnya.
Padahal harga beras secara global mengalami penurunan 6,5 persen. Bendahara Negara itu menilai penurunan tersebut disebabkan oleh ketidakpastian harga komoditas.
Ia menjelaskan tantangan geopolitik global menyebabkan beberapa harga komoditas penting bagi Indonesia mengalami penurunan, antara lain minyak brent 14,6 persen, natural gas 43,7 persen.
Kemudian batu bara 63,8 persen, CPO 14,8 persen, gandum 23,4 persen, kedelai 4,9 persen dan beras 6,5 persen
"Secara umum beberapa komoditas penting Indonesia menujukan koreksi yang cukup signifikan," imbuh Sri Mulyani.
Advertisement
Prediksi Bulog: Harga Beras Mulai Turun di Maret 2024
Dampak fenomena El Nino, menyebabkan harga beras di Indonesia mengalami kenaikan signifikan. Dalam data Badan Pangan Nasional per tanggal 15 Desember, harga beras medium tembus Rp13.220 per kilogram.
Guna mengendalikan harga beras, Bulog melakukan operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada September.
Saat itu, Perum Bulog membanderol beras SPHP Rp54.500 untuk 5 kg, atau naik Rp 7.500 dari sebelumnya Rp47.000 per 5 kg. Harga tersebut masih berlaku hingga periode Desember.
Menyikapi Hal tersebut, Manager Humas dan Kelembagaan Perum Bulog, Tomi Wijaya berharap harga beras di tahun 2024 sudah berada di level normal yaitu Rp10.000 untuk kualitas premium.
"Sekarang masih Rp12.000 - Rp13.000 beras kita harapkan bisa Rp10 ribuan," ucap Tomi, di kantor Bulog, Jumat (15/12/2023).
Perkiraan turunnya harga beras dipicu dari panen raya yang diperkirakan terjadi pada Maret 2024. Selain itu kecukupan stok beras juga datang dari impor beras yang sudah teken kontrak pada akhir tahun 2023.
"Prinsipnya, Maret sudah panen raya kita akan upayakan produksi dalam negeri dulu apakah dibutuhkan tambahan impor beras kita menunggu situasi tanah air dan keputusan dari regulator," ujarnya.