Proyek MRT Mangga Besar-Glodok-Kota Capai 42,9 Persen, Rampung April 2027

PT Hutama Karya menargetkan proyek MRT Fase 2A CP 203 rute Mangga Besar-Glodok-Kota sepanjang 1,44 km rampung April 2027.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Jan 2024, 11:30 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 11:30 WIB
MRT Fase 2 CP 202
Dengan hadirnya fase 2 ini, total panjang jalur utara—selatan menjadi sekitar 27,8 km. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Hutama Karya menargetkan proyek MRT Fase 2A CP 203 rute Mangga Besar-Glodok-Kota sepanjang 1,44 km rampung April 2027. Proyek tersebut berfokus pada pengerjaan stasiun MRT bawah tanah pada jalur Glodok dan Kota dengan luas 52,196 m2, serta tunnel (terowongan) sepanjang 684 m x 2 yang dimulai sejak September 2021.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan, pada awal 2024, progres proyek senilai Rp 3,8 triliun ini secara keseluruhan sudah mencapai 42,97 persen.

"Pembangunan ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berjalan dengan progres signifikan dari rencana awal," ujar Tjahjo, Rabu (10/1/2024).

Dalam proyek yang digarap melalui kerja sama operasi (KSO) antara Sumitomo Mitsui Construction Company Jakarta (SMCC) dan Hutama Karya ini, pekerjaan yang dilakukan antara lain menggarap desain maupun bangunan yaitu D-Wall (dinding penahan tanah), penggalian, struktur, MEP (Mechanical, Electrical and Plumbing), arsitektur, reinstatement serta bored tunnel sepanjang 1,368 km.

Pekerjaan yang Sudah Selesai

Adapun pekerjaan yang sudah selesai hingga saat ini pada stasiun Glodok yakni membangun D-Wall, penggalian serta struktur dengan menyisakan pengerjaan MEP dan arsitektur. Sedangkan pada Stasiun Kota, pekerjaan yang telah selesai adalah membangun D-Wall serta untuk penggalian, struktur, MEP maupun arsitektur masih dalam proses penyelesaian.

Lebih lanjut, Tjahjo menyampaikan, sejumlah tantangan yang cukup signifikan dihadapi KSO SMCC-HK. Seperti ditemukan ODCG (Objek Diduga Cagar Budaya) pada saat proses konstruksi serta lokasi proyek yang sempit dan berdekatan dengan bangunan cagar budaya maupun milik perorangan, sehingga perlu penanganan khusus.

"Pada prosesnya, tim di lapangan telah menyiapkan strategi penanganan dengan berkoordinasi kepada para ahli di bidang arkeologi untuk menangani benda cagar budaya tersebut serta menjalin kerjasama dengan tim ahli bangunan gedung (TABG) agar proses pengerjaan tidak berdampak pada bangunan lain di sekitar lokasi proyek MRT," imbuhnya.

 

Upaya Percepatan

MRT Fase 2 CP 202
Pengerjaan meliputi D-Wall, Guide Wall, pembesian D-Wall, Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam upaya percepatannya, Hutama Karya menerapkan beberapa teknologi dan inovasi, seperti penggunaan alat-alat berteknologi Jepang khususnya dengan mesin pengebor terowongan atau Tunnel Boring Machine (TBM).

Selain itu melakukan pengadaan sumber daya khusus untuk mengerjakan proyek terowongan, mempercepat proses fabrikasi serta mengubah sequence (tahapan konstruksi).

Tjahjo juga menyatakan, Hutama Karya berkomitmen untuk menyelesaikan proyek yang memiliki peran strategis ini secara tepat waktu dan tepat mutu. Khususnya dalam meningkatkan infrastruktur transportasi perkotaan.

"Proyek ini nantinya dapat dimanfaatkan bukan hanya untuk memberikan alternatif transportasi yang efisien, mengurangi kemacetan dan meningkatkan mobilitas masyarakat namun juga memajukan potensi wisata budaya karena berada di kawasan Jakarta Kota," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya