Indonesia Banyak Impor dari China selama 2023, Ini Barangnya

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, menjelaskan meskipun Indonesia banyak melakukan impor dari China, namun realisasinya sudah turun 7,41 persen jika dibandingkan 2022.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Jan 2024, 16:15 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2024, 16:15 WIB
20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama tahun 2023 Indonesia banyak melakukan impor dari China, nilainya mencapai USD 62,18 miliar. Bahkan, angka share-nya mencapai 28,02 persen terhadap total impor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama tahun 2023 Indonesia banyak melakukan impor dari China, nilainya mencapai USD 62,18 miliar. Bahkan, angka share-nya mencapai 28,02 persen terhadap total impor tahun 2023 sebesar USD 221,89 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, menjelaskan meskipun Indonesia banyak melakukan impor dari China, namun realisasinya sudah turun 7,41 persen jika dibandingkan 2022.

BPS mencatat, komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia dari China yaitu smartphone. Total share-nya mencapai 3,14 persen.

"Dengan China, komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia adalah berupa smartphone dengan nilai USD 1,95 miliar atau mencakup 3,14% dari total impor China," kata Pudji dalam konferensi pers BPS, Senin (15/1/2024).

Selain smartphone, barang yang paling banyak diimpor dari negeri Tirai Bambu adalah laptop termasuk notebook dan subnotebook, dengan nilai share-nya sebesar 1,64 persen. Sementara untuk bagian dari transmisi share-nya 1,36 persen ,sekop mekanis 1,23 persen, bawang putih 1,04 persen, dan lainnya 91,59 persen.

Di samping itu, tak hanya China yang menjadi negara mitra utama Indonesia. Jepang adalah negara terbesar kedua yang memasok barang impor ke Indonesia. Nilai share-nya 7,41 persen dengan nominal impor mencapai USD 16,44 miliar atau turun 3,74 persen.

"Dengan Jepang, komoditas yang paling banyak diimpor Indonesia berupa flat-rolled products, ini berupa besi atau baja canai lantaian yang bernilai USD 0,47 miliar atau mencakup 0,75 persen dari total impor dari Jepang," ujarnya.

Jenis barang yang paling banyak diimpor dari Jepang terdiri dari kendaraan bermotor dengan share 0,65 persen, katoda dan bagiannya 0,53 persen, gear boxes 0,47 persen dan lainnya 88,95 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Impor Desember 2023 Turun 2,45%

Neraca Perdagangan RI Alami Surplus
Petugas beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada Desember 2023 mencapai USD 19,11 miliar atau turun 2,45 persen secara bulanan, jika dibandingkan November 2023 sebesar USD 19,59 miliar.

Deputi Bidang Statistik Ditribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini merinci, untuk impor nonmigas tercatat USD 15,74 miliar atau turun sebesar 2,26 persen, jika dibandingkan bulan sebelumnya USD 16,10 miliar.

Untuk penurunan impor nonmigas secara bulanan, dikarenakan peran komoditas mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya atau HS85 yang turun 11,42 persen. Kemudian mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya atau HS84 yang turun 6,17 persen, serta kendaraan dan bagiannya atau HS87 yang turun 19,08 persen.

Sementara, impor migas pada Desember 2023 senilai USD 3,37 miliar atau turun 3,33 persen dibandingkan November 2023 USD 3,49 miliar.

"Untuk migas terjadi peningkatan nilai impor hasil minyak sebesar 2,44 persen, sedangkan nilai impor minyak mentah dan gas mengalami penurunan masing-masing sebesar 15,25 persen dan 11,55 persen," kata kata Pudji Ismartini, dalam konferensi pers pengumuman Ekspor-impor Desember 2023, Senin (15/1/2024).

Secara tahunan nilai impor Desember 2023 turun 3,81 persen. Nilai impor migas naik 5,35 persen, sedangkan nilai impor nonmigas kembali turun sebesar 5,57 persen.

"Ini melanjutkan tren penurunan secara tahunan yang terjadi selama enam bulan berturut-turut," pungkasnya. 


Ekspor Desember 2023 Naik 1,89%, Tembus USD 22,41 Miliar

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai USD 22,41 miliar. Capaian tersebut naik sebesar 1,89 persen dibanding bulan sebelumnya.

"Pada Desember 2023 nilai ekspor mencapai USD 22,41 miliar atau naik 1,89 persen dibandingkan dengan November 2023," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers pengumuman Ekspor-impor Desember 2023, Senin (15/1/2024).

Pudji Ismartini, merinci, untuk ekspor nonmigas tercatat USD 20,93 miliar atau naik sebesar 1,06 persen, jika dibandingkan bulan sebelumnya USD 20,72 miliar.

Sementara untuk ekspor migas mencapai USD 1,48 miliar atau naik sebesar 15,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 1,28 miliar.

"Kenaikan ekspor migas sebesar 15,28 persen didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak yang naik 78,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya.

Adapun kenaikan nilai ekspor Desember 2023 ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada golongan barang bahan bakar mieral yang naik sebesar 10,07 persen; dan bijih logam, perak dan abu naik 37,37 persen.

Lebih lanjut, ekspor nonmigas Desember 2023 terbesar adalah ke Tiongkok sebear USD 5,77 miliar, disuusl Amerika Serikat USD 2,07 miliar, dan India USD 1,83 miliar.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2023 mencapai USD 258,82 miliar atau turun 11,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya