Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi mineral sepanjang 2023 tidak memenuhi target. Namun, kondisi berbeda terlihat dari produksi batu bara yang cenderung melambung.
Plt Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Suswantono menguraikan besaran produksi beberapa komoditas mineral. Mulai dari emas, perak, timah, hingga nikel.
Baca Juga
Â
Advertisement
"Dari komoditas emas terealisasi sebesar 83 ton dari taget 2023 yaitu sebesar 106 ton. Kemudian dari komoditas perak terealisasi sebesar 348,6 ton dari target tahun 2023 sebesar 489 ton," ucap Bambang dalam Konferensi Pers Capaian Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Subsektor Mineral dan Batu Bara, di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
Komoditas Timah
Selanjutnya, komoditas Timah terealisasi sebesar 67,6 ribu ton dari target 70 ribu ton. Ferronickel realisasinya mencapai 535,2 ribu ton dari target 628,9 ribu ton. Lalu, Nickel Matte mencapai produksi sebesar 71,4 ribu ton dari target sebesar 75 ribu ton.
Angka produksi ini juga terlihat lebih rendah dari capaian tahun 2022 lalu. Khususnya pada komoditas emas dengan produksi 105,4 ton, perak dengan 443,9 ton, dan nickel matte dengan 76 ribu ton.
Tiga komoditas lainnya terpantau lebih tinggi dari 2022, diantaranya timah dengan produksi 56,1 ribu ton, dan ferronickel dengan 516,7 ribu ton.
Bambang menjelaskan, adapun beberapa komoditas seperti katoda tembaga, NPI (nuckel pig iron), CGA dan SGA diproduksi oleh pemegang IUP OP khusus untuk pemurnian dan oengolahan atau smelter stand alone.
"Sesuai UU no 3 tahun 2020, IUP OP khusus untuk pengolahan dan pemurnian disesuaikan menjadi perizinan usaha industri dan menjadi kewenangan Kementerian bidang Perindustrian," jelasnya.
Â
Produksi Batu Bara Melambung
Lebih lanjut, Bambang mengatakan terjadi lonjakan produksi batu bara di dalam negeri. Angkanya mencapai 775,2 juta ton.
"Prognosa realisasi produksi batu bara dalam negeri tahun 2023 sebesar 775,2 juta ton atau 112 persen dari target 694,5 juta ton," ungkap Bambang.
Angka produksi batu bara ini juga meningkat dari tahun 2022 lalu yang tercatat sebesar 687 juta ton.
Sementara itu, dari sisi pemanfaatan batu bara domestik tahun 2023, tercatat sebesar 213 juta ton atau 120 persen dari target 177 juta ton. Namun, angka ini masih sedikit lebih rendah dari realisasi dari 2022 dengan 216 juta ton.
Â
Advertisement
Investasi Minerba
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat besaran investasi di sub sektor mineral dan batu bara (minerba) mengalami tren peningkatan. Hal yang sama juga terjadi pada sisi pengumpulan pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
Plt Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, Bambang Suswantono mengatakan pihaknya terus mendorong investasi di sektor minerba. Sepanjang 2023, tercatat ada investasi seebsar USD 7,46 miliar atau setara Rp 116,3 triliun.
"Direktorat Jenderal Minerba terus mendorong untuk tetap menjaga iklim investasi minerba dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katq dia dalam Konferensi Pers Capaian Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024 Subsektor Mineral dan Batu Bara, di Jakarta, Selasa (16/1/2024).
"Capaian realisasi investasi subsektor minerba sampai dengan tanggal 31 Desember 2023 yaitu sebesar USD 7,46 miliar atau 96,8 persen dari target tahun 2023 yaitu sebesar USD 7,7 miliar USD," imbuhnya.
Dalam paparannya, terlihat realisasi investasi minerba masih di bawah target. Namun, terjadi tren kenaikan dari tahun ke tahun. Misalnya, pada 2021, realisasi investasi tercatat sebesar USD 4,5 miliar dan 2022 sebesar USD 5,6 miliar.
Â
Setoran PNBP
Pada kesempatan itu, Bambang juga mencatat sumbangan PNBP dari sektor minerba. Target PNBP yang diketok sebesar Rp 146,07 triliun, dengan prognosa realisasi mencapai Rp 172,96 triliun sepanjang 2023.
"Rencana PNBP tahun 2023 berdasarkan Perpres nomor 75 tahun 2023 yang telah ditetapkan tanggal 10 November 2023 yaitu sebesar Rp 146,97 triliun. Prognosa realisasi PNBP tahun 2023 mencapai Rp 172,96 triliun atau sebesar 118,41 persen dari target yang telah ditetapkan," jelasnya.
Angka ini lebih tinggi dari target sebagaimana disebut Bambang. Namun, besaran PNBP ini masih lebih rendah dari setoran di 2022 dengan nilao Rp 183,5 triliun.
Advertisement