Bahlil Yakin Realisasi Ekonomi Indonesia 5% Kuartal IV-2023: Bukan Angka Omon-omon

Menteri Bahlil yakin angka pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2023 di atas 5 persen karena realisasi investasi dan kinerja ekspor Indonesia di 2023 sangat baik. Tercatat, investasi RI tembus Rp 365,8 triliun atau naik 16,2 persen di kuartal IV-2023.

oleh Arief Rahman H diperbarui 31 Jan 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2024, 17:00 WIB
Proyeksi Ekonomi Indonesia
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memprediksi realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka 5 persen atau lebih tinggi.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memprediksi realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka 5 persen atau lebih tinggi. Realisasi pertumbuhan ekonomi 2023 ini bakal dibarengi dengan besaran inflasi yang terjaga di bawah 3 persen.

Menurut Bahlil Lahadalia, angka pertumbuhan ekonomi ini menjadi capaian yang cukup baik di tengah tantangan kondisi global. Bahlil mencontohkan, ada konflik geopolitik di Ukraina yang belum tuntas, disusul konflik di Palestina.

Dia menilai ini berdampak pada ekonomi global, termasuk juga Indonesia. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi jadi sorotan.

"Dari semua dinamika yang ada, kita bersyukur, pertumbuhan ekonomi, feeling saya, di kuartal IV-2023 masih tumbuh 5 persen dengan inflasi di bawah 3 persen. Angka ini bukan angka omon-omon," ujar Bahlil dalam Trimegah Political and Economic Outlook 2024, di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Dia menjelaskan, angka pertumbuhan ekonomi itu bisa diprediksi dari realisasi investasi dan kinerja ekspor RI di 2023. Tercatat, investasi RI tembus Rp 365,8 triliun atau naik 16,2 persen di kuartal IV-2023.

Sementara itu, dilihat dari kinerja ekspor di penghujung tahun lalu telah melebihi besaran impor, artinya, kondisinya masih pada posisi surplus.

Rinciannya, nilai ekspor di Oktober 2023 sebesar USD 22,14 miliar, November 2023 sebesar USD 21,99 miliar, dan Desember 2023 sebesar USD 22,41 miliar.

"Jadi ini karena ada target investasi yang mencapai target dan ekspor yang cukup baik," ucap Bahlil.

 

Kinerja Investasi di Periode Jokowi

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku takut salah bicara di hadapan para investor saham Tanah Air.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku takut salah bicara di hadapan para investor saham Tanah Air. Pasalnya, apa yang disebutnya disebut bisa berpengaruh pada pergerakan harga saham, baik naik ataupun turun.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka-bukaan data kinerja investasi selama era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia turut membandingkan kinerja investasi saat ditangani olehnya dan 2 Kepala BKPM sebelumnya.

Hal ini diungkap Bahlil dihadapan para investor saham dalam acara Trimegah Political and Economic Outlook 2024. Bahlil mencatat mayoritas kinerja investasi Indonesia berada di atas target.

"Karena ini kita bicara tentang di pasar modal, maka ini adalah trennya bapak ibu semua, perbandingan kinerja investasi di luar sektor keuangan dan hulu migas di Indonesia sejak pak Jokowi memimpin negara ini," tutur Bahlil, di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Dia menjelaskan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada 2015, dipatok target investasi Rp 519 triliun dengan realisasi Rp 545 triliun. Kemudian, pada 2016 ditarget meraup investasi Rp 594 triliun dengan realisasi Rp 612 triliun. Dia menerangkan ini merupakan kinerja investasi saat Kepala BKPM berada di tangan Franky Sibarani.

Namun, Bahlil melihat ada perubahan realisasi investasi ketika Franky digantikan oleh Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong yang bergeser dari posisi Menteri Perdagangan saat itu.

"Tahun ini (2016) ada alih kepemimpinan di BKPM, dari pak Franky kepada pejabat selanjutnya, temannya pak Lutfi (Mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi)," ungkapnya.

Pada saat masa kepemimpinan Tom Lembong, kata Bahlil, pada 2017 ditarget investasi Rp 678 triliun dengan realisasi RP 692 triliun. Namun, pada 2018 terlihat sedikit turun. Target investasi dipatok Rp 765 triliun dengan realisasi hanya Rp 721,3 triliun.

"Jadi ada sempat target investasi yang tidak tercapai di tahun 2018. Kemudian 2019, kami masuk di bulan Oktober, RPJMN-nya Rp 792 triliun targetnya, kemudian realisasi Rp 809,60 triliun," beber Bahlil.

 

Tetap Moncer di Era Pandemi

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku takut salah bicara di hadapan para investor saham Tanah Air.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku takut salah bicara di hadapan para investor saham Tanah Air. Pasalnya, apa yang disebutnya disebut bisa berpengaruh pada pergerakan harga saham, baik naik ataupun turun.

Lebih lanjut, Bahlil juga memamerkan kinerja investasi selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia. Dia mencatat realisasi investasi masih tetap positif di masa penuh tantangan tersebut.

"Di era pandemi sekalipun di era pandemi tidak ada target RPJMN yang tidak terpenuhi. Kalau kita lihat di 2020 kita sampai target, 2021 kita naikkan dari target Rp 858 triliun menjadi Rp 900 triliun, kita dapat Rp 901 triliun," jelasnya.

Kemudian, pada 2022 target dalam RPJMN dipatok Rp 968 triliun, namun ditingkatkan menjadi Rp 1.200 triliun untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Tercatat, realisasinya sebesar Rp 1.207 triliun.

"(tahun) 2023 kami alhamdulillah diberikan lagi Rp 1.400 triliun target oleh Pak Jokowi, sekalipun RPJM-nya hanya Rp 1.099 triliun, tapi kami alhamdulillah mencapai Rp 1.418 triliun," jelasnya.

Lagi-lagi, Bahlil menyindir Tom Lembong. Kali ini melalui kiasan dengan membandingkan lulusan perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri.

"Jadi inilah perbedaan antara Kementerian Investasi yang dipimpin oleh alumni perguruan tinggi lokal sama alumni perguruan tinggi luar negeri, terutama Harvard," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya