Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-106 berputar-putar di atas langit Binjai Sumatera Utara pada Senin kemarin. Pesawat yang membawa jemaah umrah menurut Jeddah, Arab Saudi ini kemudian terpaksa mendarat di Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro menjelaskan, Lion Air JT-106 membawa jamaah umrah dari Surabaya tujuan Jeddah, Arab Saudi. Pesawat tersebut mengalihkan pendaratan ke Bandara Kualanamu.
Baca Juga
"Pengalihan pendaratan di Bandar Udara Internasional Kualanamu ini, bukan disebabkan oleh masalah teknis pesawat," tegas Danang dikutip dari Antara, Selasa (12/3/2024).Â
Advertisement
Pihaknya menjelaskan pengalihan pendaratan kepada bandar udara alternatif ini merupakan prosedur standar operasional penerbangan guna memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan.
Â
"Hal ini dilakukan karena perubahan waktu pemberitahuan resmi (Notam) dari otoritas di Sri Lanka," Danang.
Â
Notam singkatan notice to airmen, lanjut dia, merupakan pemberitahuan disebarluaskan yang bersifat penting oleh personel operasi penerbangan menyatakan penutupan sementara wilayah udara di Sri Langka.
Sempat Holding di Atas Binjai
Sebelum pendaratan di Bandar Udara Internasional Kualanamu, tutur dia, pesawat sempat melakukan holding atau terbang mengelilingi wilayah udara Kota Binjai, Sumatera Utara.
Holding ini dilakukan untuk beberapa waktu dengan tujuan mengurangi berat pesawat melalui pemakaian avtur atau bahan bakar.
"Ini langkah yang diambil agar pendaratan sesuai dengan limitasi pesawat atau berat pesawat saat melakukan pendaratan," kata dia.
Setelah melakukan pendaratan dengan selamat di Bandar Udara Internasional Kualanamu, tutur dia rencananya pesawat akan melanjutkan penerbangan.
Penerbangan menuju Jeddah, Arab Saudi, setelah bandar udara di Colombo, Sri Lanka, dibuka kembali dan dianggap aman untuk dilayani.
"Seluruh prosedur yang diambil ini menunjukkan komitmen Lion Air dalam menjaga keselamatan penumpang dan kru pesawat," ungkap Danang.
Lion Air Godok Lagi Rencana IPO, Incar Dana Segar hingga Rp 7,78 Triliun
Sebelumnya, PT Lion Mentari Airlines kembali merencanakan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Sebelumnya, maskapai yang beroperasi sebagai Lion Air ini pernah berencana IPO pada 2019.
Melansir Yahoo Finance, Jumat (12/1/2024), perusahaan mengincar dana segar hingga USD 500 juta atau sekitar Rp 7,78 triliun (kurs Rp 15.558,90 per USD) dari IPO. Menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut, perusahaan sedang bekerja sama dengan para penasihat mengenai penawaran potensial yang dapat dilakukan segera setelah akhir tahun ini.
Meski begitu, informasi lebih rinci mengenai rencana aksi ini masih bisa berubah, mengingat belum ada pernyataan resmi dari pihak perusahaan. Sebelumnya, Lion Air telah menjajaki IPO pada 2019 sebagai upaya untuk mengatasi kecelakaan pada Oktober 2018 yang menewaskan 189 orang di dalam salah satu pesawat Boeing Co. 737 Max miliknya.
Namun, rencana itu urung lantaran terjadi pandemi Covid-19 yang mengakibatkan perjalanan udara sempat terhenti. Lion Air merupakan anak perusahaan dari PT Langit Esa Oktagon (PT LEO Group) yang merupakan bagian dari Lion Group.
Â
Advertisement
Perluas Layanan
Sebagai maskapai domestik terkemuka dan maskapai berbiaya rendah yang disiplin, Lion Air menawarkan penerbangan kepada pelanggan yang sadar nilai yang fokus pada harga, frekuensi penerbangan, dan jaringan rute yang luas di seluruh Indonesia.
Sejak 2018, perusahaan secara strategis memperluas layanan penumpang ke pasar internasional termasuk Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan Tiongkok. Hingga September 2019, Lion Air mengoperasikan rata-rata 449 penerbangan per hari yang mencakup 269 rute terjadwal dan 211 rute charter ke 41 destinasi domestik dan 20 internasional. Â