Investor Singapura Tanam Modal Rp 405 Miliar di Kawasan Industri Batang, Garap Apa?

Sampoerna Kayoe, Perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang industri produksi Wood Pellet akan menempati lahan seluas 5,2 Ha dengan nilai total investasi mencapai USD 25 juta atau senilai Rp 405 milar di PT Kawasan Industri Terpadu Batang.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Apr 2024, 17:31 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2024, 17:30 WIB
Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang
Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

Liputan6.com, Jakarta PT Kawasan Industri Terpadu Batang (Grand Batang City) kedatangan investor pertamanya di tahun 2024. Sampoerna Kayoe, perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang industri produksi Wood Pellet ini telah menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Lahan Tanah Industri (PPTI) dengan PT Kawasan Industri Terpadu Batang.

Sampoerna Kayoe akan menempati lahan seluas 5,2 Ha dengan nilai total investasi mencapai USD 25 juta atau senilai Rp 405 milar (kurs 16.218 per USD)

Langkah Sampoerna Kayoe ini menandakan komitmen kuat mereka untuk berkontribusi dalam pengembangan industri di Indonesia. Investasi ini tidak hanya membuka peluang baru bagi kemajuan ekonomi di Batang, Jawa Tengah, tetapi juga menjadi bukti daya tarik dan potensi besar yang dimiliki oleh Kawasan Industri Terpadu Batang.

"Kami sangat senang dengan keputusan Sampoerna Kayoe untuk berinvestasi di PT Kawasan Industri Terpadu Batang. Ini menunjukkan kepercayaan mereka terhadap potensi industri di daerah kami dan akan memberikan dorongan signifikan bagi pembangunan ekonomi regional," kata Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang Ngurah Wirawan dikutip Minggu (21/4/2024).

Sampoerna Kayoe, bagian dari PT Sumber Graha Sejahtera, telah menorehkan perjalanan gemilang selama 35 tahun terakhir. Konsep "green product" dan "green process" yang diusung Sampoerna Kayoe menjadi daya tarik utama.

Limbah kayu diolah menjadi wood pellet yang tak hanya bermanfaat, tetapi juga ramah lingkungan. Inovasi ini sejalan dengan visi Grand Batang City untuk mewujudkan kawasan industri yang sustainable.

Wood pellet produksi Sampoerna Kayoe nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar biomass power plant (green power plant). Hal ini merupakan langkah nyata Sampoerna Kayoe dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan berkontribusi pada energi terbarukan.

Sampoerna Kayoe memiliki ambisi yang besar, yaitu menembus pasar global dengan target 100% ekspor. Saat ini, produk-produk mereka telah menjangkau berbagai negara, di mana produknya digunakan oleh Biomass Power Plant di Jepang.

 

 

Langkah Maju

Sampoerna Kayoe, perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang industri produksi Wood Pellet telah menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Lahan Tanah Industri (PPTI) dengan PT Kawasan Industri Terpadu Batang.
PT Kawasan Industri Terpadu Batang (Grand Batang City) kedatangan investor pertamanya di tahun 2024. Sampoerna Kayoe, perusahaan asal Singapura yang bergerak di bidang industri produksi Wood Pellet telah menandatangani Perjanjian Pemanfaatan Lahan Tanah Industri (PPTI) dengan PT Kawasan Industri Terpadu Batang.

Kini, Sampoerna Kayoe melangkah lebih maju dengan berinvestasi di Kawasan Industri Terpadu Batang. Langkah strategis ini menandakan era baru bagi Sampoerna Kayoe, di mana mereka siap untuk memperluas jangkauannya dan berkontribusi lebih besar bagi kemajuan industri nasional.

Pendirian pabrik Sampoerna Kayoe di Batang diprediksi akan menyerap tenaga kerja sebanyak 173 orang. Menariknya, 68% di antaranya akan direkrut dari tenaga kerja lokal. Hal ini tentunya menjadi kabar gembira bagi masyarakat Batang, yang akan mendapatkan kesempatan kerja dan meningkatkan taraf hidup.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sampoerna Kayoe, Johanes Ibrahim Tjendana, menambahkan, "Komitmen kami untuk berinvestasi di Indonesia terus berlanjut, dan kami yakin bahwa kolaborasi dengan PT Kawasan Industri Terpadu Batang akan membawa manfaat besar bagi kedua belah pihak. Kami berharap investasi ini dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat industri biomassa di Indonesia dan kontribusi kami dalam mendukung ketahanan energi berkelanjutan."

Kehadiran Sampoerna Kayoe diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai pihak, mulai dari menciptakan lapangan pekerjaan baru, orientasi ekspor, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Sinergi antara Sampoerna Kayoe dan Kawasan Industri Terpadu Batang ini patut diapresiasi sebagai langkah maju dalam memajukan industri nasional dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.

 

Dampak ke Lingkungan

Pembangunan rusun pekerja industri di KIT Batang
Pembangunan rusun pekerja industri di KIT Batang. (Dok. Kementerian PUPR)

Sampoerna Kayoe memiliki komitmen tinggi untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan limbah kayu menjadi batang jadi untuk bahan bakar biomass. Visi Sampoerna Kayoe untuk berkontribusi pada industri ramah lingkungan selaras dengan cita-cita Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dalam menciptakan kawasan industri yang sustainable.

Investasi Sampoerna Kayoe di KITB menjadi bukti nyata sinergi yang kuat antara dua pihak ini untuk mewujudkan masa depan yang sustainable. KITB berkomitmen untuk menyediakan infrastruktur dan layanan yang mendukung operasional industri hijau, seperti sistem pengelolaan air limbah dan energi terbarukan.

Sinergi antara Sampoerna Kayoe dan KITB ini diharapkan dapat menjadi model bagi industri lain dalam menerapkan praktik-praktik ramah lingkungan. Dengan kolaborasi yang kuat, kedua pihak ini dapat berkontribusi dalam mewujudkan industri yang sustainable dan bertanggung jawab, serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya