Liputan6.com, Jakarta PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali melakukan buyback saham BBRI di tengah harga yang mengalami koreksi signifikan. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 13 Maret 2023 lalu, BRI mendapat persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham BBRI maksimum Rp1,5 triliun.
"BRI melakukan buyback untuk memberikan sinyal bahwa kondisi peusahaan jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang dipersepsikan market," ujar Direktur Utama BRI, Sunarso.
Baca Juga
Senada dengan itu, Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu R.K menyebut bahwa fokus manajemen adalah memastikan perusahaan dapat tumbuh dengan lebih baik dan lebih sehat dalam jangka panjang, meskipun itu memerlukan koreksi-koreksi kecil di perjalanan jangka pendek.
Advertisement
“Bagi long-term shareholders, penyempurnaan dan perbaikan yang kami lakukan saat ini, seharusnya memberikan benefit lebih tinggi," sebutnya.
Sebagaimana diketahui, di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh tantangan, BRI mampu membukukan pertumbuhan laba yang positif, di mana hingga akhir Triwulan I 2024, BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba sebesar Rp15,98 triiliun.
Penyaluran Kredit BRI
Hingga akhir Maret 2024, BRI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.308,65 triliun atau tumbuh double digit 10,89% year on year. Dari penyaluran kredit itu, 83,25% di antaranya atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM.
Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, di mana tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11% yoy.
Sunarso yakin bahwa BRI terus melakukan pemberdayaan segmen UMKM yang memiliki impact terhadap daya tahan ekonomi nasional. Ia menyebut, UMKM berperan terhadap sekitar 97% job creation di Indonesia dan menyumbang PDB dikisaran 61%.
“Dengan pijakan kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2024 ini, BRI optimis terus tumbuh secara berkelanjutan dengan mengedepankan prinsip-prinsip prudential banking, serta risk management yang baik di tengah dinamika kondisi perekonomian dan geopolitik global yang perlu dicermati," ujarnya.
"BRI akan lebih fokus merespon tantangan domestik, terutama melalui pemberdayaan UMKM,” imbuh Sunarso.
(*)
Advertisement