Ibadah Haji Tak Ganggu Pasokan Valas dalam Negeri

Tidak hanya valas untuk kebutuhan haji. Bank Indonesia juga telah memperhitungkan kebutuhan valas untuk pembayaran utang pemerintah seperti PT Pertamina, PLN, hingga pembayaran utang BUMN lainnya.

oleh Tira Santia diperbarui 22 Mei 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2024, 18:45 WIB
Jemaah haji Indonesia di Masjid Nabawi, Madinah usai melaksanakan sholat subuh. Foto: Darmawan/MCH
Jemaah haji Indonesia di Masjid Nabawi, Madinah usai melaksanakan sholat subuh. Foto: Darmawan/MCH

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan, ibadah haji tidak akan menganggu kebutuhan valuta asing (Valas) di Indonesia. Lantaran pihaknya telah memperkirakan supply dan demand valas.

"Bank Indonesia bersama pemerintah selalu berkoordinasi erat. Jadi, yang gini-gini kita sudah perkirakan jauh-jauh hari. Tugasnya Bank Indonesia itu bagaimana memastikan kebutuhan valas untuk ibadah haji sudah ada dan itu sudah kita rencanakan sejak dari awal," kata Perry dalam konferensi pers pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2024 di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Rabu (22/5/2024).

Perry menegaskan perhitungan tersebut telah masuk dalam perencanaan, pengelolaan cadangan devisa, dan juga sudah masuk di dalam asesmen terhadap nilai tukar.

Selain itu, tidak hanya valas untuk kebutuhan haji. Bank Indonesia juga telah memperhitungkan kebutuhan valas untuk pembayaran utang pemerintah seperti PT Pertamina, PLN, hingga pembayaran utang BUMN lainnya.

"Itu sudah masuk di dalam perhitungan supply demand valas, dampaknya terhadap cadangan devisa dan terutama juga stabilitas nilai tukar rupiah," ujarnya.

Perry memastikan kembali bahwa kebutuhan valas dalam negeri terjaga dengan baik, ia juga berharap agar jemaah haji asal Indonesia bisa menunaikan ibadah haji dengan tenang di Arab Saudi.

"Jadi, jemaah haji selamat menunaikan ibadah haji dengan tenang, insya Allah lancar, sehat dan terutama mabrur dan maqbul," pungkasnya.

Jemaah Calon Haji Indonesia Kloter Pertama Tiba di Madinah, Ada 393 Orang

Ilustrasi Ibadah haji di tanah suci Mekkah (Istimewa)
Ilustrasi Ibadah haji di tanah suci Mekkah (Istimewa)

Sebelumnya, jemaah calon haji kelompok terbang (kloter) pertama dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG 01) tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah pada Minggu (12/5/2024) pukul 08.00 Waktu Arab Saudi.

Kloter pertama ini terdiri dari 393 orang, dengan jemaah kategori lanjut usia (lansia) ada sebanyak 79 orang dan menggunakan kursi roda 13 orang.

Kedatangan para jemaah calon haji disambut Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad, Konsul Haji Nasrullah Jasam, dan Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Abdillah.

Abdul Aziz dan para pejabat lain menyambut jemaah calon haji Indonesia dan memberikan sekuntum bunga untuk setiap peserta.

Para petugas haji pun menyambut dengan sigap membantu jemaah. Ada yang menuntut jemaah sampai bus, memayungi, hingga mendorong kursi roda.

Melansir Antara, Minggu (12/5/2024), tak lama setelah tiba di bandara, bus kemudian bergerak menuju hotel masing-masing di Madinah.

Setibanya di hotel, jemaah kembali disambut dengan senandung selawat badar dan pemberian bunga kepada jamaah calon haji Indonesia. Tak sedikit jemaah yang tak kuasa menahan haru saat turun dari bus.

 

Di Madinah 9 Hari

Petugas haji yang sudah bersiaga sejak shubuh di Hotel Abraj Tabah, yang menjadi hotel kedatangan Kloter pertama, langsung mengarahkan jemaah menuju pintu masuk hotel. Tak lupa minuman penghangat dan kurma menjadi camilan penyambutan.

Jamaah calon haji gelombang pertama akan berada di Madinah selama 9 hari. Setelah itu, mereka akan diberangkatkan ke Makkah untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji.

"Alhamdulillah, pelayanan kali ini sangat bagus. Karena ini datang melalui jalur fast track jadi tidak perlu lama-lama mengantre di airport," ujar Dubes RI di Arab Saudi Abdul Azis.

Azis berpesan kepada jemaah untuk tidak terlalu memforsir ibadah usai tiba di Madinah. Apalagi, kata dia, puncak haji saat Armuzna masih lama. Sehingga ketika puncak haji, kondisi mereka dalam keadaan bugar.

"Ibadah itu bagus, tapi jangan terlalu memforsir fisik yang justru bisa mengurangi tenaga. Jangan nanti karena melakukan Arbain terus kita saat puncak haji kehilangan tenaga," jelas Azis.

Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Perbedaan Rukun dan Wajib Haji dengan Rukun Umrah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya