Liputan6.com, Jakarta Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno menjelaskan Indonesia sedang mengalami darurat angkutan umum.
Djoko menuturkan di Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera terhubung jaringan jalan tol telah membangkitkan bisnis angkutan umum antar provinsi semakin membaik.
Baca Juga
Adanya bus Antar Kota Antar provinsi (AKAP) jenis sleeper bus, double decker, serta menjamurnya bisnis angkutan travel antar kota atau Angkutan Jemput Antar Perkotaan (AJAP) menandakan keberhasilan angkutan umum jarak jauh.
Advertisement
Sementara Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP), angkutan perkotaan, angkutan perdesaan makin terpuruk. Bahkan, banyak kota di Indonesia sudah tidak memiliki layanan angkutan umum.
“Dari 38 ibukota provinsi, baru 15 kota mencoba membenahi angkutan umum berbadan hukum dan diberikan subsidi,” kata Djoko dalam keterangan resmi, Minggu (23/6/2024).
Djoko menjelaskan hanya Kota Jakarta yang mandiri (karena APBD mencukupi), selainnya ada pemda yang masih tergantung bantuan APBN (mendapat stimulus).
Contohnya, seperti Pemkot Bogor (Trans Pakuan), Pemkot Bekasi (Trans Patriot), Pemkab. Banyumas (Trans Banyumas), Pemkot. Bandung (Trans Metro Pasundan), Pemkot. Palembang (Trans Musi Jaya), Pemprov. Bali (Trans Metro Dewata).
“Namun ada pula pemda yang sudah mengalokasikan APBD untuk membenahi angkutan umum, bahkan ada yang menggratiskan tarif layanan, seperti Trans Koetaradja (Banda Aceh) dan Trans Banjarmasin (Kota Banjarmasin),” jelas Djoko.
Kota di Indonesia yang Menyelenggarakan Angkutan Umum
Djoko menjelaskan ada beberapa pemerintah kota yang sudah menyelenggarakan angkutan umum, seperti Trans Padang (Pemkot. Padang), Trans Metro Pekanbaru (Pemkot. Pekanbaru), Trans Batam (Pemkot. Batam), Tayo (Pemkot. Tangerang), Trans Semarang (Pemkot Semarang), Suroboyo Bus dan Bus Wira Wiri (Pemkot. Surabaya), dan Trans Banjarmasin (Pemkot. Banjarmasin).
Adapun di tingkat provinsi, selain Trans Jakarta (Prov. Jakarta) ada Trans Jogja Istimewa (Prov. DI Yogyakarta), Trans Jatim (Pemprov. Jatim), Trans Jateng (Prov. Jateng), Trans NKRI (Prov. Gorontalo), Trans Banjar Bakula (Prov. Kalimantan Selatan), Trans Koetaradja (Prov. Aceh), Trans Siginjak (Prov. Jambi), Trans Metro Pasundan (Prov. Jabar).
Advertisement
Layani Penumpang Kereta Cepat Whoosh, DAMRI Buka Rute Bandara Soetta-Stasiun Halim
Perum DAMRI terus bersinergi dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dalam menghadirkan layanan antarmoda terintegrasi.
Dalam bentuk layanan Jabodetabek Airport Connexion (JAC) yang menghubungkan bus DAMRI dan Kereta Cepat Whoosh, dengan rute Stasiun Halim menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).
"Dengan rute dari Stasiun Kereta Cepat Halim menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, DAMRI hadir memberikan pelayanan yang menghubungkan kedua rute tersebut untuk memudahkan masyarakat melakukan perjalanan dari dan menuju Stasiun Kereta Cepat Halim," ujar Corporate Secretary DAMRI Chrystian RM Pohan, Sabtu (22/6/2024).
Melalui layanan ini, DAMRI menerapkan layanan point to-point bagi penumpang Kereta Cepat Whoosh dari Stasiun Halim menuju Bandara Soekarno-Hatta atau Bandara Soetta via Tol Dalam Kota dan Tol Sediyatmo.
Layanan dari Stasiun Halim beroperasi mulai pukul 07.30 hingga 21.30 WIB, dengan waktu tunggu pemberangkatan setiap 1 jam sekali. Sedangkan dari Bandara Soekarno-Hatta beroperasi mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB setiap 1 jam sekali.
Tarif yang dikenakan sebesar Rp 80.000. Layanan keduanya tersedia keberangkatan setiap hari, dengan pemesanan tiket yang dapat dipesan melalui DAMRI Apps.
Pohan melanjutkan, DAMRI pun menerapkan pembayaran non-tunai untuk pemesanan secara on the spot melalui QRIS, e-money, debit card, maupun credit card.
"Penyediaan layanan ini merupakan upaya peningkatan konektivitas serta layanan transportasi yang aman dan nyaman bagi para penikmat transportasi publik. DAMRI berharap integrasi antarmoda ini bisa membuahkan hasil yang positif dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat," tuturnya.
Damri dan MRT Jakarta Kolaborasi Sediakan Angkutan Feeder
Sebelumnya, Perum Damri menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT MRT Jakarta mengenai kerja sama layanan transportasi terintegrasi dalam rangka sistem feeder bagi pengguna.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Utama Damri Setia N. Milatia Moemin bersama Direktur Business Development MRT Jakarta, Farchad H Mahfud, Rabu (12/6/2024) di Gedung Transport Hub, Dukuh Atas, Jakarta.
MoU ini dinilai menandai langkah penting dalam pengembangan area berbasis transit atau Transit Oriented Development (TOD) di Jakarta.
Corporate Secretary Damri Chrystian RM Pohan mengatakan, pengembangan TOD ini diharapkan tidak hanya meningkatkan konektivitas transportasi, namun juga menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi pengguna transportasi umum.
"Dengan adanya pengembangan TOD, Damri dan MRT Jakarta berupaya untuk menyediakan akses yang lebih baik dan nyaman bagi para pengguna jasa transportasi," ujar dia.
Selain pengembangan TOD, MoU ini juga membuka peluang bisnis yang besar bagi kedua belah pihak. Kerja sama ini akan mengeksplorasi berbagai inisiatif bisnis yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan, serta meningkatkan efisiensi operasional kedua perusahaan.
"Kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk mengoptimalkan layanan transportasi publik di Jakarta dan sekitarnya. Melalui pengembangan TOD dan inisiatif bisnis lainnya, Perusahaan yakin dapat memberikan kontribusi positif bagi mobilitas warga dan meningkatkan layanan kepada seluruh pelanggan," beber Pohan.
Advertisement