Neraca Perdagangan RI Tembus USD 15,45 Miliar di Semester I-2024

BPS mencatat secara kumulatif periode Januari hingga Juni 2024 neraca perdagangan Indonesia mencapai USD15,45 miliar

oleh Tira Santia diperbarui 15 Jul 2024, 14:25 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2024, 13:45 WIB
Proyeksi Neraca Perdagangan Indonesia
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara kumulatif periode Januari hingga Juni 2024 neraca perdagangan Indonesia mencapai USD15,45 miliar atau mengalami penurunan sebesar USD 4,46 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Jika dilihat lebih rinci, secara kumulatif neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus sebesar USD25,55 miliar atau lebih rendah sekitar USD3,16 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Senin (15/7/2024).

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas mencapai USD 10,11 miliar atau lebih besar USD 1,31 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Jika dilihat menurut negara, defisit neraca perdagangan nonmigas kumulatif terbesar hingga Juni tahun ini terjadi dengan Tiongkok sebesar USD 5,43 miliar, kemudian dengan Australia USD USD 2,28 miliar, Thailand USD 2,16 miliar.

Juni 2024

Disisi lain, BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia Juni 2024 mengalami surplus sebesar USD2,39 miliar. Capaian tersebut memperpanjang catatan surplus selama 50 bulan beruntun sejak Mei 2020.

"Pada Juni 2024 nercaa perdagangan barang tercatat surplus sebesar USD2,39 miliar, atau turun sebesar USD 0,54 miliar secara bulanan, dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujarnya.

Surplus neraca perdagangan Juni 2024 ini lebih ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD4,43 miliar, dimana komoditas yang menyumbangkan surplus adalah bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), besi dan baja (HS72), dan beberapa komoditas lainnya.

Apa Itu Neraca Perdagangan?

FOTO: Neraca Perdagangan Januari 2022 Surplus USD 930 Juta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2022 kembali mengalami surplus sebesar USD 930 juta. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Neraca perdagangan adalah perbandingan nilai ekspor dan impor suatu negara dalam periode tertentu, biasanya diukur dalam satu tahun.

Neraca perdagangan positif terjadi ketika nilai ekspor lebih besar daripada impor, sedangkan neraca perdagangan negatif terjadi ketika nilai impor lebih besar daripada ekspor.

Komponen Neraca Perdagangan:

  • Ekspor: Barang dan jasa yang dijual oleh suatu negara ke negara lain.
  • Impor: Barang dan jasa yang dibeli oleh suatu negara dari negara lain.

Apa Pentingnya Neracca Perdagangan?

FOTO: Neraca Perdagangan Januari 2022 Surplus USD 930 Juta
Truk melintas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/2/2022). Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2022 menurun dibandingkan surplus pada Desember 2021 sebesar USD 1,02 miliar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)
  • Mencerminkan kesehatan ekonomi negara: Neraca perdagangan positif menunjukkan bahwa ekonomi negara sedang berkembang, sedangkan neraca perdagangan negatif menunjukkan bahwa ekonomi negara sedang mengalami kesulitan.
  • Mempengaruhi nilai tukar mata uang: Neraca perdagangan positif dapat memperkuat nilai tukar mata uang negara, sedangkan neraca perdagangan negatif dapat melemahkan nilai tukar mata uang negara.
  • Memengaruhi kebijakan pemerintah: Pemerintah dapat menggunakan kebijakan ekonomi untuk mempengaruhi neraca perdagangan, seperti dengan memberikan subsidi untuk ekspor atau mengenakan bea masuk untuk impor.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya