Alasan Miliarder Pendiri Facebook Tak Dukung Trump atau Biden

Komentar Pendiri Facebook Mark Zuckerberg muncul ketika beberapa tokoh berpengaruh di Silicon Valley mendukung Trump dalam Pilpres AS 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Jul 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2024, 21:00 WIB
Mark Zuckerberg
CEO Facebook Mark Zuckerberg (AP Photo/Jacquelyn Martin)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu orang terkaya di dunia, Mark Zuckerberg mengaku enggan memberikan dukungan politik kepada Donald Trump atau Joe Biden dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat bulan November mendatang.

Mengutip Channel News Asia, Senin (22/7/2024) Zuckerberg mengatakan Meta membuat perubahan yang ia harap akan membuat Facebook tidak terlalu menjadi pusat perhatian dalam pemilu mendatang.

“Saya pikir Anda akan melihat layanan kami kurang berperan dalam pemilu ini dibandingkan di masa lalu,” kata Zuckerburg dalam sebuah wawancara dengan outlet media Bloomberg News.

Namun, baik Meta maupun Zuckerberg tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait wawancara tersebut.

Komentar Zuckerberg muncul ketika beberapa tokoh berpengaruh di Silicon Valley, termasuk bos Tesla Elon Musk dan pemodal ventura Marc Andreessen dan Ben Horowitz, mendukung Trump dalam pencalonan presiden AS di Pilpres 2024 dengan sejumlah pendanaan.

Namun, CEO Meta itu memuji Trump dalam merespon insiden penembakan yang dihadapinya beberapa waktu lalu, bagaimana Trump menginspirasi, dan membantu menjelaskan daya tariknya kepada para pemilih.

Diketahui, Meta kerap mengkritik postingan Trump karena mengandung informasi yang salah dan melanggar aturan konten di platformnya. 

Raksasa media sosial itu juga sempat menangguhkan akun Facebook dan Instagram mantan Presiden AS tersebut selama sekitar dua tahun, menyusul insiden kerusuhan di Capitol pada Januari 2021.

Elon Musk Sumbang Kampanye Donald Trump di Pilpres AS, Nilainya Rp 729,1 Miliar

Elon Musk.  (AP Photo/Susan Walsh, File)
Elon Musk. (AP Photo/Susan Walsh, File)

Elon Musk mengungkapkan bahwa ia berencana untuk menyumbang USD 45 juta (Rp.729,1 miliar) per bulan kepada kelompok super PAC yang baru dibentuk untuk mendukung pencalonan Donald Trump, dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 2024.

Kabar mengenai sumbangan untuk kampanye Donald Trump itu dilaporkan oleh Wall Street Journal, yang mengutip sejumlah sumber.

Mengutip CNBC International, Selasa (16/7/2024) Musk diketahui belum menyumbang dana apa pun kepada kelompok yang disebut America PAC, hingga akhir bulan Juni 2024, menurut pengajuan keuangan triwulanan yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Federal di AS.

Juga tidak diketahui secara jelas apakah Musk telah menyumbang dana pada bulan Juli 2024.

Namun super PAC, yang dibentuk pada akhir Mei 2024, telah menerima kontribusi dari sejumlah miliarder ternama termasuk Palantir salah satu pendiri Joe Lonsdale dan miliarder kripto Cameron dan Tyler Winklevoss, menurut pengajuan tersebut.

Lonsdale dilaporkan menyumbangkan USD 1 juta (Rp.16,2 miliar) kepada America PAC melalui Lonsdale Enterprises, sebuah entitas yang terkait dengan investor teknologi eponymous.

Adapun Winklevoss yang masing-masing menyumbangkan USD 250.000 (Rp.4 miliar) ke super PAC, menurut pengajuan FEC.

Pengajuan FEC menunjukkan, America PAC menghasilkan USD 8,8 juta (Rp.142,5 miliar) dan membelanjakan USD 7,8 juta (Rp.126,3 miliar) antara awal berdirinya hingga akhir Juni, sehingga hanya memiliki uang tunai di bawah USD 1 juta (Rp.16,2 miliar).

Musk, CEO Tesla dan SpaceX dan salah satu orang terkaya di dunia, secara resmi mendukung Trump pada hari Sabtu, beberapa menit setelah calon presiden AS dari Partai Republik itu selamat dari insiden penembakan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya