Produksi Ikan hingga Rumput Laut RI Masih Rendah di Semester I-2024

KKP melaporkan produksi perikanan tangkap pada Semester I-2024 hanya 3,34 juta ton dari target tahun 2024 sebesar 12,52 juta ton.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Jul 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2024, 15:00 WIB
Penjagaan Ketat Gedung KKP usai OTT Menteri Edhy Prabowo
Suasana Gedung Mina Bahari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Rabu (25/11/2020). Menteri Edhy Prabowo beserta istri dan pegawai KKP ditangkap oleh penyidik KPK saat kembali dari Honolulu, Hawai, AS terkait kasus dugaan korupsi perizinan ekspor benih lobster. (merdeka.com/Iqbal S. Nug

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan, produksi perikanan tangkap pada Semester I-2024 hanya 3,34 juta ton dari target tahun 2024 sebesar 12,52 juta ton.

"Pada Semester I ini, dari target kita 12,52 juta ton terealisasi 3,34 juta ton atau 26,6 persen," kata Sekretaris Ditjen Perikanan Budi Daya Gemi Triastutik dalam konferensi pers Capaian Kinerja KKP Semester I-2024, di Kantor KKP, Jakarta, Jumat (26/7/2024).

Ia menegaskan, rendahnya produksi perikanan tangkap di Semester I-2024 tersebut menjadi pendorong bagi KKP untuk meningkatkan produk perikanan tangkap di Semester II-2024.

"Ini tentunya menjadi pemicu kami supaya di Semster ke-II nanti kita dorong bagaimana dilakukan percepatan agar target tersebut terpenuhi," ujarnya.

Lebih lanjut, capaian produksi rumput laut hingga Semester I-2024, hanya mencapai 5,14 juta ton atau 41,7 persen dari target sebesar 12,33 juta ton.

Pendapatan Budidaya Ikan

Untuk nilai tukar pembudidaya ikan realisasinya 101,77 atau 96,9 persen dari target 105. Kemudian, rata-rata pendapatan pembudidaya realisasinya mencapai Rp5,1 juta per bulan atau 107,1 persen dari target Rp4,8 juta.

Sementara, untuk capaian nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan Badan Layanan Umum (BLU) realisasinya mencapai Rp16,99 miiar atau 34 persen dari target Rp49,98 miliar.

Neraca Dagang Ikan RI Surplus Rp 40,76 Triliun di Semester I 2024

Semester I 2018, Ekspor Perikanan Alami Peningkatan
Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan hasil ekspor perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan neraca perdagangan perikanan Indonesia mendapatkan surplus sebesar USD2,49 miliar pada periode Januari sampai Juni 2024. Nilai surplus tersebut setara Rp40,76 triliun atau naik 6,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Neraca perdagangan kita mengalami surplus 2,49 miliar dolar Amerika," kata Staf Ahli Menteri Kelautan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut KKP, Hendra Yusran Siry, dalam konferensi pers Kinerja KKP Semester I 2024 di Gedung KKP, Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Dalam catatannya, surplus diperoleh dari realisasi kinerja ekspor perikanan Indonesia mencapai USD 2,71 miliar. Realisasi nilai ekspor tersebut setara Rp44,24 triliun atau naik 1,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

Sementara nilai impor perdagangan perikanan Indonesia mencapai USD 0,22 miliar. Nilai impor ini setara Rp3,58 triliun atau sekitar 8,09 persen dari total eskpor perikanan Indonesia.

 

Total Produksi

Target Produksi Perikanan di 2025 Capai 24,58 Juta Ton
Selain itu, KKP juga menargetkan ekspor hasil perikanan senilai $ 6,25 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Secara keseluruhan total produksi ikan di semester I 2024 sebanyak 11, 81 ton. Di sisi lain, sumbangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)dari sektor kelautan dan perikanan mencapai 963,64 miliar hingga semester I 2024.

Selanjutnya realisasi anggaran KKP hingga Juli 2024 mencapai Rp3,24 triliun. Hendra mengatakan, realisasi anggaran KKP tersebut setara 49,74 persen dari total anggaran sebanyak Rp6,52 triliun.

"Dengan demikian, ini beberapa capaian makro dari Kementerian Kelautan dan Perikanan," pungkas Hendra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya