Waspada, Indonesia Masih Rawan Kebakaran Hutan

Sebaran titik api atau panas (Hotspot) di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1.000 titik. Sebagaimana data yang dilansir dari situs BMKG, Pulau Kalimantan menjadi wilayah terbanyak dengan 465 titik.

oleh Septian Deny diperbarui 29 Jul 2024, 21:20 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 21:20 WIB
Angin Kencang Bikin Titik Api di Lereng Gunung Batok Menuju Kawasan Gunung Bromo
Petugas gabungan berusaha memadamkan titik api di lereng Gunung Batok pada Sabtu, 22 Juni 2024, agar kebakaran tak sampai merambat ke kawasan Gunung Bromo (Foto : Dok BB TNBTS)

 

Liputan6.com, Jakarta Sebaran titik api atau panas (Hotspot) di Indonesia sudah mencapai lebih dari 1.000 titik. Sebagaimana data yang dilansir dari situs BMKG, Pulau Kalimantan menjadi wilayah terbanyak dengan 465 titik, disusul Sumatera 192 titik, Pulau Jawa 44 titik, Nusa Tenggara 27 titik, Sulawesi 14 titik dan titik lainnya di berbagai daerah Indonesia.

Menyikapi hal itu, Pengusaha sekaligus Politisi Bambang Haryo Soekartono mengaku sangat prihatin. Ia menyebutkan kondisi lingkungan di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, serta Jawa mengalami polusi asap kebakaran yang sangat hebat.

"Ini bisa menganggu kesehatan terutama anak anak kecil yang terkena ISPA bahkan mengkibatkan kematian, termasuk juga menganggu ekonomi, industri, pariwisata dan sebagainya. Asap kebakaran hutan ini lah yang menjadi penyebab polusi di kota kota wilayah Jawa sebelah Utara, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya ada di ambang batas tidak sehat, demikian juga Flora Fauna yang sangat spesifik hutan wilayah tersebut akan punah," kata pemilik sapaan akrab BHS, Senin (29/7/2024)

Dikatakan anggota DPR-RI periode 2024-2029 ini, seharusnya Pemerintah khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera mengambil langkah preventif dengan menyiram hutan hutan sebanyak 1 minggu sekali, seperti yang dilakukan oleh negara tetangga.

"Kita bisa melihat Malaysia Semenanjung dan Malaysia Kalimantan sebesar 32 juta hektar, serta Brunei Darussalam sebesar 527.000 hektar, dan juga Thailand sebesar 51 juta hektar, tidak ada satupun titik nyala api karena Pemerintah melakukan pencegahan dengan menyiram secara rutin sebanyak 1 minggu sekali pada saat wilayah mereka sedang musim kemarau, sedangkan hutan di Indonesia tinggal sekitar 80 juta hektare terbakar lebih dari 2000 titik" Imbuh BHS.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Titik Hotspot

Banner Infografis Kebakaran Hutan dan Bencana Kabut Asap di Indonesia
Banner Infografis Kebakaran Hutan dan Bencana Kabut Asap di Indonesia. (Sumber Foto: Lapan)

Menurut BHS, masih beruntung, sebaran titik hotspot yang terjadi di Indonesia, karena arah angin saat awal Agustus ini mengarah ke barat daya, yang di akhir agustus akan mengarah menuju ke selatan dan akan menuju ke arah timur, maka kota kota di Jawa akan penuh dengan asap. Asap tersebut juga akan menganggu negara tetangga Indonesia yaitu Singapura dan Malaysia. Paparnya

"Tentu ini menjadi tanggung jawab Kementerian Kehutanan, karena telah diberikan anggaran dan fasilitas yang sangat besar, tetapi tidak bergerak melakukan pencegahan dengan rekayasa cuaca atau penyemprotan menggunakan armada pesawat yang ada" Pungkas BHS.


Menteri LHK: 267.000 Hektare Lahan Terbakar, Diperkirakan Akan Bertambah

Karhutla Dairi Sumut
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Desa Silalahi 3, Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara (Sumut) (BNPB Indonesia)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) membahas soal mitigasi dampak fenomena cuaca El Nino di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Dalam rapat tersebut, Jokowi dan jajaran membahas masalah kekeringan, ketersediaan air bersih, situasi pertanian, hingga antisipasi dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Intinya, arahan Yang Terhormat Bapak Presiden ada tiga hal, yaitu pertama pemetaan persoalan secara komprehensif, yang kedua fokus untuk strategi tersedianya air, dan yang ketiga daerah sentra produksi pangan agar dicek terus menerus untuk kecukupan air," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar usai rapat di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Terkait dengan karhutla, Siti menjelaskan bahwa berdasarkan data per 2 Oktober 2023, terdapat 6.659 titik panas (hot spot) dengan peluang 80 persen menjadi titik api atau fire spot. Sementara, kata dia, saat ini, ada 267.000 hektare lahan yang terbakar.

"Areal yang terbakar sudah terekam 267.000 hektare dan perkiraan saya dengan situasi bulan September kemarin dan Oktober, kelihatannya masih akan bertambah," jelasnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah melalui berbagai kementerian/lembaga telah melakukan sejumlah langkah seperti pemadaman dan teknik modifikasi cuaca (TMC) di sejumlah provinsi yang menjadi titik rawan terjadinya karhutla.

Siti Nurbaya memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada pencemaran asap lintas batas atau transboundary haze ke negara tetangga.

"Sejauh ini tidak ada transboundary haze ke Malaysia. Jadi kalau dibilang bahwa di Malaysia tidak ada hot spot, kalau lihat datanya citra satelinya di sana juga ada," ucap Siti.


Dukungan Pelaksanaan Operasi Darat

Karhutla Palembang
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan masalah tahunan di Indonesia dan sering kali menjadi penyebab ketegangan dengan negara-negara tetangga. (Al ZULKIFLI/AFP)

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menjelaskan bahwa jajarannya telah melakukan dukungan pelaksanaan operasi darat maupun udara dalam mengatasi karhutla.

Untuk operasi udara, pihaknya mengerahkan 35 helikopter yang terdiri atas 13 helikopter patroli dan 22 helikopter water bombing, utamanya di daerah-daerah yang menjadi prioritas penanganan karhutla.

"Jadi ada enam provinsi prioritas yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan, Riau, dan Jambi. Itu menjadi enam provinsi prioritas kebakaran hutan dan lahan," ujar Suharyanto.

Selain itu, BNPB juga telah melakukan teknologi modifikasi cuaca sebanyak 244 kali dengan jumlah garam yang disebar mencapai 341.580 kilogram.

Selama dua bulan terakhir, BNPB terus melaksanakan TMC di sejumlah provinsi antara lain Riau, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jambi, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Selatan.

INFOGRAFIS JOURNAL_ 10 Provinsi di Indonesia dengan Hutan Riskan Kebakaran
INFOGRAFIS JOURNAL_ 10 Provinsi di Indonesia dengan Hutan Riskan Kebakaran (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya