7 Sumur Lapangan Banyu Urip Target Produksi 42,9 Juta Barel Minyak

Proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) memiliki sasaran untuk memproduksikan perkiraan tambahan minyak sebesar 42,92 juta barel minyak atau millions barrel oil (MMBO).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Agu 2024, 14:08 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2024, 14:08 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. (Foto: tim bisnis/Sulaeman)
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. (Foto: tim bisnis/Sulaeman)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif telah meresmikan produksi minyak perdana Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur pada Jumat (9/8/2024). Minyak perdana tersebut keluar dari salah satu sumur, dari rencana pemboran sebanyak 5 sumur infill dan 2 sumur clastic oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

Proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) memiliki sasaran untuk memproduksikan perkiraan tambahan minyak sebesar 42,92 juta barel minyak atau millions barrel oil (MMBO). Melalui pengeboran 7 sumur di Lapangan Banyu Urip yakni 5 sumur infill dan 2 sumur clastic, dimana 6 sumur akan tajak di 2024 dan 1 Sumur akan tajak di 2025. 

"Minyak perdana yang peresmiannya kita saksikan hari ini merupakan minyak yang diproduksikan dari sumur B13 sebesar 13.300 barel, yang merupakan sumur pertama dari proyek ini," ujar Arifin dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/8/2024)

Arifin menambahkan, untuk menghasilkan tambahan produksi tersebut diperlukan upaya-upaya khusus. Dari infill ini diperkirakan akan ada tambahan produksi sebesar 40-60 juta barel dan dapat digunakan untuk menekan penurunan laju produksi minyak (decline).

Kegiatan ini diproyeksikan dapat menambah produksi lapangan Banyu Urip sebesar 42 juta barel. Sehingga dapat meningkatkan produksi minyak di lapangan Banyu Urip yang saat ini berkontribusi sekitar 25 persen dari produksi minyak secara nasional. Kegiatan pemboran sumur infill dan clastic ini dapat menambah 20.000-30.000 barel per hari (BOPD), sehingga bisa menahan laju penurunan produksi.

"Dilapisan infill ini diperkirakan akan tambahan kurang lebih 40-60 juta barel, kita ambil dulu untuk menahan penurunan atau decline dan yang kita ambil hari ini dari sumur B-13 sebesar 13.300 barel dan keliahatannya masih bisa lebih," lanjut Arifin.

Target Onstream

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengutarakan, setelah sumur pertama B13 berproduksi diharapkan kuartal 4 2024, sumur kedua yakni sumur B12 menyusul onstream sesuai target Work Program & Budget (WP&B). 

"Diharapkan dari dua sumur ini dapat memberikan kontribusi produksi rata-rata tahunan sebesar kurang lebih 9285 BOPD di tahun 2024. Meskipun onstream sumur pertama sempat bergeser, SKK Migas berharap BUIC tetap dapat memberikan kontribusi yang sama sesuai yang sudah di targetkan dalam WP&B 2024," tutur Dwi.

Pasca sumur pertama dan kedua onstream, tiga sumur lainnya dari proyek ini yakni Sumur C13, C14, dan C19 ditargetkan untuk onstream pada kuartal I 2026. 

Sumur Lain

Begitu juga untuk 2 sumur clastic yakni C15 dan C21, diharapkan nantinya informasi dari sumur ini dapat memberikan data yang lebih akurat tentang potensi kandungan Minyak lapisan clastic Lapangan Banyu Urip dengan perkiraan cadangan 3P kurang lebih 670 juta barel oil.

"Proyek BUIC ini diharapkan akan mencapai produksi puncak pada tahun 2027 dengan level produksi 19.000 BOPD. Mohon dukungan dari segenap pemangku kepentingan terhadap pengerjaan sumur-sumur tersebut sehingga target onstream ini bisa kita penuhi," pungkas Dwi.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya