10 Tahun jadi Presiden, Jokowi: Kita Berhasil Rebut Freeport, Blok Rokan, dan Newmont

Jokowi menegaskan, kekayaan yang ada di negeri ini dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dan dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat.

oleh Tira Santia diperbarui 16 Agu 2024, 11:40 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 11:40 WIB
Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) tiba di Gedung Nusantara DPR-MPR RI pada Jumat, 16 Agustus 2024 sekitar pukul 08.56 WIB.
Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) tiba di Gedung Nusantara DPR-MPR RI pada Jumat, 16 Agustus 2024 sekitar pukul 08.56 WIB. Mengenakan pakaian Betawi hitam berbalut kain berwarna cokelat dan peci hitam, RI 1 siap membacakan dua pidato kenegaraan.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, selama 10 tahun kepimimpinannya sebagai kepala negara mampu mengambil kembali aset Indonesia yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing.

Jokowi menegaskan, kekayaan yang ada di negeri ini dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dan dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat.

"Oleh sebab itu, kita juga telah mengambil kembali aset kita yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, yang selama puluhan tahun diambil manfaat besarnya oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont. Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali," kata dalam SIdang Tahunan MPR RI, DPR-DPD, Jumat (16/8/2024).

Di sisi lain, pihaknya juga telah mengambil langkah besar untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dengan tidak lagi mengekspor bahan mentah, tapi mengolahnya dulu di dalam negeri.

 

"Walau banyak negara lain menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan, tapi kita sebagai bangsa yang berdaulat, sebagai bangsa yang besar, kita tidak goyah, bahkan terus maju melangkah," ujarnya.

 

Langkah tersebut dimulai dari nikel, bauksit, dan tembaga yang akan dilanjutkan dengan timah, serta sektor potensial lainnya, seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan.

"Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara Rp158 triliun selama 8 tahun ini," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Puan Maharani: Pilar Ekonomi Indonesia Harus Kuat, Tak Cukup Cuma Hilirisasi

Ketua DPR RI Puan Maharani
Ketua DPR RI Puan Maharani dengan mengenakan baju kebaya tiba untuk menghadiri Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPR dan DPD tahun 2024 di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Yasuyoshi CHIBA / AFP)

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani, mengatakan pembangunan nasional ke depan memiliki sejumlah agenda strategis. Salah satunya, Indonesia juga harus memiliki pilar Perekonomian nasional yang semakin kuat.

Hal itu disampaikan Puan dalam Sidang Tahunan MPR RI, DPR-DPD, di Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

 Menurutnya, untuk memperkuat pilar ekonomi, hilirisasi tidak hanya terbatas pada mineral; hilirisasi pertanian, perikanan, perkebunan, dan lain sebagainya, sehingga perekonomian nasional semakin berkualitas dan inklusif.

"Kita harus dapat menyelesaikan masalah-masalah struktural dalam membangun kedaulatan pangan, mengatasi ketimpangan sosial, dan penciptaan lapangan kerja, sehingga derajat hidup rakyat semakin sejahtera dan dimudahkan," kata Puan.

Selain itu, pemerataan Pembangunan di daerah harus dapat semakin cepat dilakukan, dan politik Anggaran semakin diarahkan memperkuat kemampuan daerah dalam membangun.

"Tidak akan ada kemajuan Indonesia, tanpa kemajuan daerah yang berkualitas dan inklusif," ujarnya.

 


Karakter Bangsa

Tak hanya itu saja, kata Puan, Indonesia juga harus melakukan Pembangunan Karakter Bangsa, Nation and Character Building. Dengan Nation and Character Building, maka akan memperkuat cara pikir, cara kerja, dan cara hidup bangsa, yang “Memberikan self-respect kepada bangsa sendiri, memberikan self-confidence kepada diri bangsa sendiri, dan memberikan kesanggupan untuk mandiri.”

Oleh karena itu, Indonesia perlu mempersiapkan dan memperkuat Sumber Daya Manusia Indonesia yang siap menghadapi perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi; persaingan global; ekonomi digital; ekonomi disruptif; generasi muda yang terus bertumbuh dengan karakternya.

"Sumber Daya Manusia Indonesia yang tangguh akan menjadi penggerak kemajuan Indonesia," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya