BI Pangkas Suku Bunga, Bank Raya Pede Bisa Genjot Kredit Digital hingga Double Digit

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada September 2024. Bank Indonesia kini mematok suku bunga acuan di angka 6 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 27 Sep 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2024, 13:45 WIB
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada September 2024
Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada September 2024. Bank Indonesia kini mematok suku bunga acuan di angka 6 persen.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) pada September 2024. Bank Indonesia kini mematok suku bunga acuan di angka 6 persen.

Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi, menilai penurunan Bi-rate tersebut akan memberikan angin segar bagi dunia perbankan. Lantaran, biaya pinjaman bagi perusahaan dan individu menjadi lebih murah.

"Harapannya sih gitu ya, karena kan memang BI-rate pasti biaya untuk kreditnya lebih murah. Itu harapannya kita sih, pasti akan jadi lebih kencang sih," kata Tiwi, dalam Konferensi Pers HUT Bank Raya yang ke-35, di Menara BRILian, Jakarta, Jumat (27/9/2024).

Untuk Bank Raya sendiri, perempuan yang akrab disapa Tiwi ini mengatakan, pihaknya berharap penurunan BI-rate bisa menggenjot penyaluran kredit kepada masyarakat, utamanya ke UMKM lebih masif lagi.

Pertumbuhan Kredit Digital

Bank Raya optimis, pertumbuhan kredit digital hingga akhir tahun bisa double digit dikisaran 80 persen. Adapun Tiwi mencatat penyaluran kredit hingga semester I-2024 tumbuh 81 persen. Penyaluran dana pinjamannya telah mencapai Rp8 triliun.

"Kalau targetnya kita kan memang tadi kan digital loan itu tumbuhnya kan di 80 persen ya. Kita harapannya sampai akhir tahun masih tetap tumbuhnya double digit untuk Raya, untuk digital loan," ujarnya.

Sementara, untuk target total kredit hingga akhir tahun 2024 Bank Raya membidik bisa tumbuh positif di single digit. Namun, Tiwi tidak menyebutkan secara pasti berapa angkanya.

"Untuk totalnya loannya kita akan jaga masih tetap tumbuh positif lah, single digit sih. Kan saat ini sebenarnya per Juni itu kan memang di 12 persen gitu. Ya sampai akhir tahun bisa lah single digit sih. Karena tapi memang tetap drivernya tetap di digital loan ya, yang akan tumbuh double digit," pungkasnya.

Penyaluran Kredit Digital Bank Raya Tumbuh 81% hingga Semester I-2024

Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi. Bank Raya merupakan bank digital yang merupakan bagian dari BRI Group. (Tira/Liputan6.com)
Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi. Bank Raya merupakan bank digital yang merupakan bagian dari BRI Group. (Tira/Liputan6.com)

Sebelumnya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO), bank digital yang merupakan bagian dari BRI Group, mencatat penyaluran kredit hingga semester I-2024 tumbuh 81 persen. Penyaluran dana pinjaman telah mencapai Rp 8 triliun.

Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi mengatakan, kinerja keuangan Bank Raya sampai Semester I-2024 memang cemerlang. Hal itu ditunjukkan salah satunya dengan penyaluran kredit yang tumbuh 81 persen.

"Dari inovasi yang sudah kita lakukan, ternyata memang tercermin kinerja keuangan kita. Jadi, kredit digital-nya itu tumbuhnya emang 81 persen," kata perempuan yang disapa Tiwi, Jumat (27/9/2024).

Tiwi menjelaskan, pesatnya pertumbuhan kredit Bank Raya lantaran jangka waktu kredit yang dilakukan kepada nasabah tenornya harian. Sehingga proses penyaluran dan pembayaran kreditnya pun cepat.

"Nah, tadi kan memang kalau kita kasih credit digital itu memang credit-nya yang jangka waktunya pendek-pendek, jangka waktunya mungkin sekitar 7 hari. Jadi kita tuh disbursement-nya, penyalurannya tuh sudah sampai Rp8 triliun," ujarnya.

Adapun secara tahunan pertumbuhan kredit digital Bank Raya tumbuh 60 persen. Kemudian, total aset Bank Raya berhasil tumbuh sebesar 9% yang didorong oleh pertumbuhan total kredit sebesar 12%. Pertumbuhan kredit disumbang oleh kredit digital yang tumbuh sebesar 81% secara tahunan.

"Untuk overall digital tuh Rp8 triliun. Tumbuhnya itu year-on-year tuh 60 persen. Jadi memang cukup banyak juga. Jadi sering, tapi kecil-kecil, tapi sering. Jadi kita sudah sampai disbursement-nya itu lebih Rp 8 triliun," ujarnya.

Kinerja yang positif juga ditunjukkan dengan laba bersih Bank raya yang tumbuh 116 persen yoy menjadi Rp 20 miliar, Return on asset (ROA) dan Return on equity (ROE) naik 2 kali lipat.

Selanjutnya, kata Tiwi, tabungan digital di Bank Raya juga tumbuh double digit yakni sebesar 22 persen secara tahunan. Kemudian, likuiditas juga terjaga.

"Alhamdulillah, tumbuhnya juga bagus double digit di 22 persen year-on-year. Nah ini, sekarang kan juga likuiditas itu ya, yang sekarang sering dibahas. Nah ini likuiditasnya raya juga tetap terjaga," pungkasnya.

Luar Biasa, Laba Bank Raya Melonjak 115,9% di Kuartal II 2024

PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya/AGRO) (Foto: Bank Raya Indonesia)
PT Bank Raya Indonesia Tbk (Bank Raya/AGRO) (Foto: Bank Raya Indonesia)

PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) mencatatkan pertumbuhan kredit 12,1% (yoy) atau mencapai Rp 6,8 triliun di Kuartal II2024. Angka kredit ini menopang pertumbuhan aset Bank Raya di Kuartal II 2024 menjadi sebesar Rp 13,1 Triliun atau tumbuh 9,0% (yoy).

Pencapaian kinerja Bank Raya yang terus bertumbuh tercermin dari rasio profitabilitas dan efisiensi Bank Raya yang juga terus menunjukkan perbaikan. Hal ini tercermin dari perbaikan rasio NIM pada Kuartal II 2024 menjadi 4,31% dari sebelumnya 3,53%, serta rasio Cost to Income Ratio (CIR) pada Kuartal II 2024 yang membaik menjadi 52,44% dari sebelumnya 82,95%.

Berkat profitabilitas yang membaik, bank dengan kode emiten AGRO ini berhasil membukukan laba bersih di Kuartal II 2O24 sebesar Rp 20 miliar dengan kenaikan 115,9% secara tahunan (yoy).

Pertumbuhan laba ini mencerminkan prospek kinerja perusahaan ke depan akan terus membaik, yang ditopang oleh kinerja yang solid melalui ekspansi bisnis, perbaikan kualitas aset, serta transformasi model bisnis dengan peralihan portofolio kredit ke digital.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya