BRI Bakal Pangkas Suku Bunga Kredit hingga Deposito pada Akhir 2024

Selain suku bunga, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso soroti rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan nasional telah meningkat menjadi 86%.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 08 Okt 2024, 19:22 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2024, 19:22 WIB
BRI Bakal Pangkas Suku Bunga Kredit hingga Deposito pada Akhir 2024
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso mengungkapkan, transmisi pemangkasan suku bunga acuan The Fed dan dalam negeri ke suku bunga dasar kredit (SBDK) dan suku bunga deposito bank tersebut dapat dimulai akhir 2024. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau disebut BRI, Sunarso mengungkapkan, transmisi pemangkasan suku bunga acuan The Fed dan dalam negeri ke suku bunga dasar kredit (SBDK) dan suku bunga deposito bank tersebut dapat dimulai akhir 2024.

The Federal Reserve (The Fed) telah memangkas tingkat suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2020 sebesar 50 basis poin (bps) ke kisaran 4,75%-5%. Sebelum The Fed, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya menjadi 6%. Sunarso menuturkan, transmisi penurunan suku bunga bergantung pada komposisi dana bank yang mengikuti tenor. 

"Misalnya bunga diturunkan 0,25%. Tetapi kita mesti lihat dana yang diturunkan (BRI) sampai kapan, itu yang menjadi penentu,"kata Sunarso saat ditemui di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2024).

"Tapi biasanya tenornya enggak panjang-panjang. Jadi kalau misalnya tenornya bulanan berarti ya butuh waktu satu bulan. Tapi kalau mayoritas dulu sudah dikunci apa namanya mungkin enam bulan sampai satu tahun, ya terpaksa penyusahannya itu sampai itu," ia menambahkan. 

Sunarso lebih lanjut membeberkan, rata-rata tenor di bank pelat merah tersebut cukup pendek. Maka dari itu, BRI sudah bisa memangkas suku bunganya.

"Jadi mungkin kita insya Allah bisa mentransmisikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Saya pikir akhir tahun ini sudah bisa (turun), apalagi kalau disusun lagi nanti ada cut rate (pangkas suku bunga lagi,” jelas dia.

Sunarso juga menyoroti rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan nasional telah meningkat menjadi 86%.

"Artinya apa? Di pasar ada kebutuhan untuk mencari dana tambahan karena LDR-nya juga naik sekarang udah menjadi 86 persen di pasar ya," imbuhnya.


The Fed Beri Sinyal Pangkas Suku Bunga Lagi

Ilustrasi The Fed
Ilustrasi The Fed

Sebelumnya, Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell mengindikasikan pemangkasan suku bunga selanjutnya akan lebih kecil.

Melansir CNBC International, Rabu (2/10/2024) kepala bank sentral Amerika Serikat itu menegaskan dalam pidatonya di Nashville, Tennessee, ia dan rekan-rekannya akan berusaha menyeimbangkan penurunan inflasi dengan mendukung pasar tenaga kerja dan membiarkan data memandu pergerakan di masa mendatang.

"Risikonya ada dua sisi, dan kami akan terus membuat keputusan kami dalam setiap pertemuan," ungkap Powell.

Powell mengatakan bahwa apabila data ekonomi tetap konsisten, kemungkinan akan ada dua kali pemotongan suku bunga lagi tahun ini tetapi dalam jumlah yang lebih kecil, seperempat poin persentase. 

"Ini bukan komite yang merasa terburu-buru untuk memangkas suku bunga dengan cepat," ujarnya usai pidatonya dengan ekonom Morgan Stanley Ellen Zentner.

"Jika ekonomi berjalan sesuai harapan, berarti akan ada pemangkasan suku bunga dua kali lagi tahun ini, totalnya 50 (basis poin) lebih banyak."

Pernyataan Powell muncul kurang dari dua pekan setelah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan suku bunga menyetujui pengurangan setengah poin persentase, atau 50 basis poin, dalam suku bunga pinjaman utama The Fed semalam. 

Menanggapi keputusan suku bunga pada pertemuan 17-18 September, Powell mengatakan, langkah itu mencerminkan keyakinan para pembuat kebijakan sudah waktunya untuk "kalibrasi ulang" kebijakan yang lebih mencerminkan kondisi saat ini.

"Keputusan tersebut mencerminkan keyakinan kami yang semakin meningkat bahwa, dengan kalibrasi ulang yang tepat atas sikap kebijakan kami, kekuatan di pasar tenaga kerja dapat dipertahankan dalam lingkungan pertumbuhan ekonomi moderat dan inflasi yang bergerak secara berkelanjutan hingga mencapai tujuan kami," tuturnya.

"Kami tidak percaya bahwa kami perlu melihat pendinginan lebih lanjut dalam kondisi pasar tenaga kerja untuk mencapai inflasi 2 persen," tambah Powell.

 

 


Joe Biden Ramal The Fed Terus Pangkas Suku Bunga

Presiden ke-47 Amerika Serikat Joe Biden. (Dok. AFP)
Presiden ke-47 Amerika Serikat Joe Biden. (Dok. AFP)

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa ia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan terus memangkas suku bunga, setelah pemotongan pada Kamis (20/9).

Seperti diketahui, Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.

Presiden AS menyebut pemotongan suku bunga setengah poin persentase oleh bank sentral AS sebagai kabar baik bagi konsumen. Biden pun menyatakan komitmen pemerintahannya untuk terus berupaya menurunkan inflasi di AS.

"Suku bunga akan turun dan diperkirakan akan terus turun. Itu adalah posisi yang baik bagi kita," ungkap Biden dalam acara Economic Club of Washington, dikutip dari US News, Jumat (20/9/2024).

Biden juga optimistis inflasi AS kini jauh lebih dekat dengan target 2% The Fed. 

"Saya tidak di sini untuk merayakan kemenangan. Kita masih punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan," Biden menambahkan.

Kepala staf presiden AS, Jeff Zients, mengatakan kepada wartawan melalui panggilan telepon bahwa banyak ekonom memperkirakan resesi perlu terjadi jika bank sentral ingin menurunkan inflasi yang tinggi.

Tetapi ia menilai, prediksi mereka salah karena kebijakan Biden yang bertujuan untuk memperluas manufaktur dalam negeri, berinvestasi dalam energi bersih dan infrastruktur lainnya, serta membatasi biaya obat untuk masyarakat lansia dan membantu menciptakan 16 juta pekerjaan dan menaikkan upah.   

 


BI Ramal The Fed Turunkan Suku Bunga Lagi, Kapan?

Sebelumnya, Bank Indonesia memproyeksikan Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga lebih besar lagi hingga akhir tahun 2024. Sebelumnya, The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 50 bps ke kisaran 4,75%-5,00% pada September 2024.

"FFR ini akan turun lebih cepat dan lebih besar dibandingkan perkiraan kita sebelumnya," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Juli Budi Winantya, dalam Taklimat Media di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (24/9/2024).

Proyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan pada tiga indikator utama, yakni perekonomian global yang cenderung melambat, sehingga semakin jelas bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga.

"Perekonomian global, dinamika dari ekonomi global ini intinya adalah bahwa ekonomi dunia cenderung melambat," kata Juli.

Sesuai Waktunya

Sebagaimana pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, menurut Juli, kejelasan pergerakan Fed Fund Rate ini sesuai dengan waktunya.

Padahal, jika dilihat pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) sebelumnya, BI memproyeksikan bahwa penurunan suku bunga The Fed akan berlangsung lebih lama.

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya