Liputan6.com, Jakarta Airlangga Hartarto diumumkan menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian di Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran. Airlangga Hartarto sebelumnya menjadi Menteri Perindustrian dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Kabinet Indonesia Maju di Era Jokowi.
Orang tua dari Airlangga Hartarto juga merupakan Menteri Perindustrian, yakni Ir. Hartarto, dan menjabat di era Presiden Soeharto dan B.J. Habibie.
Baca Juga
Dikutip dari laman ekon.go.id, Airlangga Hartarto lahir di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 1 Oktober 1962. Ia adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Kabinet Indonesia Maju yang dilantik sejak 23 Oktober 2019 dan menjabat hingga sekarang.
Advertisement
Sebelumnya, Airlangga mengemban tugas sebagai Menteri Perindustrian periode 2016-2019 dalam Kabinet Kerja (reshuffle jilid ke-2). Di samping jabatan pemerintahan, dirinya juga menjadi Ketua Umum Partai Golkar (2017-sekarang)
Latar belakang Airlangga tercatat cocok dengan dunia perindustrian di Revolusi Industri 4.0. Ia lulus jurusan Teknik Mesin di Universitas Gadjah Mada kemudian lanjut studi di Australia, yakni Master of Business Administration (MBA) dari Monash University (1997) dan Master of Management Technology (MMT) dari The University of Melbourne.
Riwayat Pekerjaan
- Presiden Komisaris PT Fajar Surya Wisesa Tbk
- Presiden Komisaris PT Ciptadana Sekuritas
- Presiden Direktur PT Bisma Narendra
- Komisaris PT Sorini Corporation Tbk
- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Golkar
Riwayat Pendidikan
- Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Mesin - Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, D.I. Yogyakarta-Indonesia
- Advanced Management Program (AMP) Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia-USA
- Master of Business Administration (MBA), Monash University, Melbourne-Australia
- Master of Management Technology (MMT), Melbourne Business School - University of Melbourne Australia
Karier Politik
Setahun sejak Airlangga dipilih menjadi Menperin, karier politiknya menjadi sorotan karena ia terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi. Namun, Presiden Joko Widodo mengizinkan Airlangga merangkat jabatan sebagai menteri dan ketum.
Namun Airlangga Hartarto mundur dari Ketua Umum Golkar pada Agustus 2024 lalu.
Semasa menjabat, Airlangga Hartarto fokus kepada klasterisasi industri, dunia otomotif, dan tentunya digitalisasi industri. Ia pun menghimbau agar dunia industri dan tenaga kerja di Indonesia tak takut dengan perkembangan teknologi.
"Apakah teknologi digital mengurangi lapangan kerja? Jawabannya terbalik, justru ini menciptakan lapangan kerja. Di balik robot ada manusia, dibalik platform e-Commerce ada call center, ada software programmer, ada customer service, dan banyak hal, sehingga totally create job," ujar Airlangga Hartarto di acara Inspirato Liputan6.com.
Advertisement