Jatuh Bangun Miliader Todd Graves Bangun Bisnis Ayam Goreng, Kini Omzet Capai Rp 78 Triliun

Todd Graves, pendiri dan CEO Raising Cane, tahu bahwa membangun bisnis memerlukan dedikasi luar biasa.

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 08 Nov 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2024, 06:00 WIB
Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Todd Graves, pendiri dan CEO Raising Cane's Chicken Fingers, tahu bahwa membangun bisnis memerlukan dedikasi luar biasa. Untuk diketahui, Raising Cane's Chicken Fingers adalah jaringan fast food asal Amerika Serikat (AS) yang mengkhususkan diri pada chicken finger. Nama perusahaan diambil dari nama anjing Graves, seekor Labrador kuning.

"Anda harus benar-benar menggandakan usaha tanpa batas," kata Graves dikutip dari CNBC pada Jumat (8/11/2024).

Sebagai bukti, dia pernah bekerja 90 jam seminggu di kilang minyak di California dan memancing ikan salmon di Alaska demi mendapatkan modal untuk membuka restoran ayam goreng di Baton Rouge, Louisiana, pada 1996. 

Saat ini, Raising Cane telah memiliki lebih dari 800 outlet di seluruh dunia dan diperkirakan akan mencapai penjualan hampir USD 5 miliar atau kurang lebih Rp 78,79 triliun (estimasi kurs rupiah Rp 15.758 per USD) pada tahun ini.

Graves tidak bisa menghitung berapa banyak hari kerja 15 atau 16 jam yang dia lalui secara berturut-turut.

"Saya harus mengorbankan banyak hal." Ujar Graves.

Dia juga sering kali bekerja sampai larut malam, hingga istrinya membawa kedua anak mereka ke kantor untuk makan malam bersama dan bermain sebentar, sebelum dia kembali bekerja.

Kini, setelah perusahaannya telah mencapai nilai miliaran dolar, sebagian besar dari kekayaan bersihnya yang mencapai USD 9,5 miliar berasal dari kepemilikannya sebesar 90% di Raising Cane's. 

Selain itu, kini Graves dapat mengatur jadwal kerjanya agar punya waktu untuk keluarga dan teman. Misalnya, saat liburan, dia terkadang bangun pukul 4:30 pagi untuk bekerja, supaya bisa menghabiskan waktu bersama keluarganya mulai pukul 11 siang hingga sisa hari itu.

Seimbangkan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi

Ilustrasi miliarder. (Dok: Foto AI)
Ilustrasi miliarder. (Dok: Foto AI) 

Menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi memang tidak mudah di awal membangun bisnis. Mitra pengelola di firma manajemen risiko Chatham Financial, Jackie Bowie mengatakan bahwa mencoba menjaga keseimbangan ini bisa justru membuat stres.

"Jika anda melakukan sesuatu yang benar-benar anda sukai dan nikmati, anda hanya menerima kenyataan bahwa kadang-kadang itu akan menjadi pekerjaan yang sangat berat dan memerlukan pengorbanan."

Ketika Graves pertama kali membuka restorannya, dia menyewa apartemen di belakang restoran dan mengatur jadwal tidur siang dengan salah satu rekannya, Craig Silvey, untuk dapat bekerja dari jam 8:30 pagi hingga 5:30 keesokan harinya.

"Anda membutuhkan tingkat komitmen ini selama berusaha mengembangkan bisnis," kata Graves.

Delegasi Kerja

Delegasi kerja ini memang tidak selalu mudah, terutama bagi mereka yang terbiasa bekerja berjam-jam atau menangani banyak tugas, dari CEO hingga manajer pemula.

"Percayalah pada orang-orang di sekitar anda untuk menyelesaikan pekerjaan mereka, terutama jika Anda telah mempekerjakan mereka," ujar para pakar karier.

Bahkan jika cara mereka berbeda dari Anda, tugas-tugas tersebut tetap bisa terselesaikan dengan baik.

Pakar karier, Amanda Augustine mengingatkan pentingnya untuk tidak terlalu terjebak dalam detail-detail kecil, meskipun menarik.

"Tentu menggoda untuk terlibat langsung dalam detail pekerjaan tim, terutama jika Anda menikmati tugas tersebut," katanya kepada CNBC pada tahun 2017.

Augustine juga mengatakan bahwa jangan sampai anda terlalu fokus pada detail hingga melupakan tugas manajemen utama, seperti menetapkan strategi dan mengembangkan karyawan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya