Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun dua persepuluh persen ke level USD 2.640 pada perdagangan Selasa 3 Desember 2024 setelah data pasar tenaga kerja AS yang lebih kuat dari perkiraan dirilis. Data tersebut menunjukkan bahwa lowongan kerja JOLTS AS pada Oktober mencapai 7,744 juta, lebih tinggi dari estimasi konsensus sebesar 7,480 juta, dan revisi bulan September sebesar 7,372 juta.
Penguatan data ini mendorong penguatan dolar AS (USD), sehingga memberi tekanan pada emas yang umumnya dihargai dalam dolar AS.
Baca Juga
Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskankombinasi candlestick dan indikator Moving Average saat ini menunjukkan bahwa tren bullish kembali terbentuk pada harga emas. Proyeksi hari ini menunjukkan peluang kenaikan emas hingga mencapai USD 2.665.
Advertisement
"Namun, jika terjadi pola reversal saat harga mendekati level resistance tersebut, emas berpotensi turun menuju level support terdekat di USD 2.622," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (4/12/2024).
Di sisi lain, sejumlah komentar dari pejabat Federal Reserve (The Fed) memberikan angin segar bagi pasar emas. Gubernur The Fed Christopher Waller menyatakan dukungannya untuk pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakan Desember.
Pernyataan ini didukung oleh Presiden The Fed New York John Williams yang menilai pemangkasan lebih lanjut mungkin diperlukan, meskipun ia lebih berhati-hati. Sentimen ini memberikan dorongan positif sementara bagi emas, mengingat suku bunga yang lebih rendah cenderung mengurangi biaya peluang untuk memegang aset tanpa bunga seperti emas.
Â
Prediksi Harga Emas Hari Ini
Namun, data pasar tenaga kerja AS yang solid memperkuat pandangan bahwa ekonomi AS masih kuat, mengurangi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini menjadi salah satu faktor utama yang menahan pergerakan emas pada kisaran USD 2.640 hingga Rabu pagi.
Selain faktor fundamental, risiko geopolitik juga terus mendukung harga emas. Konflik yang semakin intensif di Timur Tengah, perang saudara di Suriah, serta ketegangan di Ukraina menjadi katalis bagi permintaan emas sebagai aset safe haven. Di saat yang sama, ketidakstabilan politik di Prancis juga menambah sentimen positif terhadap logam mulia ini.
Menurut Nugraha, para pelaku pasar perlu memperhatikan dinamika sentimen ini untuk menentukan langkah berikutnya. Jika eskalasi konflik geopolitik semakin memanas, emas memiliki peluang besar untuk kembali menguat. Namun, jika data ekonomi AS terus menunjukkan ketahanan, tekanan pada emas kemungkinan masih akan berlanjut.
Â
Advertisement
Ekspektasi Kebijakan Moneter
Secara teknis, Nugraha mencatat bahwa support kritis emas berada di USD 2.622, sementara resistance utama berada di USD 2.665.
"Ini adalah dua level kunci yang harus diperhatikan oleh trader hari ini," ujarnya.
"Peluang rebound tetap ada jika harga mendekati support, namun trader juga harus waspada terhadap potensi pembalikan di dekat resistance." tambah dia.
Secara keseluruhan, meskipun tekanan dari dolar AS menjadi tantangan, ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar dan ketegangan global dapat memberikan dukungan bagi harga emas untuk mempertahankan tren bullish.