Liputan6.com, Jakarta Pertamina mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan dari Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah. Pemanfaatan minyak jelantah untuk diolah menjadi bahan bakar ramah lingkungan, yakni Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur dinilai bisa menjadi solusi dari kondisi yang saat ini dihadapi Indonesia.
Ini diungkapkan Pakar ekonomi lingkungan IPB University Aceng Hidayat."Pertamina selalu menginisiasi pengembangan energi alternatif. Ini sangat mendukung program Pemerintah, termasuk menjelang 100 hari kerja," kata dia melansir Antara di Jakarta, Selasa (23/1/2025).
Advertisement
Menurut dia, solusi yang dimaksud dari kondisi yang saat ini dihadapi Indonesia. Pertama, untuk mengurangi beban pencemaran lingkungan. Kedua, mendukung swasembada energi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Advertisement
Terkait pengurangan pencemaran lingkungan, jelantah merupakan limbah yang selama ini tidak teratasi sebab seringkali bahan pencemar tersebut dibuang di saluran air.
"Jadi penggunaan jelantah sebagai bahan bakar merupakan solusi lingkungan," kata dia.
Program pemanfaatan minyak jelantah tersebut, juga sangat mendukung swasembada energi, sebab upaya untuk swasembada energi, misal dengan menggunakan energi terbarukan tentu harus dicari sumbernya.
Menurut Aceng, jelantah memiliki potensi sumber sangat besar tidak hanya rumah tangga dan UKM, bahkan beberapa industri pun juga menghasilkan bahan ini.
"Kalau bisa dihimpun semua tentu menjadi energi alternatif yang juga memberi dampak luar biasa,” kata dia.
Hasilnya
Dia sependapat dengan studi dari International Council on Clean Transportation (ICCT) bahwa penggunaan residu pertanian, termasuk minyak jelantah di Indonesia bisa menghasilkan 33,2 juta kiloliter bioavtur atau tiga kali lebih besar dari kebutuhan bahan bakar pesawat terbang domestik.
Terkait dampak terhadap penurunan impor BBM, dia menegaskan bahwa penggunaan minyak jelantah dapat menekan angka impor BBM.
Sebelumnya, Pertamina bekerja sama dengan Noovoleum yang telah tersertifikasi internasional sebagai pengumpul minyak jelantah.
Melalui kerja sama tersebut, Pertamina menjalankan program Green Movement UCO, yang merupakan pilot project dalam pengumpulan jelantah dari masyarakat. Masyarakat bisa menyerahkan jelantah di UCollect Box dengan memperoleh rewards berupa saldo e-wallet UCollect.
Besaran saldo e-wallet akan fluktuatif menyesuaikan harga minyak jelantah di pasaran. Saat ini per liter dihargai di kisaran Rp6.000/liter dengan update harian melalui apps Mypertamina.
Advertisement
Jadi Hub
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga dalam bisnis UCO ini akan berperan sebagai hub bagi pengumpulan UCO yang berasal dari berbagai industri kuliner maupun konsumsi rumah tangga.
Hal ini dengan memanfaatkan sebaran titik unit penjualan milik Pertamina Patra Niaga yang tersebar di seluruh Indonesia, untuk kemudian diolah menjadi biofuel seperti SAF dan HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) oleh anak perusahaan Pertamina lainnya yaitu Kilang Pertamina Internasional.