Liputan6.com, Jakarta Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi CELIOS, Nailul Huda, meragukan kemampuan UMKM dan koperasi dalam mengelola tambang secara efektif, baik dari aspek pengelolaan konflik maupun lingkungan.
"Saya cukup ragu apakah UMKM dan koperasi mampu menjalankan tambang secara proper, baik dari sisi pengelolaan konflik maupun lingkungan," ujar Nailul Huda kepada Liputan6.com, Senin (24/2/2025).
Advertisement
Baca Juga
Huda menilai bahwa dengan modal terbatas yang dimiliki oleh UMKM dan koperasi, keduanya cenderung kesulitan untuk menjalankan kegiatan pertambangan dengan cara yang bertanggung jawab.
Advertisement
Tantangan besar seperti pengelolaan limbah, pengendalian dampak lingkungan, serta penyelesaian potensi konflik sosial akibat aktivitas tambang menjadi hal yang sulit dihadapi.
Selain itu, Huda mengkhawatirkan bahwa sebagian pelaku UMKM di sektor tambang sebenarnya merupakan pecahan dari usaha besar yang memanfaatkan status UMKM demi keuntungan tertentu.
"Dengan modal terbatas, keduanya sulit mengelola tambang dengan baik. Saya justru khawatir pemain UMKM di sektor tambang sebenarnya adalah pecahan dari pelaku usaha besar," katanya.
Lebih Kompleks
Ia menegaskan bahwa sektor pertambangan membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan untuk menambang, tetapi juga kompetensi dalam mengelola eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut.
Â
Sustainabilitas dan Kelayakan Sektor Tambang bagi UMKM
Huda juga menyoroti isu terkait skala usaha UMKM dan koperasi, serta apakah mereka memiliki kapasitas untuk memenuhi berbagai persyaratan dalam mengelola sektor tambang.
Tidak hanya terkait operasional tambang itu sendiri, tetapi juga bagaimana mereka mengelola dampak lingkungan, seperti membangun pusat pengendalian limbah tambang atau menangani potensi konflik sosial yang dapat muncul.
Dengan demikian, Huda mengingatkan bahwa inisiatif ini tidak hanya sekadar upaya meningkatkan skala usaha kecil dan menengah, tetapi juga harus mempertimbangkan keberlanjutan usaha tersebut dalam jangka panjang.
"Jangan sampai ini hanya terdengar heroik untuk meningkatkan skala usaha kecil dan menengah, tetapi juga harus dipikirkan bagaimana aspek keberlanjutannya," tambahnya.
Â
Advertisement
Alternatif Sektor yang Lebih Potensial
Selain itu, Huda menyoroti bahwa masih terdapat beberapa sektor lain yang belum sepenuhnya digarap dan dapat menjadi alternatif bagi UMKM dan koperasi untuk berkembang tanpa harus memasuki sektor tambang yang penuh tantangan dan risiko tinggi.
"Apakah sektor yang bisa dimasuki oleh UMKM dan koperasi benar-benar terbatas sehingga harus masuk ke sektor tambang?" tanyanya.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan UMKM dan koperasi dalam sektor tambang jangan sampai justru berujung pada ketidakpastian, di mana usaha besar memanfaatkan label UMKM dan koperasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Dalam hal ini, sangat penting memastikan bahwa inisiatif ini benar-benar memberikan manfaat bagi pelaku UMKM dan koperasi, bukan justru merugikan mereka dalam jangka panjang.
"Ada beberapa sektor yang belum dioptimalkan. Jangan sampai UMKM dan koperasi dibiarkan mengelola tambang, tetapi ternyata pemiliknya adalah usaha besar. Terkesan pro terhadap UMKM dan koperasi, tetapi ternyata hanya jebakan," pungkasnya.
