Tips Hemat Ramai Ajakan Buka Puasa Bersama Selama Ramadan

Momen bulan Ramadan kerap menjadi ajang silaturahim dalam balutan buka puasa bersama (bukber).

oleh Arief Rahman H Diperbarui 25 Feb 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 20:00 WIB
Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
(Photo by Dan DeAlmeida on Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Momen bulan Ramadan kerap menjadi ajang silaturahim dalam balutan buka puasa bersama (bukber). Ramainya ajakan bukber ini kadang bisa mengganggu alokasi pendanaan bulanan.

Lantas, bagaimana cara mengatur keuangan agar kantong tidak boncos ditengah ajakan bukber?

Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho menghitung alokasi dana yang bisa dimanfaatkan untuk buka bersama selama ramadan. Pemisahan dana itu diperlukan sebagai batasan.

"Untuk kegiatan buka puasa bersama, alokasi pendanaannya bisa dari pos pengeluaran untuk makan sehari-hari ataupun dari pos pengeluaran untuk me time kita," kata Andy kepada Liputan6.com, Selasa (25/2/2025).

Anggaran Idel Me Time

Dia menghitung, besaran alokasi untuk me time biasanya mencapai 10 persen dari pendapatan dalam satu bulan. Jika ditambah dengan biaya makan harian, maka bisa mencapai 15 persen dari pendapatan.

Angka tersebut dipandang ideal untuk dialokasikan selama bulan puasa Ramadan. Dengan demikian, pos pengeluaran wajib lain tidak akan terganggu.

"Besaran pengeluarannya untuk me time itu idealnya 10 persen dari penghasilan. Ditambahkan dengan dana untuk makan sehari-hari, bisa menjadi sekitar 15 persen dari penghasilan yang kita alokasikan untuk buka bersama," tutur dia.

 

Masyarakat Pilih-Pilih Ajakan Bukber

Foto Ilustrasi suasana keluarga sedang berbuka puasa dengan makanan bergizi seimbang dilengkapi dengan segelas MILO.
Foto Ilustrasi suasana keluarga sedang berbuka puasa dengan makanan bergizi seimbang dilengkapi dengan segelas MILO. Document/ Nestle Indonesia... Selengkapnya

Soal alokasi dana untuk bukber sendiri diakui perlu ada untuk bulan puasa ramada. Echa, seorang pekerja di Ibu Kota Jakarta mengaku bersiap untuk momen tersebut.

"Saya menentukan dana sih untuk bukber, sambil melihat juga lokasi bukbernya dimana, sesuai budget atau tidak," katanya saat berbincang dengan Liputan6.com.

Dia mengaku, dalam beberapa waktu belakangan tidak terlalu banyak ajakan bukber. Faktor kesibukan kerja dan tersebarnya teman lama menjadi alasannya.

"Banyak teman-teman saya yang sudah aktif di luar kota, jadi memang jarang juga ada ajakan bukber," ungkapnya.

 

Bukber Alumni Sekolah

[Bintang] Jadwal Sholat, Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-30, 14 Juni 2018
Sudah hari ke-30, Lebaran sudah di depan mata, puasa Ramadan akan segera berakhir. (Ilustrasi: Pexels.com)... Selengkapnya

Sementara itu, Uyo, seorang pegawai swasta di sebuah perusahaan di Jakarta turut berbagi pandangannya. Dia mengaku masih mendapat undangan bukber dari teman-teman masa sekolahnya.

Namun, ada prioritas yang ditentukannya. Tujuan utamanya adalah untuk silaturahim.

"Saya sih memandang ajakan bukber buat silaturahim aja ya. Jadi lebih memilih ikut ke teman-teman sekolah dulu yang memang sudah lama tidak bertemu," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya