Liputan6.com, Jakarta Ramadan, bulan suci bagi umat Muslim, identik dengan berbagai tradisi unik. Salah satunya adalah ngabuburit, tradisi khas Indonesia yang dilakukan untuk mengisi waktu menunggu waktu berbuka puasa.
Kata "ngabuburit" sendiri berasal dari bahasa Sunda, gabungan dari awalan "nga-" dan kata "burit" yang berarti sore hari. Tradisi ini, yang secara harfiah berarti "menunggu sore hari", kini telah menyebar ke seluruh Indonesia dan menjadi bagian tak terpisahkan dari bulan Ramadan.
Baca Juga
Berbagai kegiatan bisa dilakukan saat ngabuburit, tergantung preferensi dan budaya lokal. Mulai dari yang sederhana seperti jalan-jalan sore bersama keluarga hingga kegiatan yang lebih kompleks seperti mengikuti pengajian di masjid.
Advertisement
Tradisi ini melibatkan banyak orang, dari berbagai usia dan latar belakang, menciptakan suasana yang ramai dan meriah di berbagai penjuru Indonesia menjelang waktu berbuka.
Popularitas ngabuburit juga terlihat dari berbagai aktivitas yang dilakukan. Mencari takjil di pasar kaget atau penjual keliling merupakan kegiatan yang sangat umum. Selain itu, banyak pula yang memanfaatkan waktu ngabuburit untuk berkumpul bersama keluarga dan teman, melakukan kegiatan keagamaan, atau sekadar bersantai dan menikmati suasana sore hari.
Kegiatan ngabuburit sangat beragam dan kreatif. Salah satu yang paling populer adalah berburu takjil. Bayangkan, menjelang waktu buka puasa, pasar-pasar kaget tiba-tiba ramai oleh orang-orang yang mencari makanan dan minuman manis untuk berbuka. Suasana semarak dan penuh keakraban sangat terasa.
Â
Beragam Aktivitas Seru Ngabuburit
Selain berburu takjil, jalan-jalan sore juga menjadi pilihan favorit. Baik sendiri, bersama keluarga, atau teman, berjalan-jalan di taman atau pusat kota bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mengisi waktu menunggu berbuka. Udara sore yang sejuk dan pemandangan yang indah menambah kenikmatan aktivitas ini.
Bagi yang lebih suka kegiatan yang aktif, bermain layangan atau permainan tradisional lainnya bisa menjadi pilihan. Meriam bambu (bleguran), misalnya, merupakan permainan tradisional yang masih populer di beberapa daerah di Indonesia. Kegiatan ini tak hanya menghibur, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar warga.
Tidak hanya sekadar bersenang-senang, ngabuburit juga bisa diisi dengan kegiatan yang lebih religius, seperti tadarus Al-Qur'an atau mengikuti pengajian di masjid. Ini merupakan cara yang baik untuk meningkatkan keimanan dan mempersiapkan diri untuk menyambut waktu berbuka puasa dengan hati yang lebih tenang dan khusyuk.
Advertisement
Tradisi Ngabuburit di Berbagai Daerah
Uniknya, tradisi ngabuburit memiliki variasi di berbagai daerah di Indonesia. Di beberapa daerah, ada tradisi balap perahu layar mini atau kumbohan (tradisi di Jawa Tengah), dan festival tukar takir (di Brebes). Hal ini menunjukkan kekayaan budaya Indonesia yang tercermin dalam tradisi ngabuburit.
Istilah ngabuburit sendiri juga memiliki padanan dalam bahasa daerah lain. Misalnya, "malengah puaso" dalam bahasa Minang yang berarti melakukan kegiatan untuk mengalihkan rasa lapar dan haus. Meskipun ngabuburit identik dengan Indonesia, pada dasarnya kegiatan menunggu berbuka puasa dengan berbagai aktivitas merupakan respons umum umat Muslim di berbagai belahan dunia.
Namun, istilah 'ngabuburit' dan tradisi-tradisi spesifik yang terkait dengannya memang unik dan khas Indonesia. Ini menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia, terutama dalam konteks perayaan keagamaan seperti Ramadan.
Kesimpulan: Ngabuburit merupakan tradisi yang kaya akan nilai budaya dan sosial. Tradisi ini menunjukkan bagaimana masyarakat Indonesia mengisi waktu menunggu berbuka puasa dengan berbagai kegiatan yang positif dan menyenangkan. Keberagaman aktivitas ngabuburit juga mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang unik dan menarik.
