The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan

The Fed beri sinyal akan turunkan suku bunga sebanyak dua kali lagi pada 2025 di tengah ketidakpastian tarif dagang Presiden AS Donald Trump.

oleh Agustina Melani Diperbarui 20 Mar 2025, 09:44 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 09:44 WIB
The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan
The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) mempertahankan suku bunga acuan. Selain itu, the Fed juga masih mengindikasikan pengurangan suku bunga pada akhir 2025. (Brandon Mowinkel/Unsplash)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) mempertahankan suku bunga acuan. Selain itu, the Fed juga masih mengindikasikan pengurangan suku bunga pada akhir 2025.

Mengutip CNBC, Kamis (20/3/2025), menghadapi kekhawatiran yang mendesak atas dampak tarif terhadap ekonomi yang melambat, the Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan pertahankan suku bunga di kisaran 4,25 persen-4,5 persen yang telah dipatok sejak Desember. Pasar telah memprediksi hampir tidak ada peluang perubahan pada pertemuan the Fed dua hari ini.

Meski dampak tarif dagang oleh Presiden AS Donald Trump tidak pasti serta kebijakan fiskal yang ambisius berupa keringanan pajak dan deregulasi, pejabat mengatakan masih melihat penurunan suku bunga acuan 50 basis poin lagi hingga 2025. The Fed lebih suka bergerak dalam peningkatan 0,25 persen sehingga berarti ada dua pengurangan suku bunga pada 2025.

Langkah the Fed pertahankan suku bunga acuan disambut positif investor. Indeks Dow Jones melesat lebih dari 400 poin menyusul keputusan itu. Namun, dalam konferensi pers, ketua the Fed Jerome Powell menuturkan, bank sentral akan merasa nyaman mempertahankan suku bunga acuan tinggi jika kondisinya memerlukannya.

"Jika ekonomi tetap kuat, dan inflasi tidak terus bergerak berkelanjutan menuju 2 persen, kita dapat mempertahankan pengekangan kebijakan lebih lama,” ujar dia.

"Jika pasar tenaga kerja melemah secara tak terduga atau inflasi turun lebih cepat dari yang diantisipasi, kita dapat melonggarkan kebijakan yang sesuai,” ia menambahkan.

 

Promosi 1

Ketidakpastian Meningkat

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)
Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 3 Mei 2023 setelah the Federal Reserve dongkrak suku bunga. (Foto: Markus Spiske/Unsplash)... Selengkapnya

Dalam pernyataan usai pertemuan, FOMC mencatat peningkatan tingkat ambiguitas seputar iklim saat ini. "Ketidakpastian seputar prospek ekonomi meningkat. Komite mempertahankan risiko bagi kedua belah pihak dari mandat gandanya,"

Pada konferensi pers, Powell mencatat telah terjadi penurunan belanja konsumen dan mengantisipasi tarif dagang memberikan tekanan ke harga. Tren ini mungkin telah berkontribusi pada prospek ekonomi komite yang lebih hati-hati.

Pejabat sekarang melihat ekonomi berakselerasi hanya pada kecepatan 1,7 persen pada tahun ini, turun 0,4 persen dari proyeksi terakhir pada Desember. Mengenai inflasi, harga inti diharapkan tumbuh pada kecepatan tahunan 2,8 persen, naik 0,3 persen dari estimasi sebelumnya.

Menurut "dot plot" ekspektasi suku bunga para pejabat, pandangan berubah menjadi agak lebih agresif pada suku bunga mulai bulan Desember. Pada pertemuan sebelumnya, hanya satu peserta yang melihat tidak ada perubahan suku bunga pada 2025, dibandingkan dengan empat peserta sekarang.

Grafik tersebut menunjukkan ekspektasi suku bunga tidak berubah selama Desember untuk tahun-tahun mendatang, dengan setara dengan dua kali pemangkasan yang diharapkan pada 2026 dan satu kali lagi pada 2027 sebelum suku bunga dana federal menetap pada level jangka panjang sekitar 3%.

BI Tahan Suku Bunga Acuan 5,75% pada Maret 2025

BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersiap menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) resmi tetap mempertahankan suku bunga acuan, atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen. Kebijakan itu diumumkan dalam sesi konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia Maret 2025, Rabu (19/3/2025).

Ketetapan ini didapat setelah jajaran petinggi bank sentral melakukan rapat bersama selama dua hari pada 18-19 Maret 2025.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18-19 Maret 2025 memutuskan, untuk mempertahankan BI rate sebesar 5,75 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Selain suku bunga acuan, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Maret 2025 juga menahan suku bunga deposit facility di kisaran 5 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 6 persen.

"Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga perkiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran, 2,5 plus minus 1 persen," imbuh Perry.

Ke depan, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental di tengah ketidakpastian global yang tetap tinggi, seraya turut mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Putusan ini membuat suku bunga acuan Bank Indonesia tidak bergerak di sepanjang kuartal I 2025. Perubahan terakhir terjadi pada Januari 2025, saat BI Rate turun 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen.

 

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya