Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik berpesan kepada kalangan industri yang meminta alokasi gas agar meminta ke instasinya bukan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau kurang gas ke saya, jangan ke KPK. kalau ke KPK ada korupsi ke KPK, jangan minta gas ke KPK, mobil Ke KPK, capek KPK-nya," kata Jero, dalam sidang Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ke-10, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (12/7/2013).
Menurutnya, pemerintah saat ini telah melakukan keberpihakan terhadap industri domestik dalam hal alokasi gas. Salah satunya adalah alokasi gas dari lapangan Migas milik British Petroleum (BP) di Tangguh Train III Papua yang dialokasikan untuk domestik sebesar 40%.
"Biar cepet kerjanya ekspornya dikurangi pelan-pelan, domestiknya gede. Yang besar BP Tangguh train 1&2, train 3 di era SBY dapat 40% untuk domestik, pertama kali kontrak gas 40% dapat. Jadi mari kita saling dukung," ungkap Jero.
Jero mengatakan instansinya sudah mengalokasikan gas untuk lima pabrik pupuk baru di Indonesia. Dirinya juga sudah menetukan harga yang layak untuk pabrik pupuk tersebut. "Yang panteslah. Kalau misal ada ketidakpuasan biar ke saya,"Â Â tegasnya.
Kelima peneriman gas itu adalah pabrik pupuk yang berlokasi di Kalimantan Timur, Aceh, Pupuk Sriwijaya, Pupuk Kujang serta Pupuk Gresik. Sementara untuk jumlahnya, Jero hanya mengaku telah mengalokasikan volume gas cukup besar kepada lima pabrik pupuk tersebut.
"Minta alokasi gas, sudah saya berikan, banyak jumlahnya. Jadi yang mereka butuhkan untuk pupuk lima pabrik baru sudah," ungkapnya. (Pew/Shd)
"Kalau kurang gas ke saya, jangan ke KPK. kalau ke KPK ada korupsi ke KPK, jangan minta gas ke KPK, mobil Ke KPK, capek KPK-nya," kata Jero, dalam sidang Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) ke-10, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (12/7/2013).
Menurutnya, pemerintah saat ini telah melakukan keberpihakan terhadap industri domestik dalam hal alokasi gas. Salah satunya adalah alokasi gas dari lapangan Migas milik British Petroleum (BP) di Tangguh Train III Papua yang dialokasikan untuk domestik sebesar 40%.
"Biar cepet kerjanya ekspornya dikurangi pelan-pelan, domestiknya gede. Yang besar BP Tangguh train 1&2, train 3 di era SBY dapat 40% untuk domestik, pertama kali kontrak gas 40% dapat. Jadi mari kita saling dukung," ungkap Jero.
Jero mengatakan instansinya sudah mengalokasikan gas untuk lima pabrik pupuk baru di Indonesia. Dirinya juga sudah menetukan harga yang layak untuk pabrik pupuk tersebut. "Yang panteslah. Kalau misal ada ketidakpuasan biar ke saya,"Â Â tegasnya.
Kelima peneriman gas itu adalah pabrik pupuk yang berlokasi di Kalimantan Timur, Aceh, Pupuk Sriwijaya, Pupuk Kujang serta Pupuk Gresik. Sementara untuk jumlahnya, Jero hanya mengaku telah mengalokasikan volume gas cukup besar kepada lima pabrik pupuk tersebut.
"Minta alokasi gas, sudah saya berikan, banyak jumlahnya. Jadi yang mereka butuhkan untuk pupuk lima pabrik baru sudah," ungkapnya. (Pew/Shd)