Pemerintah menjamin ketersedian pasokan energi selama perayaan hari besar keagamaan seperti Lebaran, dan hari besar lain hingga akhir tahun.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, saat ini pemerintah telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan pasokan energi selama perayaan hari besar agar masyarakat bisa tenang.
"Saya tambahkan persiapan Lebaran biar masyarakat tenang, ada lima persiapan," ujar Jero di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Dia menyebutkan, persiapan pertama dengan memastikan ketahanan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan stok 21 hari. Kemudian menyediakan 41 kantung Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Selain itu menambah stok ketahanan BBM di wilayah Jawa Tengah. Lokasi ini dinilai menjadi masyoritas tujuan pemudik.
Persiapan lain menjaga persediaan gas elpiji selama 17 hari. Menurut dia hal ini harus dilakukan mengingat biasanya menghadapi hari besar keagamaan konsumsi elpiji ikut bertambah.
"Elpiji 17 hari stoknya, kemudian biasa lebaran banyak masak lontong, opor. Apakah harga akan naik?, tidak tenanglah," tandas dia.
Jero menambahkan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk kendaraan saat ini juga menjadi fokusnya. Pemerintah ikut menjaga ketersedian BBG saat hari raya Lebaran, khusunya BBG untuk Trans Jakarta sebagai konsumen utama.
"Kemudian BBG banyak di DKI, digunakan Trans Jakarta, tapi karena rakyat mudik agak berkurang," tuturnya.
Selain itu, Jero mengungkapkan, yang lebih penting dari semuanya adalah menjaga pasokan listrik. Saat Lebaran dipastikan pasokannya aman. Bahkan, untuk mengantisipasi gangguan seperti sambaran petir, pihaknya sudah memasang penangkal petir di lokasi yang rawan.
"Listrik agak enak, karena libur besar kompleks kawasan industri listriknya nggak terpakai. Kita waspadai gardu-gardu jangan tersambar petir, kita pasang penangkal petir," tuturnya.
Persiapan terakhir, pemerintah mengantisipasi bencana dengan menyiapkan data geologi. Hal ini bertujuan untuk tanggap darurat jika sewaktu-waktu terjadi musibah bencana alam.
"Kami punya badan geologi, kemungkinan tanah longsor kita sudah beri buku dan peta, Gubernur dan Walikota sudah punya buku daerah yang rawan longsor, sehinga sudah disiapkan alat berat didekatkan situ kalau longsor terjadi," pungkasnya. (Pew/Nur)
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, saat ini pemerintah telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan pasokan energi selama perayaan hari besar agar masyarakat bisa tenang.
"Saya tambahkan persiapan Lebaran biar masyarakat tenang, ada lima persiapan," ujar Jero di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (29/7/2013).
Dia menyebutkan, persiapan pertama dengan memastikan ketahanan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan stok 21 hari. Kemudian menyediakan 41 kantung Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Selain itu menambah stok ketahanan BBM di wilayah Jawa Tengah. Lokasi ini dinilai menjadi masyoritas tujuan pemudik.
Persiapan lain menjaga persediaan gas elpiji selama 17 hari. Menurut dia hal ini harus dilakukan mengingat biasanya menghadapi hari besar keagamaan konsumsi elpiji ikut bertambah.
"Elpiji 17 hari stoknya, kemudian biasa lebaran banyak masak lontong, opor. Apakah harga akan naik?, tidak tenanglah," tandas dia.
Jero menambahkan Bahan Bakar Gas (BBG) untuk kendaraan saat ini juga menjadi fokusnya. Pemerintah ikut menjaga ketersedian BBG saat hari raya Lebaran, khusunya BBG untuk Trans Jakarta sebagai konsumen utama.
"Kemudian BBG banyak di DKI, digunakan Trans Jakarta, tapi karena rakyat mudik agak berkurang," tuturnya.
Selain itu, Jero mengungkapkan, yang lebih penting dari semuanya adalah menjaga pasokan listrik. Saat Lebaran dipastikan pasokannya aman. Bahkan, untuk mengantisipasi gangguan seperti sambaran petir, pihaknya sudah memasang penangkal petir di lokasi yang rawan.
"Listrik agak enak, karena libur besar kompleks kawasan industri listriknya nggak terpakai. Kita waspadai gardu-gardu jangan tersambar petir, kita pasang penangkal petir," tuturnya.
Persiapan terakhir, pemerintah mengantisipasi bencana dengan menyiapkan data geologi. Hal ini bertujuan untuk tanggap darurat jika sewaktu-waktu terjadi musibah bencana alam.
"Kami punya badan geologi, kemungkinan tanah longsor kita sudah beri buku dan peta, Gubernur dan Walikota sudah punya buku daerah yang rawan longsor, sehinga sudah disiapkan alat berat didekatkan situ kalau longsor terjadi," pungkasnya. (Pew/Nur)