Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi menyatakan kesepakatan perdagangan atau yang disebut Preferential Trade Agreement (PTA) Indonesia dengan Pakistan terealisasi dalam hitungan minggu.
Keberadaan perjanjian kerjasama ini, diharapkan mampu mendorong ekspor komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oli (CPO) ke negara tersebut semakin meningkat.
"Dalam hitungan hari atau minggu akan segera direlisasikan kesepakatan kerjasama kita dengan Pakistan, dengan adanya ini kita akan mendapatkan benefit lebih dari produk CPO yang kita ekspor kesana," ujar dia di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakatra Pusat, Kamis (15/8/2013).
Bayu mengatakan bila perjanjian kerjasama ini telah terealisasi maka peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor CPO ke negara tersebut atau ke negara lain yang melalui Pakistan akan semakin terbuka.
Pada tahun 2012 lalu saja ekspor CPO ke negara tersebut mencapai US$ 714 juta dan pada tahun 2013 ini diharapkan akan mampu bertambah sekitar US$ 200 juta-US$ 300 juta.
"Nah nanti pada tahun 2014 kita bisa memproyeksikan ekspor kita ke Pakistan dan negara sekitarnya atau ekspor kita yang melalui Pakistan bisa mencapai US$ 1,5 miliar. Jadi mudah-mudahan minggu depan sudah bisa ditanda tangani dan bisa langsung klik," tandas dia.
Jika CPO Indonesia ini dihargai sebesar US$ 700-US$ 800 per ton, maka ekspor akan meningkat sebesar US$ 1,6 miliar sehingga ini diharapkan bisa menggenjot ekspor komoditas asal Indonesia. (Dny/Nur)
Keberadaan perjanjian kerjasama ini, diharapkan mampu mendorong ekspor komoditas minyak kelapa sawit atau crude palm oli (CPO) ke negara tersebut semakin meningkat.
"Dalam hitungan hari atau minggu akan segera direlisasikan kesepakatan kerjasama kita dengan Pakistan, dengan adanya ini kita akan mendapatkan benefit lebih dari produk CPO yang kita ekspor kesana," ujar dia di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakatra Pusat, Kamis (15/8/2013).
Bayu mengatakan bila perjanjian kerjasama ini telah terealisasi maka peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor CPO ke negara tersebut atau ke negara lain yang melalui Pakistan akan semakin terbuka.
Pada tahun 2012 lalu saja ekspor CPO ke negara tersebut mencapai US$ 714 juta dan pada tahun 2013 ini diharapkan akan mampu bertambah sekitar US$ 200 juta-US$ 300 juta.
"Nah nanti pada tahun 2014 kita bisa memproyeksikan ekspor kita ke Pakistan dan negara sekitarnya atau ekspor kita yang melalui Pakistan bisa mencapai US$ 1,5 miliar. Jadi mudah-mudahan minggu depan sudah bisa ditanda tangani dan bisa langsung klik," tandas dia.
Jika CPO Indonesia ini dihargai sebesar US$ 700-US$ 800 per ton, maka ekspor akan meningkat sebesar US$ 1,6 miliar sehingga ini diharapkan bisa menggenjot ekspor komoditas asal Indonesia. (Dny/Nur)