Juru Bicara Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Yassona H. Laolly menilai pertumbuhan ekonomi yang mencapai angka 6% belum sepenuhnya merata dirasakan rakyat Indonesia.
Bahkan masih ada ratusan daerah tertinggal dinilai hanya memiliki kemampuan konsumsi masyarakat jauh di atas rata-rata.
"Masih terdapat 181 daerah tertinggal dan sekitar 84% masyarakat Indonesia hanya mampu berbelanja di bawah Rp 1 juta per bulan. Mirisnya lagi ada hanya bisa membelanjakan di bawah Rp 500 per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup," ujar dia saat memberi pandangan terhadap RUU APBN 2014 di gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Lebih jauh Yassona mengatakan, penduduk miskin dan rentan miskin pada 2009 berjumlah 53 juta orang dan saat ini menyisakan sekitar 52 juta penduduk.
"Sekitar 42 juta rakyat masih mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan dasar. Jumlah ini sama dengan tahun 2009. Begitupula dengan Nilai Tukar Petani (NTP) sejak tiga tahun lalu hanya berada di angka 105 dan cukup melawan inflasi," tutur dia.
RAPBN 2014, menurut Yassona, merupakan momentum terakhir dari pelaksanaan janji pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam RPJMN 2010-2014.
Di tahun terakhir masa kepemimpinan SBY, pemerintah mematok target pendapatan negara sebesar Rp 1.662,5 triliun di RAPBN 2014.
"Pendapatan negara hendaknya dapat diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat dalam upaya mengentas kemiskinan, menjaga daya beli masyarakat, penciptaan lapangan kerja serta peningkatan kesejahteraan petani, nelayan dan buruh," tukas dia.(Fik/Nur)
Bahkan masih ada ratusan daerah tertinggal dinilai hanya memiliki kemampuan konsumsi masyarakat jauh di atas rata-rata.
"Masih terdapat 181 daerah tertinggal dan sekitar 84% masyarakat Indonesia hanya mampu berbelanja di bawah Rp 1 juta per bulan. Mirisnya lagi ada hanya bisa membelanjakan di bawah Rp 500 per bulan untuk memenuhi kebutuhan hidup," ujar dia saat memberi pandangan terhadap RUU APBN 2014 di gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/8/2013).
Lebih jauh Yassona mengatakan, penduduk miskin dan rentan miskin pada 2009 berjumlah 53 juta orang dan saat ini menyisakan sekitar 52 juta penduduk.
"Sekitar 42 juta rakyat masih mencari pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan dasar. Jumlah ini sama dengan tahun 2009. Begitupula dengan Nilai Tukar Petani (NTP) sejak tiga tahun lalu hanya berada di angka 105 dan cukup melawan inflasi," tutur dia.
RAPBN 2014, menurut Yassona, merupakan momentum terakhir dari pelaksanaan janji pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dalam RPJMN 2010-2014.
Di tahun terakhir masa kepemimpinan SBY, pemerintah mematok target pendapatan negara sebesar Rp 1.662,5 triliun di RAPBN 2014.
"Pendapatan negara hendaknya dapat diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat dalam upaya mengentas kemiskinan, menjaga daya beli masyarakat, penciptaan lapangan kerja serta peningkatan kesejahteraan petani, nelayan dan buruh," tukas dia.(Fik/Nur)