[VIDEO] Paul Keating: Saya Ingin Australia Bergabung ke ASEAN

"Artinya peran lebih besar akan dimainkan dalam ekonomi maupun secara strategis oleh Indonesia," kata Keating.

oleh Liputan6 diperbarui 09 Sep 2013, 18:27 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2013, 18:27 WIB
wawancara-kiting-130909b.jpg
Paul Keating adalah mantan Perdana Menteri Australia yang pertama kali menjalin hubungan bilateral dengan Indonesia pada masa Soeharto. Keating juga dikenal sebagai penggagas berdirinya Forum APEC, Kerjasama Negara-negara Asia Pasifik yang tahun ini akan digelar di Indonesia.

Berikut wawancara dengan Paul Keating di Bali yang disiarkan Liputan 6 SCTV, Senin (9/9/2013).

T : Bagaimana Anda menjalin hubungan Bilateral Indonesia-Australia pada masa Soeharto? bagaimana Anda melihat sosoknya dan menjalin hubungan dengannya?

J: Peristiwa penting sesudah perang dingin bagi Australia adalah terpilihnya Soeharto. Ini adalah pemerintah yang menciptakan stabilitas di Asia, pemerintah yang meletakkan cetak biru ASEAN. Meski pun banyak dikritik, dia (Soeharto) bijak dan tegas. Menurut saya, Australia belum memberikan pengakuan baru terhadap stabilitas yang diciptakannya. Saya mengubah kebijakan itu semua. Sebelum saya, semuanya dilihat dari sisi Timor Timur. Meski pun HAM dan Timor Timur penting, saya tidak melihat hal itu saja. Saya tidak ingin persoalan itu memelintir hubungan Indonesia-Australia. Dengan Presiden Soeharto, kami membentuk hubungan yang benar-benar baru. Kami mengakui kekuatan masing-masing, sehingga menciptakan rasa keamanan lebih luas.

T: Kontribusi Anda bagi Indonesia sangat berarti. Bagaimana peran Anda dalam menjadikan Indonesia bagian dari G20?

J: G20 terbentuk sesudah masa pemerintahan saya. Saya berperan dalam forum pemimpin APEC dengan Soeharto. Presiden Bill Clinton dan saya membangun pertemuan pemimpin APEC. Selama Perang Dingin, Soeharto memimpin Gerakan Non Blok. Saat perang dingin berakhir 1989-1989, 2 tahun setelahnya, saya mulai membangun forum Pemimpin APEC. Terjadi pergeseran besar. Soeharto membuat peralihan besar. Setelah selama 30 tahun di Gerakan Non Blok, dalam 2 tahun, Ia memilih bergabung bersama Australia, AS, China dan Jepang dalam organisasi baru.

Seperti kita ketahui ini adalah ulang tahun APEC ke-20 dan akan digelar di Indonesia. Saya berperan dalam G-20, tetapi saya akan dengan senang membicarakan Indonesia dan G-20. Tantangan bagi Indonesia jika ekonomi Indonesia terus tumbuh 5-6 persen, maka tahun 2040 Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-4 atau ke-5 dunia. Ini artinya peran lebih besar akan dimainkan dalam ekonomi maupun secara strategis.

T: Melihat situasi ini, apa yang akan dilakukan Indonesia dan Australia di masa mendatang?

J: Saya pikir Australia bisa menjadi anggota ASEAN. Tidak sekarang tentu. Namun, saya ingin menyaksikan Australia bergabung dengan ASEAN. (Adi/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya