PT Jakarta Monorail berencana mendatangkan kereta monorel dari China ketimbang buatan dalam negeri. Kereta monorel tersebut merupakan besutan dari perusahaan manufaktur yang terkenal dengan sistem mass rapid transit (MRT), China CNR Corporation Limited (CNR).
Direktur Teknis Jakarta Monorail, Rosa Bovanantoo mengungkapkan, pihaknya akan mulai mengoperasikan sebanyak 75 gerbong kereta dalam uji coba monorel (commisioning) pada tahap awal.
"Penyelesaian konstruksi jalur hijau (green line) ditargetkan akhir 2016 yang menjadi tahap awal pembangunan proyek monorel. Dan saat itu pula, kami akan menggelar commisioning dengan 75 gerbong kereta monorel," tutur dia saat ditemui usai Groundbreaking Proyek Monorel Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Jakarta Monorail berniat mengoperasikan 200 gerbong kereta. Rencana itu akan dilakukan secara bertahap apabila uji coba monorel berlangsung sukses dengan memegang izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sementara satu rangkaian kereta terdiri dari empat sampai enam gerbong.
Dari pengadaan 75 gerbong kereta monorel yang akan dipakai dalam tahap commisioning, sebanyak 30 kereta berasal dari China. Sisanya akan didatangkan lewat pola kemitraan antara perusahaan dengan produsen kereta lainnya, termasuk dari Indonesia.
Kenapa pakai kereta dari China?
"Alasan kami memakai kereta dari China adalah pertama, karena kereta tersebut sudah diadopsi dari monorel Jepang. Kedua, sistem kereta monorel China lebih straddle dan ketiga memiliki kapasitas lebih besar," ujarnya.
Kereta monorel dari CNR itu, lanjut dia, sudah berjalan melayani masyarakat kota Chongqing di China yang mempunyai basis penduduk hampir sama dengan populasi Jakarta.
Kereta monorel China juga memiliki kemampuan ekspansi hingga delapan gerbong kereta dalam satu rangkaian dengan daya tampung sekitar 800 ribu penumpang.
"Populasi penduduk di Chongqing adalah urutan kelima terbesar di dunia, atau mendekati populasi Jakarta. Bahkan kereta monorel di kota itu sudah mampu berjalan sepanjang 150 kilometer (km)," papar Bovanantoo.
Jakarta Monorail memastikan akan tetap menggunakan kereta monorel buatan dalam negeri, seperti PT INKA (Persero) dan pabrikan lain. "Bukan berarti kereta buatan lokal cepat rusak atau apa, tapi kami kan sudah mengevaluasi secara handal bahwa ada skema finansial dari Chongqing," ucapnya.
Saat ini, Jakarta Monorail masih dalam tahap penyelesaian dokumen teknis rolling stock untuk proyek monorel dengan CNR yang merupakan BUMN Republik China. (Fik/Shd)
Direktur Teknis Jakarta Monorail, Rosa Bovanantoo mengungkapkan, pihaknya akan mulai mengoperasikan sebanyak 75 gerbong kereta dalam uji coba monorel (commisioning) pada tahap awal.
"Penyelesaian konstruksi jalur hijau (green line) ditargetkan akhir 2016 yang menjadi tahap awal pembangunan proyek monorel. Dan saat itu pula, kami akan menggelar commisioning dengan 75 gerbong kereta monorel," tutur dia saat ditemui usai Groundbreaking Proyek Monorel Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Jakarta Monorail berniat mengoperasikan 200 gerbong kereta. Rencana itu akan dilakukan secara bertahap apabila uji coba monorel berlangsung sukses dengan memegang izin dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sementara satu rangkaian kereta terdiri dari empat sampai enam gerbong.
Dari pengadaan 75 gerbong kereta monorel yang akan dipakai dalam tahap commisioning, sebanyak 30 kereta berasal dari China. Sisanya akan didatangkan lewat pola kemitraan antara perusahaan dengan produsen kereta lainnya, termasuk dari Indonesia.
Kenapa pakai kereta dari China?
"Alasan kami memakai kereta dari China adalah pertama, karena kereta tersebut sudah diadopsi dari monorel Jepang. Kedua, sistem kereta monorel China lebih straddle dan ketiga memiliki kapasitas lebih besar," ujarnya.
Kereta monorel dari CNR itu, lanjut dia, sudah berjalan melayani masyarakat kota Chongqing di China yang mempunyai basis penduduk hampir sama dengan populasi Jakarta.
Kereta monorel China juga memiliki kemampuan ekspansi hingga delapan gerbong kereta dalam satu rangkaian dengan daya tampung sekitar 800 ribu penumpang.
"Populasi penduduk di Chongqing adalah urutan kelima terbesar di dunia, atau mendekati populasi Jakarta. Bahkan kereta monorel di kota itu sudah mampu berjalan sepanjang 150 kilometer (km)," papar Bovanantoo.
Jakarta Monorail memastikan akan tetap menggunakan kereta monorel buatan dalam negeri, seperti PT INKA (Persero) dan pabrikan lain. "Bukan berarti kereta buatan lokal cepat rusak atau apa, tapi kami kan sudah mengevaluasi secara handal bahwa ada skema finansial dari Chongqing," ucapnya.
Saat ini, Jakarta Monorail masih dalam tahap penyelesaian dokumen teknis rolling stock untuk proyek monorel dengan CNR yang merupakan BUMN Republik China. (Fik/Shd)