Kantor Berita Radio Nasional, Radio Republik Indonesia (RRI) mendesak pemerintah menyalurkan dana Rp 1 triliun. Anggaran tersebut dibutuhkan lembaga penyiaran negara nirlaba ini untuk merevitalisasi seluruh sarana dan prasarana mulai dari penyediaan konten hingga pemeliharaan pemancar.
"Kalau kami bilang Rp 1 triliun cukup atau tidak, tahu-tahunya sarana-sarana pemancar kami sudah tua, ada yang sudah mulai beroperasi tahun 1980-an, ini saya pikir kalau dalam konteks merevitalisasi total, di angka itu bisa jadi kurang. Jadi tergantung pemerintah memiliki komitmen menjadikan RRI sebagai corong negara," ungkap Direktur Layanan dan pengembangan usaha LPP RRI, Hasto Kuncoro saat ditemui di Kantor RRI, Jakarta, Senin (18/11/2013).
Pada 2012, RRI mendapatkan kucuran dana dari pemerintah sebesar Rp 700 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membiayai sekitar 6.000 karyawan dan 81 stasiun pemancar.
"Untuk tahun ini Insya Allah naik, tapi lebih tepatnya berapa itu ada di direktorat keuangan, saya kurang paham," jelasnya
Kucuran dana untuk RRI pada 2012 tersebut diakui masih kurang karena kebutuhan pendanaan yang cukup besar. Bahkan anggaran negara tersebut dianggap kurang idel untuk tujuan membentuk sebuah lembaga pencerahan publik sekaligus corong negara.
"Rp 700 miliar itu dibagi 81 stasiun dengan karyawan sekitar 6000, pemancar ada 200 lebih, program kita ada 200, berarti pemancar 200 lebih lah ya, jadi hitung sendiri apakah angka itu angka yang ideal?" tanyanya.
RRI saat ini mengaku tengah berkonsentrasi mengembangkan program-program khusus untuk mengedukasi masyarakat perbatasan. Selama ini, masyarakat di perbatasan Indonesia umumnya maish mendengarkan 7 stasiun radio yang seluruhnya beroperasi di Malaysia.
Dari fakta tersebut, RRI mengajak seluruh kementrian dan lembaga pemerintah untuk memberikan dan mengisi program-program di RRI agar masyarakat perbatasan tercerdaskan akan kondisi negaranya. (Yas/Shd)
"Kalau kami bilang Rp 1 triliun cukup atau tidak, tahu-tahunya sarana-sarana pemancar kami sudah tua, ada yang sudah mulai beroperasi tahun 1980-an, ini saya pikir kalau dalam konteks merevitalisasi total, di angka itu bisa jadi kurang. Jadi tergantung pemerintah memiliki komitmen menjadikan RRI sebagai corong negara," ungkap Direktur Layanan dan pengembangan usaha LPP RRI, Hasto Kuncoro saat ditemui di Kantor RRI, Jakarta, Senin (18/11/2013).
Pada 2012, RRI mendapatkan kucuran dana dari pemerintah sebesar Rp 700 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membiayai sekitar 6.000 karyawan dan 81 stasiun pemancar.
"Untuk tahun ini Insya Allah naik, tapi lebih tepatnya berapa itu ada di direktorat keuangan, saya kurang paham," jelasnya
Kucuran dana untuk RRI pada 2012 tersebut diakui masih kurang karena kebutuhan pendanaan yang cukup besar. Bahkan anggaran negara tersebut dianggap kurang idel untuk tujuan membentuk sebuah lembaga pencerahan publik sekaligus corong negara.
"Rp 700 miliar itu dibagi 81 stasiun dengan karyawan sekitar 6000, pemancar ada 200 lebih, program kita ada 200, berarti pemancar 200 lebih lah ya, jadi hitung sendiri apakah angka itu angka yang ideal?" tanyanya.
RRI saat ini mengaku tengah berkonsentrasi mengembangkan program-program khusus untuk mengedukasi masyarakat perbatasan. Selama ini, masyarakat di perbatasan Indonesia umumnya maish mendengarkan 7 stasiun radio yang seluruhnya beroperasi di Malaysia.
Dari fakta tersebut, RRI mengajak seluruh kementrian dan lembaga pemerintah untuk memberikan dan mengisi program-program di RRI agar masyarakat perbatasan tercerdaskan akan kondisi negaranya. (Yas/Shd)