Meski pernah nyaris bangkrut, kini Irlandia membuktikan ketangguhan perekonomiannya dengan merebut peringkat teratas sebagai negara terbaik untuk berbisnis di dunia. Dalam urutan negara tempat berbisnis terhebat di dunia yang dirilis Forbes, Irlandia tercatat mampu menggeser negara-negara besar seperti Amerika Serikat (AS) dan Swiss.
Seperti mengutip laman Forbes, Jumat (6/11/2013), tiga tahun lalu, pemerintah Eropa dan International Monetary Fund (IMF) menggulirkan paket dana talangan senilai US$ 113 miliar guna menyokong kebutuhan finansia negara dan memperbaiki sistem perbankan Irlandia. Pinjaman tersebut didatangkan setelah perekonomian Irlandia menjadi korban krisis finansial, Great Recession.
Pusat persoalan ekonomi Irlandia saat itu terletak pada harga-harga sektor perumahan yang melonjak tajam. Bahkan dengan pendapatan terbaru negara, harga-harga properti hunian di sana baru 50% pulih sejak mencapai harga tertingginya pada 2007.
Meski begitu, selama 20 tahun ke depan, para analisa dari Moody's Analytics tak melihat adanya potensi lonjakan harga di sektor perumahan.
Hebatnya, meski mengalami kesulitan ekonomi, Irlandia masih mampu mengelola lingkungan bisnis yang positif. Buktinya, pemerintah Irlandia berhasil menarik sejumlah investasi dari perusahaan-perusahaan terbesar di dunia selama sepuluh tahun terakhir.
Tak sia-sia, upaya pemerintahnya membuat Irlandia merebut tempat pertama dalam daftar Best Countries for Business yang dirilis Forbes. Prestasi bisnis ini baru pertama kalinya dicapai Irlandia.
Nilai tertinggi Irlandia diperoleh dari keterbukaannya pada berbagai bisnsi baru. Bahkan negara tersebut juga diketahui tak memberikan beban pajak besar bagi para investor yang menanamkan modal di wilayahnya.
"Irlandia terus mampu menarik investasi langsung asing meskipun berada di tengah gejolak perekonomian internal," ungkap ekonom Moody's Analytics Melanie Bowler.
Uniknya, kesulitan ekonomi yang dialami Irlandia justru membuatnya menjadi lebih menarik bagi perusahaan-perusahaan besar untuk masuk ke dalamnya. Belum lagi, upah nasional anjlok sekitar 17% antara 2008-2011 yang membuat pengeluaran perusahaan lebih terkendali.
Selain itu, tingginya tingkat pengangguran menyediakan banyak peluang bagi perusahaan asing untuk melakukan perekrutan pegawai baru. Tak heran, saat ini lebih dari 1.000 perusahaan asing di Irlandia dan berhasil mempekerjakan lebih dari 150 ribu pegawai asal negara tersebut. (Sis/Ndw)
Seperti mengutip laman Forbes, Jumat (6/11/2013), tiga tahun lalu, pemerintah Eropa dan International Monetary Fund (IMF) menggulirkan paket dana talangan senilai US$ 113 miliar guna menyokong kebutuhan finansia negara dan memperbaiki sistem perbankan Irlandia. Pinjaman tersebut didatangkan setelah perekonomian Irlandia menjadi korban krisis finansial, Great Recession.
Pusat persoalan ekonomi Irlandia saat itu terletak pada harga-harga sektor perumahan yang melonjak tajam. Bahkan dengan pendapatan terbaru negara, harga-harga properti hunian di sana baru 50% pulih sejak mencapai harga tertingginya pada 2007.
Meski begitu, selama 20 tahun ke depan, para analisa dari Moody's Analytics tak melihat adanya potensi lonjakan harga di sektor perumahan.
Hebatnya, meski mengalami kesulitan ekonomi, Irlandia masih mampu mengelola lingkungan bisnis yang positif. Buktinya, pemerintah Irlandia berhasil menarik sejumlah investasi dari perusahaan-perusahaan terbesar di dunia selama sepuluh tahun terakhir.
Tak sia-sia, upaya pemerintahnya membuat Irlandia merebut tempat pertama dalam daftar Best Countries for Business yang dirilis Forbes. Prestasi bisnis ini baru pertama kalinya dicapai Irlandia.
Nilai tertinggi Irlandia diperoleh dari keterbukaannya pada berbagai bisnsi baru. Bahkan negara tersebut juga diketahui tak memberikan beban pajak besar bagi para investor yang menanamkan modal di wilayahnya.
"Irlandia terus mampu menarik investasi langsung asing meskipun berada di tengah gejolak perekonomian internal," ungkap ekonom Moody's Analytics Melanie Bowler.
Uniknya, kesulitan ekonomi yang dialami Irlandia justru membuatnya menjadi lebih menarik bagi perusahaan-perusahaan besar untuk masuk ke dalamnya. Belum lagi, upah nasional anjlok sekitar 17% antara 2008-2011 yang membuat pengeluaran perusahaan lebih terkendali.
Selain itu, tingginya tingkat pengangguran menyediakan banyak peluang bagi perusahaan asing untuk melakukan perekrutan pegawai baru. Tak heran, saat ini lebih dari 1.000 perusahaan asing di Irlandia dan berhasil mempekerjakan lebih dari 150 ribu pegawai asal negara tersebut. (Sis/Ndw)