Pasar Ritel Topang Sektor Properti di Tahun Politik

Pertumbuhan pasar ritel akan menopang pasar properti seiring gaya hidup kelas menengah yang menyukai jalan di pusat perbelanjaan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Jan 2014, 20:04 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2014, 20:04 WIB
kredit-properti-131126b.jpg
Meski pasar properti akan melambat pada 2014, pusat perbelanjaan masih dapat tumbuh positif. Hal itu seiring gaya hidup kelas menengah yang suka jalan ke mal.

Head of Markets Jones Lang LaSalle, Angela Wibowo menuturkan, sektor ritel merupakan salah satu sektor yang bertumbuh relatif cukup stabil dibandingkan lainnya pada 2013.

Di tahun lalu, total penyerapan sewa di mal Jakarta mencapai 179 ribu meter persegi. Tingkat hunian pun tetap di kisaran 93%. Pertumbuhan pasar ritel di Jakarta terus didukung ekspansi peritel baik yang sudah ada maupun yang baru masuk ke Indonesia.

"Tahun ini ritel akan menopang sedikit perlambatan di sektor properti karena jumlah kalangan menengah meningkat dengan gaya hidup suka jalan ke mal. Harga sewa yang naik pun masih bisa teratasi," tutur dia, Kamis (23/1/2014).

Selain itu, berdasarkan realisasi sektor properti pada 2013, Angela mengatakan, sektor penyerapan ruang kantor di daerah Central Business District (CBD) sepanjang kuartal III-2013 kembali menurun dari sekitar 61 ribu meter persegi menjadi sekitar 24 ribu meter persegi.

"Tapi hal itu tak membuat tingkat hunian menurun, tapi malah naik menjadi 94% dari akhir tahun 2013 kemarin. Sedangkan di daerah non-CBD, total penyerapan sepanjang 2013 turun 27% menjadi sekitar 150 ribu meter persegi atau lebih rendah dibanding 2012," ucap dia.

Angela bilang, penurunan volume permintaan tidak membuat harga sewa rata-rata turun. Menurut Angela, kenaikan nilai tukar dolar AS memang memberikan tekanan bagi sebagian pemilik gedung untuk membuka ruang negosiasi dengan para penyewa, tapi harga sewa yang diumumkan tidak mengalami penurunan.

Di sisi lain, penjualan kondominium sepanjang periode tiga bulan terakhir tahun lalu turun menjadi sekitar 2.250 unit. Dengan demikian, total penjualan kondominium di Jakarta selama 2013 mencapai sekitar 13.260 unit. "Harga rata-rata kondominium 15% lebih rendah dibanding 2012 ketika harga naik sampai dengan 22%," imbuhnya. (Fik/Ahm)


Baca juga:

Kantor & Mal Lebih Nyaman Bayar Sewa Pakai Dolar AS

2014, Tahun Tepat Buat Investasi Rumah

Beli Tanah di Kupang Cuma Rp 2 Juta per 300 Meter



Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya