Kemampuan Indonesia dalam membuat armada bus tak bisa lagi diremehkan. Di kawasan Asia Tenggara, produk bus angkutan umum karya Indonesia merupakan jawaranya.
Klaim Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ini tentu menjadi angin segar ditengah polemik cacat produk pada armada bus Transjakarta impor belum lama ini.
Sayang, dengan kemampuan yang mumpuni ini, Indonesia justru tak memiliki produk bus dengan nama sendiri. Produk bus asal putra Indonesia lebih banyak menumpang nama-nama produsen besar luar negeri.
"Bus single kita jawara dari dulu, di ASEAN bus itu nomor satu, tapi tidak ada brand sendiri, itu perlu pengusaha. Kalau bikin investasi sampai Rp 3 triliun bisa rugi, banyak yang rugi," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi.
Artikel mengenai bus produksi Indonesia menjadi salah satu informasi yang paling menyita perhatian pembaca Liputan6.com sepanjang Selasa (18/2/2014):
Berikut adalah lima artikel paling populer sepanjang hari ini:
1. Meski Tak Punya Merek, Indonesia Jawara Bikin Bus
Di tengah polemik armada bus transjakarta impor asal China, Kementerian Perindustrian membawa kabar mengejutkan. Produk bus asal Indonesia selama ini ternyata menjadi jawara di kawasan ASEAN.
Tangan-tangan terampil putra Indonesia yang mampu membuat bus ini sayangnya masih belum muncul dengan nama sendiri. Kendala investasi membuat bus bermerek asli Indonesia agak sulit diwujudkan.
2. Temukan Kecurangan, Kemana Tenaga Honorer Harus Mengadu?
Setelah lebih dari sepekan pengumuman hasil tes CPNS jalur honere diumumkan, berbagai dugaan kecurangan akhirnya muncul. Berbagai cara memang coba dilakukan calon abdi negara untuk bisa lolos tes.
Salah seorang wanita yang berprofesi sebagai pegawai honorer mengungkapkan peserta tes CPNS jalur honorer berani memanipulasi masa kerja demi lolos ujian. Mendapati laporan itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengusulkan agar laporan kecurangan disampaikan ke BKD, Bupati, BKN, dan Kementerian PAN-RB.
3. Rupiah Menguat, Tarif Maskapai Tak Jadi Naik?
Menguatnya nilai tukar rupiah memaksa pemerintah mengkaji ulang rencana kenaikan tarif maskapai penerbangan. Selama ini, maskapai selalu mengeluh operasional perusahaan sulit berkembang karena terus merosotnya rupiah.
Belum lama ini, pemerintah telah memutuskan untuk menaikan biaya tambahan bahan bakar (fuel surcharge) bagi maskapai. Namun, pemerintah memang belum memutuskan besaran kenaikan tarif pesawat.
4. RI Buat Pesawat Baru Lagi dalam 6 Tahun ke Depan
Industri penerbangan nasional sedang menyongsong kejayaannya kembali. Setelah berencana membuat N219, PT Dirgantara Indonesia kini tengah merancang generasi terbaru N250.
Pesawat N250 Next Generation yang diberi nama R80 ini akan mulai dipasarkan pada 2020. Pesawat buatan asli putra Indonesia ini dirancang menggunakan teknologi terbaru dengan kapasitas penumpang hingga 80 orang.
5. RI Kini Bukan Negara Kaya Minyak
Indonesia tak bisa lagi mengklaim sebagai negara kaya minyak. 23 miliar barel cadangan minyak Indonesia sudah terkuras habis dalam 50 tahun terakhir.
Kini Indonesia hanya bisa mengandalkan tak lebih dari 4 miliar barel. Dengan cadangan minyak ini, SKK Migas tak ragu mencabut gelar negara kaya minyak bagi Indonesia.(Shd)
Klaim Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ini tentu menjadi angin segar ditengah polemik cacat produk pada armada bus Transjakarta impor belum lama ini.
Sayang, dengan kemampuan yang mumpuni ini, Indonesia justru tak memiliki produk bus dengan nama sendiri. Produk bus asal putra Indonesia lebih banyak menumpang nama-nama produsen besar luar negeri.
"Bus single kita jawara dari dulu, di ASEAN bus itu nomor satu, tapi tidak ada brand sendiri, itu perlu pengusaha. Kalau bikin investasi sampai Rp 3 triliun bisa rugi, banyak yang rugi," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian, Budi Darmadi.
Artikel mengenai bus produksi Indonesia menjadi salah satu informasi yang paling menyita perhatian pembaca Liputan6.com sepanjang Selasa (18/2/2014):
Berikut adalah lima artikel paling populer sepanjang hari ini:
1. Meski Tak Punya Merek, Indonesia Jawara Bikin Bus
Di tengah polemik armada bus transjakarta impor asal China, Kementerian Perindustrian membawa kabar mengejutkan. Produk bus asal Indonesia selama ini ternyata menjadi jawara di kawasan ASEAN.
Tangan-tangan terampil putra Indonesia yang mampu membuat bus ini sayangnya masih belum muncul dengan nama sendiri. Kendala investasi membuat bus bermerek asli Indonesia agak sulit diwujudkan.
2. Temukan Kecurangan, Kemana Tenaga Honorer Harus Mengadu?
Setelah lebih dari sepekan pengumuman hasil tes CPNS jalur honere diumumkan, berbagai dugaan kecurangan akhirnya muncul. Berbagai cara memang coba dilakukan calon abdi negara untuk bisa lolos tes.
Salah seorang wanita yang berprofesi sebagai pegawai honorer mengungkapkan peserta tes CPNS jalur honorer berani memanipulasi masa kerja demi lolos ujian. Mendapati laporan itu, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengusulkan agar laporan kecurangan disampaikan ke BKD, Bupati, BKN, dan Kementerian PAN-RB.
3. Rupiah Menguat, Tarif Maskapai Tak Jadi Naik?
Menguatnya nilai tukar rupiah memaksa pemerintah mengkaji ulang rencana kenaikan tarif maskapai penerbangan. Selama ini, maskapai selalu mengeluh operasional perusahaan sulit berkembang karena terus merosotnya rupiah.
Belum lama ini, pemerintah telah memutuskan untuk menaikan biaya tambahan bahan bakar (fuel surcharge) bagi maskapai. Namun, pemerintah memang belum memutuskan besaran kenaikan tarif pesawat.
4. RI Buat Pesawat Baru Lagi dalam 6 Tahun ke Depan
Industri penerbangan nasional sedang menyongsong kejayaannya kembali. Setelah berencana membuat N219, PT Dirgantara Indonesia kini tengah merancang generasi terbaru N250.
Pesawat N250 Next Generation yang diberi nama R80 ini akan mulai dipasarkan pada 2020. Pesawat buatan asli putra Indonesia ini dirancang menggunakan teknologi terbaru dengan kapasitas penumpang hingga 80 orang.
5. RI Kini Bukan Negara Kaya Minyak
Indonesia tak bisa lagi mengklaim sebagai negara kaya minyak. 23 miliar barel cadangan minyak Indonesia sudah terkuras habis dalam 50 tahun terakhir.
Kini Indonesia hanya bisa mengandalkan tak lebih dari 4 miliar barel. Dengan cadangan minyak ini, SKK Migas tak ragu mencabut gelar negara kaya minyak bagi Indonesia.(Shd)