Piala Dunia 1990: Rekor-rekor Buruk Tercipta di Italia

Kamerun menjadi sorotan setelah menembus babak perempatfinal sebelum dihentikan Inggris.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 19 Mei 2014, 06:37 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2014, 06:37 WIB
Jerman Barat raih trofi Piala Dunia 1990
Jerman Barat raih trofi Piala Dunia 1990 (AFP/Staff)

Liputan6.com, Jakarta - Piala Dunia 1990 digelar di Italia. Putaran final ini menghasilkan rekor buruk sepanjang Piala Dunia, yakni turnamen dengan torehan gol paling sedikit, hanya 2,21 gol per laga. Meski demikian jumlah gol sedikit tidak mengurangi drama yang terjadi.

Bagi Italia, menjadi tuan rumah Piala Dunia adalah untuk kedua kalinya. Namun tak seperti tahun 1934 saat mereka menjadi juara, kali ini Italia hanya finis di peringkat ketiga,

Selain jumlah gol yang sedikit, putaran final kali ini juga menjadi yang terburuk dalam urusan kartu. Maklum, ada 16 kartu merah yang keluar dari kantong wasit sepanjang turnamen, termasuk satu kartu di laga final.

Turnamen ini sendiri digelar pada 8 Juni hingga 8 Juli 1990, Ada 12 kota yang menjadi penyelenggara dan diikuti 24 tim dari lima konfederasi.

Meski ada beberapa rekor buruk, Piala Dunia 1990 juga punya rekor positif. Seperti menjadi salah satu Piala Dunia yang paling banyak disaksikan pemirsa televisi. Yakni mencapai 26,69 juta pemirsa dari seluruh dunia.

Format Piala Dunia 1990 masih sama seperti format empat tahun sebelumnya. Ada 24 tim yang dibagi dalam enam grup. Dua tim teratas dan empat tim peringkat ketiga terbaik akan masuk ke babak gugur. Total ada 52 laga yang dimainkan dalam turnamen kali ini.

Salah satu penampilan tim yang menjadi sorotan di putaran final ini adalah Kamerun. Secara mengejutkan mereka mencapai babak perempat final sebelum kalah dari Inggris.

Roger Milla menjadi bintang dengan mencetak empat gol meski sudah berusia 38 tahun. Bahkan di babak grup, Kamerun menjadi pemuncak mengungguli Argentina, Rumania, dan Uni Soviet.

Pemenang di Piala Dunia Italia adalah Jerman Barat. Mereka mengalahkan juara bertahan Argentina dengan skor tipis 1-0 di partai puncak. Ini merupakan pembalasan dendam empat tahun sebelumnya sekaligus gelar terakhir Jerman Barat sebelum akhirnya bergabung bersama Jerman Timur.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya