Wenger Jadi Sasaran Pelecehan Fans The Gunners

Posisi pelatih asal Prancis itu, kembali dipertanyakan setelah Arsenal dikalahkan Stoke City

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 09 Des 2014, 20:40 WIB
Diterbitkan 09 Des 2014, 20:40 WIB
img_wenger-17.jpg
Arsenal manager, French Arsene Wenger watches his team playing against Derby County during their English Premier League football match on April 28, 2008 at Pride Park in Derby, England. AFP PHOTO/PAUL ELLIS

Liputan6.com, London - Manajer Arsene Wenger menjadi sasaran pelecehan oleh sekelompok pendukung Arsenal yang marah menyusul kekalahan timnya dari Stoke City, Sabtu 6 Desember lalu.

Seperti dilaporkan Daily Mail, Wenger dicemooh fans ketika akan naik kereta api di Stoke-on-Trent. Rupanya, usai pertandingan para pendukung The Gunners sengaja menunggu di stasiun untuk melihat tim kesayangannya. Dan, ketika Wenger muncul, sekelompok suporter langsung mencemoohnya, dan berteriak "keluar dari klub saya" dan lain berteriak "minggat,".

Posisi pelatih asal Prancis itu, kembali dipertanyakan setelah klub London Utara tersebut, dikalahkan Stoke 2-3 akhir pekan lalu. Hasil ini membuat posisi Arsenal melorot ke posisi keenam di Liga Inggris, tertinggal 13 poin di bawah pemimpin Chelsea.

Wenger, yang telah menjadi manajer Arsenal sejak tahun 1996, menandatangani kontrak baru musim panas lalu setelah sukses mempersembahkan Piala FA.

Lanjut ke halaman berikutnya------>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pesepakbola Profesional

Arsenal Dibuat Malu Stoke City
'Si Meriam London' gagal meledak di markas Stoke.

Sementara itu, Wenger sendiri sepenuhnya paham dengan reaksi fans Arsenal yang ramai-ramai mencibir dirinya.

“Kami harus bisa menerima [cibiran] itu, kami ini adalah pesepakbola profesional,” ujarnya. “Saya adalah orang yang kompetitif. Apa yang penting adalah pertandingan ke depan dan memberikan jawaban, yakni dengan memenangkan pertandingan," kata Wenger kepada Sky Sports News jelang laga melawan Galatasaray di matchday terakhir Liga Champions.

“Itu adalah bagian dari tugas kami di sini, Anda tidak selalu bisa mencari alasan. Kami memang merasa down. Semuanya merasakan itu. Ketika Anda memiliki kekecewaan maka Anda harus segera merespon, itulah arti dari kompetisi.

“Anda tidak bisa berkata kepada semua orang bahwa Anda tidak akan kalah. Banyak itm akan kalah di Stoke, Anda juga harus realistis,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya